Perjalanan Diego Dan Marlies Bersepeda Dari Belanda Ke Jakarta Bakal Jadi Buku

Diego Yanuar dan Marlies Fennema melakukan perjalanan darat menggunakan sepeda dari Belanda ke Jakarta. Perjalanan bersepeda melewati 23 negara sepanjang 12 ribu kilometer yang dimulai Februari 2018 lalu bakal menjadi buku.

Versi buku dalam perjalanan yang disebut sebagai ‘Everything in Between’ diterbitkan oleh Penerbit Bentang Pustaka.

“Setelah 2 hari yang lalu Marlies dan @diegoyanuar resmi membuka pameran #EverythinginBetween, kali ini keduanya menunjukkan kover buku Everything in Between karya Marlies yang di dalamnya tercantum foto-foto hasil jepretan @diegoyanuar selama sebelas bulan penuh bersepeda dari Belanda ke Indonesia. • Kamu sudah datang ke pamerannya, belum?” tulis Bentang Pustaka seperti dikutip detikHOT, Jumat (15/3/2019).

Buku yang berjudul ‘Bersepeda dari Belanda ke Indonesia dan Cerita di Antaranya’ akan terbit dalam waktu dekat. Netizen yang mengomentari postingan sampul buku itu pun tak sabar menunggu terbitnya buku tersebut.

Saat ini Diego dan Marlies tengah menggelar pameran ‘Everything in Between: The Exhibition’ yang digelar pada 12-24 Maret di Kopi Kalyan Barito. Di pameran fotografi tersebut, keduanya menampilkan seluk beluk perjalanan dalam potret tak biasa.

Dari hasil perjalanan tersebut, keduanya juga mengumpulkan donasi sebesar 15.000 euro atau sekitar Rp 240 juta dari setiap jarak yang telah dicapai. Donasi tersebut disumbangkan ke tiga organisasi non-profit.

Seperti Lestari Sayang Anak, Jakarta Animal Aid Network, dan Kebun Kumara.

 

Sumber berita: https://hot.detik.com/celebofthemonth/book/d-4468510/perjalanan-diego-dan-marlies-bersepeda-dari-belanda-ke-jakarta-bakal-jadi-buku.

everything in between

Everything in Between: Bukan Sekadar Perjalanan Biasa

“It is not the moment that is unforgettable,
it is the mind you have with it that makes it memorable.”
—Everything in Between

Itulah salah satu kutipan yang terdapat dalam buku Everything in Between, buku yang ditulis oleh Marlies FenemaMarlies Fenema adalah pasangan dari Diego Yanuar, Diego Yanuar sendiri adalah adik kandung dari penyanyi Andien Aisyah.

Buku ini adalah sebuah buku yang menceritakan bagaimana perjalanan Marlies dan Diego, menempuh 12.237 km dari Belanda ke Indonesia dengan menaiki sepeda. Perjalanan yang dimulai pada April 2018 lalu, juga didedikasikan untuk hewan, tumbuhan, dan alam sekitar, dengan total 23 negara yang disinggahi. 

Namun, bukan hanya itu saja, pembaca akan menemukan hal yang berbeda dari hanya sekadar cerita perjalanan. Buku Everything in Between akan bercerita lebih dalam bagaimana pikiran, ide, keraguan, air mata, tawa, dan rasa ingin tahu terhadap negara-negara yang mereka singgahi dengan sepeda.

Lantas, mengapa perjalanan dan buku mereka dinamakan Everything in Between? Karena menurut mereka,

“Traveling is not about the destination, but about everything in between”

Melalui perjalanan ini, mereka juga ingin mengambil jeda sejenak dari kehidupan mereka yang sibuk untuk mencari tahu apa yang sebenarnya “ada” di luar sana: tempat-tempat asing yang bukan “rumah” bagi keduanya.

Andien Aisyah, selaku sang kakak menuturkan bagaimana awalnya ia mengetahui rencana dari sang adik,  “Pertama kali tahu bahwa Diego dan Marlies kan memulai perjalanan, saya tahu dan yakin bahwa perjalanan ini akan menjadi perjalanan yang amat dalam,” tuturnya.

Andien juga menuturkan bahwa buku ini mengajarkan banyak nilai sederhana yang kadang  luput dari ingatan karena kompleksnya kehidupan yang kita jalani sehari-hari.

“Perjalanan ini bukan hanya tentang mereka berdua, tapi tentang kita semua”, ungkap Andien.

Buku ini adalah buku pertama yang ditulis oleh Marlies Fenema. Ia adalah seorang warga negara Belanda yang berprofesi sebagai guru dan copywriter di negaranya.

Ingin membaca kisah perjalanan mereka? Baca selengkapnya dalam buku ini, yang sudah bisa kamu ikuti pre-ordernya hingga 6 April 2019.

Menariknya lagi, kalau ikut PO-nya kamu telah berpartisipasi dalam donasi #EveryTreeinBetween. Setiap 1 buku yang terjual akan dikonversikan menjadi sumbangan pohon yang penanaman dan pertumbuhannya dikawal secara berkelanjutan. Keren! Dari alam untuk alam. Yuk, segera dapatkan di sini.

 

Sumber foto: Mizanstore.com.

Bedah Buku “Saring Sebelum Sharing” Karya prof Nadirsyah Hosen (Gus Nadir)

Bertempat di halaman Ponpes Az Zayadiy, Solo, Kamis (14/3/2019), berlangsung bedah buku “Saring sebelum Sharing” karya Prof Nadirsyah Hosen (Gus Nadir). Acara berlangsung lancar diikuti sekitar 200 santri dan masyarakat umum.

Acara menghadirkan KH Nadirsyah Hosen sebagai penulis buku, dan Niken Satyawati (Presidium Masyarakat Antifitnah Indonesia/Mafindo) sebagai narasumber pembanding.
KH Dian Nafi’, pimpinan Ponpes Al Muayyad Windan, bertindak sebagai moderator.

Kegiatan tersebut dibuka oleh KH Abdul Karim yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Az Zayadyi. Acara dihadiri pula oleh Wakil Walikota Solo, HM Achmad Purnomo dan beberapa pejabat, anggota legislatif setempat dan perwakilan dari Bank Indonesia. Selain pemaparan materi, kegiatan itu juga diisi dengan tanya-jawab seputar perlawanan terhadap misinformasi/disinformasi.

Kegiatan tersebut dibuka oleh KH Abdul Karim yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Az Zayadyi. Acara dihadiri pula oleh Wakil Walikota Solo, HM Achmad Purnomo dan beberapa pejabat, anggota legislatif setempat dan perwakilan dari Bank Indonesia. Selain pemaparan materi, kegiatan itu juga diisi dengan tanya-jawab seputar perlawanan terhadap misinformasi/disinformasi.


Sumber: https://www.mafindo.or.id/2019/03/14/bedah-buku-saring-sebelum-sharing-karya-prof-nadirsyah-hosen-gus-nadir/

Penulis: Mafindo

Menjadi Ibu Rumah Tangga Bukan Halangan untuk Berkarya

Perempuan dianugerahi kemampuan yang luar biasa dalam menjalani kehidupan. Hanya perempuan yang sanggup menanggung beban berat untuk mengandung, melahirkan, hingga menyusui. Oleh karena itu, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa perempuan memiliki berbagai kekuatan yang kurang dimiliki laki-laki, termasuk kecerdasan mengolah informasi dan ketahanan tubuh. Tidak mengherankan pula jika terdapat banyak perempuan yang sanggup menjalani kehidupan rumah tangga sekaligus berkarier di berbagai bidang dan mampu menyetarai pencapaian laki-laki.

Potensi seorang perempuan amatlah besar, termasuk bagi mereka yang memilih menjadi ibu rumah tangga. Dengan segala kerepotan pekerjaan yang seolah tak ada habisnya, ibu rumah tangga tetap dapat mengembangkan keterampilan dan wawasannya, tetap berkarya, dan memberi manfaat untuk masyarakat.

Salah satu contohnya adalah Komunitas Ibu Profesional Jogja yang pada Kamis (28/3) lalu berkunjung ke kantor Bentang Pustaka. Komunitas ini terdiri atas paraibu dan calon ibu yang ingin meningkatkan kualitas diri sebagai seorang perempuan, seorang istri, dan seorang ibu. Terdapat banyak kelas yang diselenggarakan di dalam Komunitas Ibu Profesional Jogja. Salah satunya adalah Rumah Belajar Literasi yang bertujuan untuk melahirkan generasi cinta literasi, meningkatkan kemampuan literasi, dan membuahkan karya yang bermanfaat.

Dalam kunjungannya ke kantor Bentang Pustaka, para ibu datang bersama anak-anaknya dan beberapa ayah juga turut serta mengikuti acara Tour de Talent yang merupakan bagian dari Rumah Belajar Literasi. Tema yang diangkat, yaitu “Kupas Tuntas Tips Naskah Lolos Penerbit” dengan narasumber Noni Rosliyani, editor lini anak dan parenting Bentang Pustaka.

Para ibu antusias sekali dalam mengikuti sesi pematerian maupun sesi diskusi. Bahkan, pada waktu istirahat pun banyak yang mengajukan pertanyaan kepada editor tentang bagaimana membuat dan menerbitkan buku anak maupun parenting. Saat penutupan acara, para ibu menyampaikan kesannya setelah mendapatkan wawasan baru mengenai penerbitan naskah. Tak sedikit yang semakin termotivasi untuk mulai menulis buku.

Tak ketinggalan pula para ibu berbelanja buku-buku parenting dan buku anak dari Bentang Kids usai acara. Kina and Her Fluffy Bunny dan The Danish Way of Parenting termasuk judul yang menjadi favorit para ibu.

Yuk, Mulai Ajarkan Si Kecil untuk Berhemat Saat Menggunakan Air!

Bermain air pasti menjadi hal yang sangat seru dan mengasikkan bagi si kecil, sehingga terkadang ia tidak mau berhenti begitu saja ketika bermain air. Si kecil akan sangat suka berendam di air, atau bermain pistol air, atau permainan sejenis yang biasanya akan mengeluarkan banyak sekali air. Keasikan si kecil ini memang tidak ada salahnya, apalagi ketika ia memiliki keinginan untuk membantu aktivitas Happy Parents sehari-hari seperti mencuci piring, mencuci pakaian atau menyiram tanaman, demi bisa bermain dengan air. Nah, pada hal ini, Happy Parents harus mulai memberikan pengertian kepada si kecil agar lebih bijak dalam menggunakan air.

Pengertian ini perlu diberikan kepada si kecil sejak dini agar ia paham bahwa kondisi air di bumi semakin menipis dan masyarakat di belahan bumi lainnya juga memerlukan air. Lalu bagaimana cara mengajarkan si kecil untuk menghemat penggunaan air ya? Mari simak beberapa tips berikut ini :

  1. Ingatkan si kecil untuk tidak membiarkan keran air menyala jika tidak menggunakannya. Happy Parents perlu mengingatkan si kecil akan hal ini ketika ia pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil, buang air besar, menggosok gigi, mandi atau aktivitas yang lain. Sebab, semakin banyak air yang mengucur maka otomatis akan semakin banyak air yang terbuang
  2. Apakah di rumah Happy Parents sudah menggunakan pancuran atau shower untuk mandi? Ternyata beberapa penelitian membuktikan jika mandi dengan shower jauh lebih hemat air daripada menggunakan ember atau bak mandi. Selain itu, mandi menggunakan gayung konon bisa menghabiskan hingga 60 liter air, sedangkan menggunakan shower bisa jauh lebih hemat. Sebab, guyuran shower yang seperti air hujan dapat membasahi tubuh secara lebih merata. Nah, shower atau pancuran ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk menghemat penggunaan air.
  3. Salah satu cara alternatif yang cukup efektif untuk mengajarkan si kecil terhadap lingkungan dengan menghemat penggunaan air adalah bercerita lewat buku bacaan atau melihat langsung di berita. Hal ini membuat si kecil bisa mendapatkan pesan moral dari tokoh yang ada di dalam cerita dan mendorongnya untuk membangun karakter yang lebih positif.
  4. Memanfaatkan air bekas untuk hal tertentu. Contohnya ketika si kecil membantu Happy Parents memasak dengan membersihkan sayur dan buah-buahan. Air untuk membersihkan sayur dan buah-buahan itu kemudian ditampung di sebuah tempat. Minta si kecil agar menggunakan air bekas itu untuk menyiram tanaman, sehingga lebih bermanfaat.
  5. Langkah terakhir adalah Happy Parents bisa menjadi contoh untuk si kecil. Ketika Happy Parents berusaha melatih si kecil untuk berhemat dalam penggunaan air, maka Happy Parents pun harus melakukan hal yang sama, agar si kecil bisa meniru kebiasaan baik itu di masa-masa mendatang.

Nah, melatih si kecil untuk berhemat dalam menggunakan air merupakan salah satu kebiasaan baik yang perlu diajarkan sejak dini. Kebiasaan baik ini juga terangkum dalam buku Fun Cican terbaru yakni “Cican Seri Kebiasaan Baik”. Seri terbaru Fun Cican ini sudah bisa didapatkan di toko-toko buku terdekat di seluruh Indonesia atau melalui mizanstore.com. Yuk ajak si kecil untuk terus melakukan kebiasaan baik!

Andrea Hirata, Orang-Orang Biasa, dan Kaum Marjinal

Saya enggak bisa keluar dari tema orang-orang marjinal, orang terpinggirkan dan lain-lain. Karena saya berasal dari budaya seperti itu,” kata Andrea Hirata menanggapi pertanyaan wartawan mengenai novel terbarunya Orang-Orang Biasa, dalam jumpa pers peluncuran novel Orang-orang Biasa.

Andrea Hirata yang awal bulan maret 2019 lalu baru saja resmi meluncurkan novel terbarunya, Orang-Orang Biasa, kemarin malam, Kamis (28/3/2019) berkesempatan menggelar jumpa pers di Diskusi Kopi, Setiabudi, Jakarta Selatan. Pada momen itu, Andrea Hirata banyak bercerita mengenai kaum marjinal yang menjadi inspirasinya di novel Orang-Orang Biasa. Meski menceritakan tentang kaum marjinal, Andrea menjamin bahwa novel Orang-orang Biasa tidak akan bercerita tentang kesedihan belaka, justru pada novel itu kesedihan akan dipadu dengan kriminal dan tentu saja komedi.

Kalau saya ceritakan bagaimana susahnya kisah Laskar Pelangi, novel itu akan jadi getir. Saya enggak mau menceritakan orang susah yang pahit, memaki-maki, yang desperate. Ya mari kita baca cara-cara orang biasa menyuarakan ketidakadilan yang mereka rasakan,” jelas Andrea.

Untuk melihat artikel lengkapnya silakan kunjungi laman berikut ini, https://entertainment.kompas.com/read/2019/03/28/222958110/andrea-hirata-kisahkan-kaum-marjinal-lewat-orang-orang-biasa.

Orang-Orang Biasa Menjadi Buku Paling Dicari Versi Gramedia.com

Setelah resmi diumumkan pada awal maret 2019 lalu, novel terbaru Andrea Hirata, Orang-Orang Biasa, menjadi buku paling dicari versi Gramedia.com. Selamat, Pak Cik!

INFO LENGKAP: https://www.instagram.com/p/BvbaHU3A04c/

ilustrator

Belajar Menjadi Ilustrator Buku bersama Yoelanda Sari

Menjadi ilustrator yang karyanya bisa dinikmati melalui berbagai medium, dari media sosial, merchandise, hingga buku itu memang nggak mudah. Namun, bukan berarti nggak mungkin, terutama bagi kita yang masih baru memulainya.

Sejak awal, siapa pun bisa dengan mudah jatuh hati pada karya-karyanya yang selalu imut, sederhana, dengan penggunaan warna-warni nan hangat, yang menyisakan seutas senyum setelah melihatnya. Wajar kalau Stephany “Teppy” Josephine penulis buku Suka-Suka Teppy memilih Yoelanda sebagai partner untuk memberi sentuhan dan warna pada buku yang baru saja terbit Maret 2019 ini.

Tahun 2018, pertama kalinya Bentang Pustaka berkenalan dengan sosok ilustrator berbakat bernama Yoelanda Sari. Yuk, kita simak kiatnya untuk menjadi ilustrator!

Keep explore and creating

Memulai itu kadang lebih susah. Seperti yang dituturkan gadis kelahiran Jakarta, 11 Januari 1992 ini, awalnya Yoelanda nggak langsung bisa yakin: Mau membuat karya seperti apa? Dengan style seperti apa? Lalu tentang apa? Dan untuk siapa?

Seiring dengan proses berpikir itu, Yoelanda memutuskan untuk mengambil inspirasi gaya dan tema ilustrasinya nggak jauh-jauh dari apa yang sedang dia rasakan dan pastinya pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Bagi kita yang baru akan memulai, akan lebih baik untuk berkaca dari diri sendiri terlebih dulu.

Baginya, perkara menemukan style atau ciri khas itu jangan menjadi penghalang seorang ilustrator untuk melangkah maju. “Dulu aku juga galau lama banget soal style ini. It can be a short or long process karena perjalanan setiap orang akan berbeda-beda. Jangan sibuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain sampai lupa bahwa yang terpenting adalah menikmati prosesnya. Keep exploring and creating, harus berani tunjukkan karya kita supaya bisa dapat feedback,” tutur lulusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Bina Nusantara ini.

Get the good impact from social media

Setelah memulai, langkah selanjutnya adalah untuk selalu konsisten membuat karya. Kegigihan Yoelanda dalam tiga tahun terakhir ini membuat namanya dan @moon_pancake (brand merchandise miliknya) semakin dikenal luas. Meski mengakui bahwa ia awalnya nggak berencana menjadi full-time illustrator. “Dapet kerjaan-kerjaan ilustrasi itu justru karena aku sering iseng nge-post random di Instagram,” ujarnya. Baginya, media sosial itu jika dipergunakan untuk tujuan yang baik seperti mengembangkan diri, maka akan ngasih hal baik juga.

Yoelanda banyak mengambil inspirasi dari sosok keren yang dilihatnya di medsos. Nama-nama perempuan independen seperti Michelle Obama, J.K. Rowling, dan Lizzie Parra merupakan muse terbesarnya. Perkenalannya dengan Teppy juga berawal dari saling berkirim DM di Instagram, lho! Menurutnya jangan takut buat menyampaikan apresiasi atau sekedar menyapa orang yang kita kagumi karena kita nggak tahu kesempatan apa yang mungkin bisa didapat.

Aim high, but stay grounded

Memulai berarti juga memelihara mimpi. Yoelanda selalu berharap karya-karyanya bisa memberi manfaat, “I hope my works can be a rainbow in someone else’s cloud to cheer up someone who is having a hard time.”

Selain itu, Yoelanda punya target yang menurutnya berat untuk dicapai tapi layak dicoba,  “I am still learning to be less overthinking, practicing self-love, and green lifestyle more consistently.” Yoelanda pengin terus menyadari ketidaksempurnaannya dan merangkul potensi diri pada saat yang sama. “Aku tuh orangnya banyak mau, tapi setiap tanggung jawab selalu berusaha aku kerjain satu persatu.” Sikapnya juga dicerminkan dari caranya menjalin relasi. Baginya selain bakat dan skill, bekal terpenting dari seorang ilustrator itu adalah attitude yang baik, punya inisiatif, dan pastinya disiplin.

 

© Copyright - Bentang Pustaka