Kisah Cinta Wayang yang Harus Dibaca Generasi Milenial
Pingin baca kisah cinta wayang yang cocok untuk generasi milenial? Pada tahun 2014, ketika Rahvayana: Aku Lala Padamu karya Sujiwo Tejo pertama kali diterbitkan, istilah budak cinta atau bucin belum beredar di khalayak. Dulu, kata untuk deskripsikan tokoh Rahwana yang sering dielukan adalah setia. Namun selain itu, istilah bucin ternyata sangat sesuai untuk menggambarkan bagaimana sikap Rahwana kepada wanita pujaannya. Ya, Rahwana sangat bucin jika menyangkut Sinta.
Kebucinan Rahwana kepada Sinta bisa kita baca dalam Rahvayana, kisah pewayangan dekonstruktif yang digabungkan dengan aspek-aspek modern. Jika cinta mati itu benar ada, maka Mbah Tejo berhasil menggambarkannya dengan luar biasa melalui Rahvayana. Pembaca akan diajak untuk memikirkan kembali makna dan definisi cinta setelah menjumpai tokoh Rahwana.
“Tuhan, jika cintaku pada Sinta terlarang, mengapa kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku?” – Rahwana dalam Rahvayana
“Kisah-Kisah Cinta di Luar Rahvayana adalah Cinta-cintaan”
Begitu tutur Mbah Tejo ketika ditemui Bentang Pustaka pada hari Sabtu, 27 Maret 2021 lalu. Cerita cinta yang ecek-ecek dengan suka-dukanya yang tidak terlalu greget dan manis getirnya yang tidak terlampau ngena di hati belum bisa memaknai cinta. Lalu, mengapa Rahvayana penting dibaca oleh generasi milenial?
Karena buku ini tentang cinta. Sesederhana itu jawaban sang penulis. Beliau juga memberikan perumpamaan dengan menyebutkan salah satu tokoh wayang yang terkenal, Gatot Kaca. Gatot Kaca yang sejak kecil sudah memiliki sayap, pada kenyataan baru benar-benar bisa merasa terbang setelah ia jatuh cinta. Ibaratnya, cinta akan memberimu sayap. Dan karena itulah buku ini penting untuk dibaca.
Pelajaran tentang Cinta dan Filsafat dalam Satu Karya
Selain menyajikan kisah romansa Rahwana yang terus memperjuangkan cintanya untuk Sinta, pembaca juga dapat sekaligus mempelajari nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya. Kata Mbah Tejo, kisah dalam Rahvayana sebenarnya semua berlangsung di dalam diri kita, berlangsung di dalam jiwa kita. Pembaca akan mengetahui bahwa dalam hidup ini, manusia rupanya dituntun oleh empat macam nafsu.
Tanpa perlu membaca buku-buku filsafat, pelajarannya dapat kita petik dalam Rahvayana. Ingin belajar pikiran-pikiran ala filsuf Plato? Tenang, kamu bisa menemui Pak Plato yang menjadi pelayan di negara Alengka dalam buku ini. Tertarik dengan ajaran Aristoteles? Kamu juga dapat menemukannya di Rahvayana. Keduanya merepresentasikan pikiran dan ajaran filsafat hidup yang perlu kita ketahui.
Dalam Rahvayana, Sujiwo Tejo menghadirkan cerita pewayangan yang sangat lekat dengan keseharian kita, menggelitik, dan sarat akan perenungan. Buku ini menawarkan beragam refleksi mendalam tentang hidup, relasi antarmanusia, dan cinta. Sambil menikmati cerita, pembaca bisa mendengarkan iringan musik yang dapat diakses dengan scan QR code di halaman-halaman buku.
Menarik, bukan? Untuk mendapatkan Rahvayana: Aku Lala Padamu, kamu bisa mengikuti kisah cinta wayang untuk generasi milenial di sini. Selain buku menakjubkan ini, kamu juga akan mendapatkan poster eksklusif Mbah Tejo dengan tanda tangannya. Segera pesan bukunya sebelum kehabisan!
Nur Aisyiah Az-Zahra
Trackbacks & Pingbacks
[…] Baca juga: Rahvayana: Kisah Cinta Pewayangan yang Harus Dibaca Generasi Milenial […]
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!