Konsep Minimalis dalam Montessori

Metode montessori tidak saklek berbicara soal teori pengasuhan dan kurikulum pendidikan di ruang kelas belaka. Dalam montessori, lingkungan merupakan salah satu komponen penting  yang mempengaruhi tumbuh kembang  anak.  Terdapat hubungan yang dinamis antara anak, orang dewasa, dan lingkungan. Tak terkecuali lingkungan rumah.  Oleh karena itu, montessori juga menekankan kita akan pentingnya strategi penataan lingkungan yang kondusif. Salah satu strateginya adalah melalui unsur minimalis.

Jika memperhatikan ruangan kelas montessori, kita bisa lihat bahwa penataannya dibuat sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan anak. Rumah sebagai tempat utama berkumpul dan berinteraksi dengan keluarga pun sebetulnya bisa disulap menjadi lingkungan yang kondusif.  Berikut ini beberapa prinsip minimalis dalam penataan ruangan ala montessori dari buku The Montessori Toddler karya Simone Davies.

Kesederhanaan

Memiliki anak, apalagi yang masih berusia dini seringkali menjadi kendala dalam menata rumah. Alasannya, anak usia dini memiliki banyak kebutuhan. Mulai dari baju, mainan, alat makan,  sampai perangkat belajar seperti alat tulis dan sarana aktivitas anak. Padahal dalam montessori, kesederhanaan merupakan salah satu kunci. Alih-alih menyediakan banyak barang, orang tua cukup memajang beberapa sarana aktivitas anak saja. Dengan begitu anak-anak akan terlatih fokusnya dalam menguasai kegiatan tertentu dalam satu waktu.

Kerapian dan keteraturan

Konsep minimalis menekankan keteraturan. Metode montessori pun senantiasa mendukung hal tersebut melalui aktivitas pendukung sensorik dan motorik anak. Itulah kenapa di kelas-kelas montessori perangkat belajarnya tersimpan rapi di nampan atau rak khusus. Lewat hal ini kita bisa mengajarkan anak di mana suatu benda harusnya berada. Sebuah penanaman kebiasaan baik yang bisa kita mulai sejak dini di rumah.

Kebersihan

Konsep minimalis sangat khas dengan rutinitas berbenah dan tampilan yang bersih. Dalam metode montessori, anak-anak juga dikenalkan dengan kebersihan melalui aktivitas mandiri seperti menyapu dan membersihkan debu. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun koordinasi, konsentrasi, dan kemandirian mereka.

 

Nah, bagi para orang tua yang memiliki anak usia dini dan tertarik untuk menata rumahnya secara minimalis, tak perlu bingung kan. Ternyata kita bisa menerapkan konsep minimalis lewat metode montessori. Masih ada banyak tip lainnya seputar penerapan montessori di rumah dalam buku The Montessori Toddler karya Simone Davies yang tersedia di Mizanstore loh. Segera dapatkan bukunya ya!

Montessori Toddler oleh Simone Davies

Menjaga Kehamilan

Menjaga Kehamilan: Cara Orang Prancis Memang Paling Tenang dan Paling Santai!

Membayangkan hamil saja rasanya sudah mencemaskan, apalagi harus benar-benar menjaga kehamilan. Hamil terlihat sangat melelahkan dan penuh tantangan. Namun, hamil juga diwarnai kebahagiaan. Oleh karenanya, ada yang ingin merasakan pengalaman menjadi ibu hamil, tapi banyak juga yang hanya ingin punya anak tanpa harus hamil, apalagi melahirkan! Rasa sakitnya itu, lho .… Horor!

Untuk kita yang tinggal di Indonesia, menjaga kehamilan memang benar-benar ribet. Banyak aturan dan larangan yang harus kita ikuti. Mulai dari yang hanya sekadar mitos tak berdasar, hingga fakta berdasarkan penjelasan medis. Banyak mitos tentang kehamilan di Indonesia, seperti ibu hamil dilarang mewarnai rambut, harus makan dua kali lipat, tidak boleh makan nanas, dan masih banyak lagi mitos lintas generasi.

Rasa Cemas pada Ibu Hamil

Sebenarnya, bukan hanya Indonesia yang memiliki banyak aturan dan larangan dalam kehamilan. Amerika sebagai negara maju juga memiliki aturan yang ketat dalam menjaga kehamilan. Namun, di balik aturan dan larangan yang mungkin akan berbeda pada setiap negara, ada persamaan yang dirasakan hampir oleh semua calon ibu tanpa memandang budaya dan negara. Hal tersebut adalah rasa cemas. Cemas akan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi dari sebuah kehamilan. Rasa cemas inilah yang memunculkan banyak aturan dan larangan yang ketat. Untuk mengurangi rasa cemas, banyak calon ibu yang menaati aturan tersebut. Calon ibu juga akan banyak mencari informasi tentang cara menjaga kehamilan, hingga cara mengasuh anak dari berbagai sumber.

Rasa cemas juga dirasakan oleh Pamela Druckerman, penulis buku Bringing Up Bébé yang sudah diterbitkan Bentang Pustaka. Dalam Bringing Up Bébé, Pamela menjelaskan tentang kisahnya menjalani masa kehamilannya sebagai orang Amerika yang tinggal di Prancis. Pamela juga memberikan perbandingan cara orang Amerika dan Prancis selama proses menanti kelahiran anak. Ternyata, cara orang Prancis menjaga kehamilan mereka sangat berbeda dari cara yang dianut oleh banyak negara. Faktanya, menjaga kehamilan ala orang Prancis sangat positif dan membuat kehamilan terdengar tidak semenakutkan yang kita bayangkan. Berikut adalah cara orang Prancis menjaga kehamilan mereka:

Menjaga Kehamilan dengan Santai dan Bersenang-senang

Jika orang Indonesia dan Amerika sangat cemas dan ketat dalam menghadapi kehamilan, orang Prancis justru sangat tenang. Mereka cenderung lebih santai. Bahkan, mereka dapat bersenang-senang selama masa kehamilan. Fakta menariknya, ada majalah yang membuat tajuk utama berjudul “Spa 9 Bulan.” Judul tersebut mengarah ke masa kehamilan.

Orang Prancis percaya bahwa selama masa kehamilan, yang calon ibu butuhkan bukanlah rasa cemas, tetapi ketenangan. Di Prancis, buku parenting bukan menjadi bacaan wajib bagi calon ibu. Keadaan ini jelas berbeda dengan warga Indonesia.

“Buku-buku ini bisa saja berguna untuk orang yang kurang percaya diri, tetapi saya rasa Anda tidak bisa mengasuh seorang anak sambil membaca buku. Anda harus percaya pada perasaan Anda.”

Selain itu, mereka juga tidak memiliki aturan maupun larangan yang ketat. Contohnya, tidak ada seorang pun yang melarang calon ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual. Mereka juga sangat longgar terhadap makanan. Mereka diperbolehkan memakan makanan apa saja yang mereka suka.

Santai dalam menghadapi masa kehamilan bukan berarti orang Prancis menjadi sembarangan dan melakukan hal berbahaya. Faktanya, mereka bisa membedakan hal yang benar-benar berbahaya bagi kehamilan dengan hal yang hanya akan berbahaya dalam kondisi tertentu, seperti mereka hanya minum sedikit alkohol atau tidak sama sekali.

Menjaga Kehamilan dengan Mengontrol Berat Badan

Tidak seperti aturan pada umumnya yang menganjurkan calon ibu untuk makan dua kali lipat, perempuan Prancis justru sangat peduli untuk tetap menjaga berat badan mereka. Itulah sebabnya perempuan Prancis tetap langsing walaupun sedang berbadan dua. Kuncinya, penambahan berat badan standar untuk ibu hamil maksimal hanya dua belas kilogram. Tekanan sosial juga berperan dalam menjaga berat badan ibu hamil.

Selain itu, perempuan Prancis juga tidak membuat kehamilan sebagai alasan untuk makan banyak. Mereka tetap menjaga porsi makan mereka sesuai dengan kebutuhan. Jika masih lapar, mereka tidak akan makan dua kali lipat. Namun, mereka akan makan camilan sore.

Uniknya, orang Prancis juga tidak percaya dengan yang namanya “ngidam”. Mereka juga tidak akan menjadikan mengidam sebagai alasan untuk makan berlebih. Buku kehamilan Prancis bahkan menyarankan para ibu hamil untuk memakan wortel atau apel ketika calon ibu merasa sedang mengidam.

Percaya pada Proses Persalinan yang Aman

Selain memiliki cara yang bagus dalam menjaga kehamilan, Prancis juga memiliki pandangan tentang proses persalinan yang berkualitas dan berbeda dari negara lain. Jika Indonesia dan Amerika mendambakan proses persalinan yang natural, orang Prancis lebih memilih menggunakan epidural. Epidural ini nantinya akan disuntikkan di bagian tertentu untuk memberikan bius lokal pada calon ibu. Faktanya, perempuan yang melahirkan menggunakan epidural mencapai 98―99 persen.

Pada dasarnya, orang Prancis tidak terlalu peduli dengan proses melahirkan yang dipilih oleh ibu hamil. Bagi mereka, proses persalinan hanyalah proses untuk mengantarkan bayi ke dunia. Oleh karena itu, mereka tidak mendamba-dambakan proses persalinan alami. Bahkan, mereka tidak menggunakan istilah “persalinan alami”. Sebagai gantinya, mereka menggunakan istilah non-epidural untuk mengacu pada persalinan tanpa alat bantu. Hal ini sangat membantu ibu hamil untuk tidak mencemaskan proses persalinan.

Orang Prancis memang memiliki budaya yang berbeda dengan orang Indonesia. Namun, cara perempuan Prancis dalam menjaga kehamilan mereka sangat dapat kita tiru. Apalagi, mereka telah membuktikan hasil positif dari cara mereka.

Dengan menggunakan cara tersebut, Prancis dapat menjaga kesehatan bayi dan ibu. Angka kematian bayi di Prancis 57 persen lebih rendah daripada Amerika. Berat lahir bayi Prancis juga lebih ideal dari 8% bayi Amerika yang lahir terlalu gemuk. Bahkan, resiko kematian ibu hamil cukup rendah yaitu 1:6.900.

Bukan hanya cara menjaga kehamilan, kita juga dapat meniru orang Prancis dalam mengasuh anak. Mereka tetap menekankan rasa tenang dan bebas stres dalam cara pengasuhan. Cara pengasuhan ala Prancis dapat dipelajari lebih lanjut dalam buku Bringing Up Bébé. (Diana)

Casa dei Bambini, Sekolah Montessori Pertama di Dunia

Sekolah Montessori Pertama di Dunia

Bagi para orang tua yang tertarik dengan metode pendidikan Montessori, mungkin pernah melakukan riset dengan mencari sekolah montessori yang cocok untuk anaknya. Berbeda dengan sekolah umum, sekolah montessori tidak memiliki sistem yang saklek dalam proses belajar-mengajarnya. Proses pembelajaran di sekolah umum berpusat pada guru (teacher at the center), sementara di sekolah montessori justru berpusat pada siswa.  Para orang tua beruntung karena saat ini sudah banyak sekali sekolah montessori berkualitas yang tersebar di berbagai kota. Namun, tahukah para orang tua sekalian, sekolah montessori pertama di dunia ada di mana?

Sekolah Montessori Itu Bernama Casa dei Bambini

Sekolah montessori pertama bernama “Casa dei Bambini” yang jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris berarti “Children’s House” atau “Rumah Anak” dalam bahasa Indonesia. Casa dei Bambini yang digagas oleh Maria Montessori terletak di San Lorenzo, Roma, Italia. Sekolah tersebut diresmikan pertama kali pada 6 Januari 1907.

Awalnya Maria Montessori mengajar dan menjadi sukarelawan di klinik psikiatris Rome University. Ia mendapat banyak apresiasi atas metodenya dalam membantu anak-anak yang memiliki kesulitan belajar dan isu mental. Atas pencapaiannya itu ada yang menyarankan agar metodenya tersebut bisa diaplikasikan ke semua anak secara merata. Kemudian, Montessori pun ditawari sebuah apartemen di San Lorenzo. Di bangunan sederhana yang terletak di daerah kumuh tersebutlah ia akhirnya melakukan proyek untuk mengembangkan metode pendidikannya. Di sana ia bertanggung jawab mengawasi perawatan dan pendidikan anak-anak selama orang tua mereka bekerja.

Casa dei Bambini pun resmi dibuka sebagai sekolah pertama yang menerapkan metode Montessori. Sekolah tersebut menampung sekitar lima puluh anak berusia dua sampai tujuh tahun. Ia menyediakan ruang-ruang kelas berisi mainan, meja-kursi kecil, serta peralatan lain yang sudah ia kembangkan.  Di sana ia melibatkan banyak kegiatan praktis, serta pelajaran yang lebih konvensional dan berpusat pada anak. Ia membiarkan anak untuk mengikuti apa yang mereka minati. Hal inilah yang menjadi ciri khas dan filosofi dasar dalam kurikulum Montessori. Berkat lingkungan yang dibuat sedemikian rupa itu, anak-anak bisa mengembangkan kedisiplinan dan motivasi diri mereka sendiri. Perkembangan intelektual mereka pun tidak kalah bersaing dengan anak-anak yang bersekolah di sekolah biasa.

Kesuksesan Metode Montessori

Kabar kesuksesan Casa dei Bambini ini menyebar luas dengan cepat. Sekolah Montessori kedua pun dibangun pada tahun yang sama, diikuti dengan sekolah ketiga pada 1908. Pada 1911, metode Montessori mulai populer di Amerika Serikat. Sementara pada 1915 hampir semua sekolah di daerah-daerah besar Eropa pun sudah menggunakan metode Montessori.  Tak lama kemudian metode montessori pun mendapat antusiasme yang besar di Australia, Timur Tengah, dan Asia. Hingga saat ini, sudah terdapat sekitar ribuan sekolah yang mengikuti model Casa dei Bambini yang tersebar di seluruh dunia.

Wah, hebat sekali ya, Maria Montessori ini. Untuk mengetahui info lebih banyak tentang Casa dei Bambini serta metode yang dikembangkan Maria Montessori, selengkapnya bisa dibaca dalam buku Dr. Montessori Own’s Handbook yang ditulis oleh Maria Montessori sendiri dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Bentang Pustaka. Selamat membaca!

Dr. Montessori's Own Handbook

Dr. Montessori’s Own Handbook terbitan Bentang Pustaka

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta
Shopee bentangofficialshop

Tokopedia Bentang Pustaka
Shopee mizanofficialshop

Jogja
Akal Buku
Buku Akik

Malang
Book by Ibuk

Bondowoso
Rona Buku

Jakarta
Owlbookstore
Tangerang Selatan
Haru Semesta