mencintai diri sendiri

5 Nasihat untuk Kamu yang Sulit Mencintai Diri Sendiri

Apakah kamu sudah mencintai diri sendiri?

Pertanyaan yang terlihat simple, tetapi membuat beberapa orang sulit menjawabnya. Ada yang menjawab sudah, tapi dengan hati yang masih ragu-ragu. Bahkan, mungkin ada yang tidak bisa menjawab sama sekali karena tidak tahu jawaban yang sebenarnya.

Perihal mencintai diri sendiri memang tergolong hal yang (sedikit) sulit untuk dilakukan. Bukan berarti tidak bisa, lho. Terbilang sedikit sulit karena kita diharuskan untuk bisa mengenal diri sendiri secara utuh. Dan, mengetahui apa yang sebenarnya diri kita butuhkan.

Misalnya saja, kita ingin memiliki kulit putih. Lalu, kita memakai foundation yang tebal atau menggunakan krim pemutih yang sebenarnya justru merusak kulit. Tidak peduli dengan apa yang terjadi di diri kita asalkan keinginan terpenuhi. Apakah itu yang kita butuhkan atau sekadar keinginan saja?

Mencintai diri sendiri mengajarkan kita untuk menghargai setiap hal yang sudah terjadi pada hidup kita. Mulai dari menghargai kaki kita yang mungkin tidak terlihat jenjang, tapi berkatnya kita bisa berjalan ke tempat yang kita sukai. Menghargai rambut kita yang mungkin tidak selurus iklan sampo, tapi sudah melindungi kita dari panasnya matahari.

Ketika kita berhasil berada di tahap itu, yakin deh, semua perasaan minder terhadap diri kita akan menghilang begitu saja. Kepada kamu yang sedang atau sudah memulai untuk mencintai diri sendiri, nih, ada 5 nasihat yang bisa membantu kamu!

  1. It’s okay to be not okay.

Kalau dalam bahasa Indonesia, artinya ‘tidak mengapa jika kamu tidak baik-baik saja’. Ibaratnya nih, kamu sedang merasa sedih dengan sesuatu yang ada di hidupmu, dan itu membuatmu terlihat tidak baik-baik saja. Atau, kamu merasa gagal dengan usaha yang menurutmu sudah kamu kerjakan secara maksimal.

Apa yang kamu rasakan itu wajar. Semua itu tidak apa-apa. Tidak ada yang mewajibkan kamu untuk selalu terlihat sempurna, atau memintamu untuk hidup tanpa cacat sekalipun. Bahkan dalam film superhero, tidak jarang ditunjukkan sisi ketidaksempurnaan mereka. Superhero aja nggak sempurna, apalagi kita?

Jadi, kurangi yuk rasa bersalah ketika kita merasa tidak baik-baik saja. Pahami bahwa diri kita juga memiliki sisi lemah dan bukan melulu kuat. It’s okay to be not okay.

  1. You are stronger than you think.

Kalau di poin pertama, kita yang terus-menerus merasa kuat sehingga lupa bahwa kita memiliki sisi lemah. Kalau di poin ini justru kebalikannya, kita terlalu sering merasa lemah hingga lupa dengan sisi kuat kita.

Rasa pesimis sudah muncul karena kita merasa tidak ada hal yang bisa dijadikan kekuatan. Padahal, tidak mungkin Tuhan menciptakan dengan kelemahan saja. Untuk itu, kita harus memiliki waktu “Me Time” untuk kembali mengenal diri sendiri. Memahami kembali jalan pikiran kita, apakah iya aku ini lemah?

Padahal dengan menjadi pribadi yang kuat, kita bisa melindungi diri kita dari orang-orang yang mau menyakiti. Jangan sampai orang tersebut menjadi bahagia karena kelemahan kita. Coba deh, sekali-kali tunjukkan sisi kuatmu dan buat mereka terdiam.

  1. Tidak ada yang salah dengan menjadi berbeda.

Selalu ada hal di dalam diri kita yang berbeda dari orang lain Tidak hanya soal fisik, tapi juga perilaku atau gaya berpakaian. Meskipun tidak terlihat mencolok, kita tentu sadar dengan perbedaan itu.

Tidak semua orang bisa merayakan perbedaan dengan sukacita. Beberapa lainnya justru berdukacita atas perbedaan mereka miliki. Tanpa mereka sadari bahwa perbedaan itu adalah salah satu ciri khas yang justru membuat mereka menjadi unik.

Seseorang bisa terkenal dengan menonjolkan perbedaan mereka. Ketika kamu mengenal sosok Najwa Shibab, apa yang membuatnya berbeda dari orang lain? Matanya yang belo, alisnya yang tegas, orangnya yang cerdas, atau pertanyaannya yang tajam? Bukankah perbedaan tersebut justru semakin membuatnya dikenal dengan orang lain?

  1. Komentar negatif orang tidak akan menghidupimu.

Siapa, nih, yang masih merasa sebal bahkan sakit hati dengan komentar orang lain? Rasanya ingin mengirimkan santet online ke orang-orang yang mengirimkan komentar nyebelin, huh.

Tapi sebentar, pernah nggak berpikir sampai kapan kamu akan begitu terus? Meladeni setiap komentar negatif yang berdatangan dan terus-menerus kesal. Emang hati nggak capek? Emang otak nggak lelah karena overthinking melulu karena komentar tersebut? Udahan, yuk!

Tidak ada yang kamu dapatkan dari memedulikan komentar yang negatif, selain hati dan pikiran yang capek. Ditambah waktu yang seharusnya kita gunakan untuk belajar mencintai diri sendiri pun ikut terbuang.

  1. Percaya dulu agar bisa mencintai.

Layaknya hubungan antarmanusia (nggak hanya hubungan asmara, ya), kepercayaan menjadi langkah pertama untuk mencintai sesuatu. Begitu pun dengan diri kita sendiri. Jika kita tidak percaya diri, maka upaya mengenal hingga mencintai diri sendiri akan ambyar.

Misalnya kamu sangat menyukai berdandan, tapi kamu tidak percaya diri karena merasa wajahmu tidak menarik untuk dipoles make-up. Atau, kamu tipikal orang yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menulis, tapi kamu tidak percaya diri untuk memublikasikan tulisanmu. Kamu merasa tulisanmu masih belum bagus.

Jika itu dilakukan terus-menerus, kapan kamu mempunyai kesempatan untuk mengetahui jati diri dan menemukan kelebihanmu? Kamu menutup akses untuk mengenal dirimu dengan tidak memercayai apa yang menjadi hobi dan kemampuanmu. Sebenarnya kepercayaan diperlukan untuk mengetahui apa yang ada di dalam diri kamu sehingga kamu punya alasan untuk mencintai itu.

Kisah Mereka yang Berusaha Mencintai Diri Sendiri dalam 5 Novel Belia Writing Marathon 3

Belia Writing Marathon (BWM) merupakan program menulis bareng di akun Wattpad @beliawritingmarathon (akun milik Bentang Belia) secara maraton selama 180 hari. Bermula sejak Oktober 2016, kini BWM sudah masuk ke dalam periode yang ketiga, dengan melahirkan 5 novel dari penulis-penulis remaja. Di antaranya Not in Wonderland karya Bellaanjni, Starstruck Syndrome karya Aya Widjaja, Find a Way to My Heart karya Dinda Ryne, Happy Birth-die karya Risma Ridha, dan The Memories of Algebra karya Tatamaraaa.

Tema besar yang diangkat adalah Love Yourself More, yang mengajak para penulis untuk membuat cerita tentang perjalanan mencintai diri sendiri. Mengambil latar masa remaja, di mana masa tersebut adalah masa pencarian jati diri dimulai. Lika-liku remaja dan romansanya sangat kental dalam kelima novel ini.

Meskipun memiliki pesan dan latar yang sama, masing-masing kisah memiliki konflik yang berbeda. Persoalan tubuh, ketakutan yang dialami, kelebihan yang berbeda dengan orang lain, dan keluarga yang tidak mendukung bisa kamu temukan dalam kelima novel ini. Selain itu, terdapat banyak pesan dalam lima novel ini, seputar self-love, self-reminder, hingga keberanian.

(Justika Imaniar Hijri)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta