Kercerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional Anak: Penting Namun Sering Disepelekan

Kita tinggal dalam tatanan masyarakat yang lebih memprioritaskan kecerdasan intektual (IQ) daripada kecerdasan emosional (EQ). Orang-orang terobsesi dengan IQ hingga menjadikannya sebagai standar kecerdasan dan membuat beragam tes untuk menentukan tinggi rendahnya IQ anak. Lalu, bagaimana dengan EQ?

EQ adalah akronim dari emotional quotient atau kecerdasan emosional. EQ merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, memahami, menilai hingga mengontrol emosi dirinya dan orang lain. Sementara itu, IQ adalah kecerdasan kognitif yang menentukan kemampuan seseorang untuk menalar, menganalisis, memecahkan masalah, dan sebagainya. Dilihat dari definisi masing-masing kecerdasan, tidak heran jika orang menganggap IQ lebih penting bagi anak daripada EQ. Pasalnya, IQ dapat diukur menggunakan tes dan bentuknya lebih konkret seperti kemampuan akademis yang tinggi. Sementara itu, EQ lebih sulit diukur dan dilihat kecuali kita memperhatikannya betul-betul, seperti kemampuan sosialisasi anak.

Namun, sekarang orang-orang sudah mulai peduli terhadap EQ. Bahkan, ada penelitian yang menunjukkan bahwa EQ lebih penting dari IQ. Berikut beberapa manfaat EQ bagi anak:

  1. Kecerdasan Emosional Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi

Dengan kecerdasan emosional, anak dapat berkomunikasi dengan baik karena mereka akan memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan mengontrol reaksi maupun emosinya. Kemampuan komunikasi tersebut membantu proses sosialisasi. Artinya, anak dengan kecerdasan emosional yang tinggi dapat menempatkan diri sesuai situasi dan tahu cara melakukan komunikasi yang baik dengan orang lain.

  1. Kecerdasan Emosional Meningkatkan Empati

Anak dengan kecerdasan emosional tinggi lebih mudah untuk berempati terhadap orang lain. Mereka bisa merasakan emosi yang orang lain rasakan. Banyak yang percaya IQ tanpa EQ dapat berbahaya karena orang bisa menduduki posisi tinggi atau sukses dalam karier tapi kurang dapat berempati pada orang lain.

 

Baca juga: 3 Elemen Mindfulness: Cara Mudah Memahami Pengertian Mindfulness

 

  1. Menjaga Kesehatan Mental

Kecerdasan emosional membantu anak untuk dapat mengenali diri, mengontrol emosi, hingga memotivasi diri. Hal tersebut membantu mereka menghadapi momen sulit dalam hidup. Ketika anak merasa sedih, anak dapat mengenalinya dan menerima kesedihan sebagai salah satu perasaan manusiawi. Saat mereka terbebani dengan pekerjaan, mereka tahu kapan harus berhenti dan kapan harus terus berjuang. Bahkan, mereka dapat melihat sisi positif dari kegagalan yang mereka alami. Dengan begitu, kesehatan mental anak dapat terjaga.

  1. Bekal Menjadi Pemimpin yang Baik

Menjadi pemimpin tidak harus memiliki IQ yang tinggi. Yang paling dibutuhkan oleh pemimpin adalah kecerdasan emosional. Inilah alasan EQ berperan penting dalam mendukung kesuksesan anak di masa depan. EQ menentukan kemampuan mereka untuk bekerja sama dalam tim, hingga memimpin diri sendiri dan orang lain.

Selain belum sadar akan pentingnya EQ, banyak juga yang belum tahu cara meningkatkan kecerdasan emosional. EQ dapat ditingkatkan melalui praktik mindfulness (kesadaran pikiran). Dengan mindfulness, anak dapat mengenali dan menerima diri sendiri dan lingkungan sekitar. Praktik mindfulness juga membantu anak untuk fokus pada saat ini sehingga kita bisa benar-benar memperhatikan apa yang terjadi dalam diri sendiri dan lingkungan sekitar. Saat memperhatikan itulah anak dapat meningkatkan EQ.

Praktik mindfulness sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara. Anak tidak harus melakukan meditasi formal dengan memejamkan mata dan duduk tegak. Anak bahkan bisa melatih mindfulness dengan berhenti melakukan pekerjaan sejenak lalu merasakan tiap tarikan dan helaan napas. Kabar baik untuk kita, sudah ada buku yang berisi latihan-latihan praktis mindfulness dengan judul Growing Up Mindful. Buku tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sekarang anak dapat melatih mindfulness sembari meningkatkan kecerdasan emosional.

 

 

pengertian mindfulness

3 Elemen Mindfulness: Cara Mudah Memahami Pengertian Mindfulness

Dalam bahasa Indonesia, mindfulness bisa diterjemahkan menjadi kesadaran diri atau kesadaran batin. Sekilas, kesadaran pikiran seakan adalah sebuah keadaan di mana kita sadar, yaitu tidak dalam posisi tidur atau pingsan. Tapi, pengertian mindfulness lebih dari sekadar posisi “sadar” atau “bangun.” Ada elemen mindfulness yang membentuk pengertian mindfulness secara mendalam.

Ada banyak cara untuk menjelaskan pengertian mindfulness. Menurut kamus Oxford, mindfulness adalah “sebuah keadaan mental yang dicapai dengan memusatkan kesadaran pada momen saat ini, sambil mengakui dan menerima perasaan, pikiran dan sensasi tubuh, digunakan sebagai teknik terapi.” Sementara itu, Christopher Willard, seorang praktisi mindfulness dan pengajar Harvard Medical School lebih menyukai definisi mindfulness sebagai “memberi perhatian kepada momen saat ini dengan penerimaan dan tanpa penilaian.”

Walaupun ada banyak pengertian dari berbagai sumber, mindfulness memiliki 3 elemen utama. Christoper Willard menuliskan ketiga elemen mindfulness dalam bukunya yang berjudul Growing Up Mindful. Elemen tersebut tersebut merupakan fondasi penting yang bisa dijadikan pedoman untuk menerapkan mindfulness.

  1. Memberi Perhatian

Memberi perhatian atau memperhatikan merupakan tugas yang cukup berat bagi kebanyakan orang. Kita sering meminta atau diminta seseorang untuk memperhatikan. Tapi, semua orang hanya meminta perhatian tanpa pernah mengajarkan cara untuk memperhatikan. Jadi, jangan heran jika kita kesulitan untuk memberi perhatian.

Padahal, memberi perhatian adalah elemen penting dalam menerapkan kesadaran diri. Memperhatikan tidak hanya dilakukan saat mendengarkan penjelasan guru atau nasihat orang tua. Memperhatikan bisa dilakukan di setiap momen. Christoper Willard memberi tips untuk mengubah kata “memperhatikan” dengan kata “melihat.”

  1. Kontak dengan Momen Saat Ini

Selain kesulitan untuk memberi perhatian, kita juga sulit untuk melakukan kontak dengan momen saat ini. Kontak tersebut dapat berupa merasakan apa yang terjadi saat ini, bukan memikirkan masa depan atau masa lalu. Kita tidak terbiasa kontak dengan saat ini karena menganggap saat ini tidaklah penting atau hanya sekadar angin lalu. Kita terlalu fokus merancang masa depan dan memikirkan kejadian di masa lalu.

Menurut Lao-Tzu, Bapak Taoisme, depresi adalah keadaan di mana kita terpaku pada masa lalu, sementara kecemasan adalah terperangkap di masa depan. Depresi dan kecemasan merupakan keadaan mental yang tidak sehat dan penghalang kebahagiaan. Inilah sebabnya kontak dengan saat ini sangatlah penting. Dengan merasakan momen saat ini, kita dapat menemukan ketenangan yang memicu kesehatan mental dan kebahagiaan.

  1. Penerimaan Tanpa Penilaian

Ketika merasakan saat ini, kita tidak perlu menilai baik dan buruknya apa yang terjadi atau melawan fakta. Kita cukup merasakan dan menerimanya. Dengan merasakan dan menerima momen saat ini, di situlah saat kita dapat mendapat ketenangan dan perspektif lain. Rasa tenang tersebut muncul karena kita dapat berhenti mengkritisi keadaan dan diri sendiri, sekalipun orang lain meneriakkan kekurangan kita.

“Saat kita hidup dan terbuka dengan pengalaman pada momen saat ini, daripada masa depan atau masa lalu, kita menemukan bahwa momen saat ini lumayan juga, atau bahkan menarik.” – Christopher Willard, Growing Up Mindful

Ketiga elemen tersebut wajib dipraktikkan supaya dapat menerapkan mindfulness dengan tepat. Memang dalam praktiknya, mindfulness tidak semudah yang dibayangkan, namun sekarang sudah banyak latihan mindfulness yang ditujukan untuk pemula, bahkan anak-anak. Buku Growing Up Mindful, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, merupakan panduan tepat untuk melatih mindfulness bagi pemula karena ditujukan untuk anak dan keluarga.

 

Baca juga: Manfaat Mindfulness untuk Kesehatan Mental dan Fisik

Manfaat Mindfulness

Manfaat Mindfulness untuk Kesehatan Mental dan Fisik

Banyak orang enggan menerapkan mindfulness atau kesadaran pikiran dengan alasan sulit. Menerapkan mindfulness memang tidak semudah membalik telapak tangan. Namun, dengan sedikit ketelatenan dan cara yang tepat, kita sudah dapat merasakan manfaat mindfulness.

Mindfulness atau kesadaran pikiran adalah memberikan perhatian kepada momen saat ini tanpa menilai. Artinya, kita murni merasakan dan mengamati apa yang terjadi tepat pada momen saat ini di dalam diri kita maupun lingkungan sekitar. Mindfulness sendiri dianggap cukup sulit dilakukan karena kita sulit untuk berkonsentrasi tanpa memikirkan masa depan atau masa lampau.

Padahal, praktik mindfulness memiliki manfaat yang beragam untuk kesehatan. Christopher Willard dalam buku Growing Up Mindful menjelaskan bahwa mindfulness memberi manfaat terhadap mental, fisik, perilaku, akademis hingga otak manusia. Untuk mendapatkan manfaat dari mindfulness, kita tidak harus sering bermeditasi atau yoga. Kabar baiknya, buku Growing Up Mindful juga menjelaskan cara-cara dan latihan mindfulness dalam kegiatan sehari-hari. Berikut beberapa manfaat mindfulness untuk kesehatan mental dan fisik. Manfaat positif untuk aspek lainnya dapat dibaca lebih dalam di buku Growing Up Mindful.

  1. Manfaat Mindfulness untuk Kesehatan Mental

Mindfulness sangat memengaruhi otak manusia dengan mengubahnya ke arah yang lebih positif. Perubahan otak ini berpengaruh terhadap kesehatan mental kita. Penelitian di Harvard Medical School menunjukkan bahwa mindfulness dapat merangsang perkembangan korteks prefontal, bagian otak yang dapat menekan rangsangan sehingga kita tidak langsung bereaksi terhadap sebuah emosi. Berikut efek positif dari perkembangan koteks prefontal terhadap kesehatan mental:

  • Memperbaiki suasana hati
  • Mengatasi depresi, kecemasan, perilaku obsesif kompulsif, kecemasan sosial, post-traumatic stress disorder (PTSD), dan borderline personality disorder (BPD)
  • Meningkatkan self-esteem (perasaan terhadap harga diri), self-love (rasa cinta terhadap diri sendiri), kepercayaan diri, hingga rasa sayang kepada orang lain.
  1. Manfaat untuk Kesehatan Fisik

Orang yang berkesadaran pikiran lebih peduli terhadap kesejahteraan dirinya. Hal ini dikarenakan mereka cenderung lebih bahagia, menyadari harga dirinya dan mencintai diri sendiri. Karenanya, orang yang dengan kesadaran pikiran memiliki gaya hidup yang lebih baik.

Selain itu, mindfulness juga dapat membangunkan energi positif dalam tubuh. Bahkan, sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa energi positif tersebut membantu pemulihan penderita kanker. Berikut beberapa manfaat mindfulness untuk kesehatan fisik:

  • Meningkatkan kekebalan tubuh
  • Membantu tidur
  • Memperbaiki kesehatan makan
  • Membantu asma, inflamasi, dan pemulihan pascaoperasi.
  • Mengurangi stres karena hormon
  • Mengurangi sakit kronis.

Manfaat mindfulness dapat dirasakan sesuai dengan seberapa dalam kita melakukan praktik kesadaran pikiran. Semakin terlatih kesadaran pikiran kita, semakin besar pula manfaat yang kita rasakan. Jadi, alangkah baiknya jika kita mempraktikkan mindfulness sejak dini, bahkan sejak anak-anak. Supaya anak bisa melatih mindfulness dengan mudah, orang tua bisa mengikuti latihan dan praktik dari buku Growing Up Mindful.

 

Baca juga: Mengenali Gejala Stres Pada Anak dan Cara Menghadapinya

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta