Memaafkan Diri Sendiri dan Move On
Apakah kamu sedang berusaha untuk memaafkan diri sendiri dan mencoba untuk move on? Kita sering kali dituntut untuk sempurna dalam segala aspek. Rasa-rasanya, jika kita melakukan sebuah kesalahan, semuanya jadi hancur berantakan. Apa yang kita kerjakan seolah sia-sia hanya karena sebuah kesalahan. Pada akhirnya, kita terus-menerus menyalahkan diri sendiri tanpa henti. Hasilnya? Kamu menjadi pribadi yang tidak mempunyai kepercayaan diri.
Bayangkan jika seperti itu terus dan kamu tidak melakukan apa-apa, hidupmu tidak akan bahagia, suram, dan membosankan. Ingat, ya, hidup ini hanya sekali. Apakah kamu ingin membuang waktu hidupmu dengan hal-hal seperti itu? Rasanya sayang banget, ya?
Lalu, apa yang bisa kita lakukan supaya mampu untuk memaafkan diri sendiri dan move on dari masalah yang sedang kita hadapi? Dalam buku terbarunya, Sophie Navita membantu kita untuk menemukan rasa utuh agar kita mampu menemukan arti hidup yang sebenarnya. Apakah sulit? No. Tidak sama sekali. Kita hanya perlu sadar dan refleksi diri. Jadi, gimana caranya? Yuk, kita simak caranya ala buku TRUTH.
Memaafkan Diri Sendiri
Sampai saat ini, masih banyak sekali orang yang belum bisa memaafkan dirinya sendiri. Memang, sih, memaafkan diri sendiri itu butuh waktu dan proses. Apalagi, proses setiap orang itu berbeda-beda. Jadi, jangan dibanding-bandingkan, ya. Lantas, bagaimana dengan mereka yang belum menemukan cara untuk memaafkan diri sendiri? Coba pejamkan mata dan rasakan napasmu. Kemudian, lihatlah sekelilingmu. Lihatlah bagaimana tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarmu menghasilkan oksigen agar kamu bisa mendapatkan udara yang sehat dan bersih. Lalu, siapa yang memberimu napas kehidupan dan tumbuhan hijau itu? Siapa lagi kalau bukan Sang Pencipta?
Sekarang, coba hitung sudah berapa kali kamu berbohong (entah itu untuk tujuan baik atau buruk) selama hidupmu? Apakah melakukan kebohongan merupakan sebuah kesalahan? Pada dasarnya, iya. Setelah kamu melakukan kebohongan, apakah kemudian Tuhan mengurangi napasmu atau bahkan oksigen yang kamu hirup sehari-hari? Tidak sama sekali. Tuhan tidak pernah menguranginya sedikit pun.
Contoh di atas menjelaskan bahwa walaupun banyak sekali kesalahan yang kita lakukan, Tuhan akan tetap mencintai kita dengan cara-Nya. Sudah jelas-jelas Tuhan mencintai kita, lalu mengapa kita tidak bisa mencintai diri kita sendiri? Kita sering lupa bahwa God loves us first. Karena kita dicintai, kita juga harus mencintai diri kita sendiri. Hal tersebut merupakan langkah awal untuk memaafkan diri sendiri. Jika kita sudah mampu mencintai diri sendiri maka dengan mudahnya kita akan mampu untuk memaafkan.
Move On
Terjebak masa lalu itu memang sangat menyiksa, ya? Biasanya kesenggol dikit langsung baper (terbawa perasaan). Namun, apakah kamu tahu kalau terlalu lama terjebak masa lalu itu tidak sehat untuk jiwamu? Kamu tidak akan bisa maju karena selalu “berpegangan” pada masa lalu. Kalau seperti itu terus, bagaimana kamu bisa melanjutkan hidup?
Kita akan bahas sebuah perumpamaan agar lebih mampu untuk memahami, ya. Bulan ini merupakan masa tanam, kita sebagai petani tentu harus menggemburkan tanah dan memberikan pupuk terbaik agar menghasilkan hasil panen yang terbaik pula. Setiap hari, selama masa tanam, kita sibuk menggemburkan tanah, menanam bibit, memberikan pupuk, dan menyiramnya. Kita berpikir bahwa semakin banyak kita menanam, semakin banyak pula hasil yang akan kita peroleh.
Waktu berlalu dengan cepat, tidak terasa sudah memasuki masa panen. Namun, kita masih sibuk untuk menanam bibit-bibit tanpa memperhatikan tanaman-tanaman yang sudah membuahkan hasil. Kita masih stuck untuk terus menanam agar hasil panen lebih banyak. Waktu berlalu, tanpa sadar, masa panen telah lewat. Alhasil, buah-buahan dari tanaman yang kita tanam menjadi busuk dan gagal panen. Lalu, apa yang terjadi? Kita tidak mendapatkan apa-apa.
Coba untuk Sadar
Begitulah hasilnya jika kita selalu stuck pada satu waktu dan tidak mau berpindah. Kita jadi melewatkan begitu banyak kesempatan yang ada di depan mata hanya karena masih memikirkan hal-hal yang sudah lewat. Cobalah untuk sadar dan bicara kepada diri sendiri. Sampai kapan kamu ingin terjebak pada waktu yang sudah lewat? Lepaskanlah semuanya dan belajarlah untuk hidup sesuai musim.
Memaafkan diri sendiri dan mengambil langkah untuk move on merupakan langkah awalmu menemukan rasa utuh sebagai manusia. Jika ditanya, apa pentingnya menemukan rasa utuh dalam hidup? Jawabannya adalah agar kamu mampu melihat dan memahami makna dari hidup yang kamu jalani saat ini. Setelah kamu sudah menemukan rasa utuhmu, kamu akan menemukan hidup.
Trackbacks & Pingbacks
[…] sadar, jika ditempa masalah, kita mungkin terbiasa mendengar saran selayaknya: Forgive yourself and move on! Namun, dalam kenyataannya tak semudah yang diucapkan oleh orang-orang. Ternyata, ada satu faktor […]
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!