5 Alasan Kenapa Kamu Terjebak Friend Zone

Selamat datang kaum yang tengah gundah gulana karena terjebak dalam hubungan teman tapi ada rasa sayangnya, atau bahasa beken-nya FRIEND ZONE. Bagaimana kabar hatimu? Sudah cukup kuat menahan rasa yang semakin menggebu-gebu atau sudah di titik perjuangan ingin menyerah saja? Tidak dapat disangkal, friend zone memang semenyebalkan itu!

Persahabatan antar-lawan jenis tidak akan pernah berhasil. Itu adalah ungkapan yang sering kali ditemukan di mana pun. Dalam media sosial, cerita pendek di majalah, novel, hingga cerita yang datang dari teman sendiri. Selalu ada pihak yang tidak sengaja menaruh perasaan yang lebih sedangkan pihak lainnya tidak. Akan beruntung jika keduanya berada pada perasaan yang sama. Sayangnya, dalam kehidupan sehari-hari selalu ada korban friend zone yang berjatuhan.

Dalam pertemanan antar-lawan jenis yang mengakibatkan perasaan sayang, memang gejalanya terbilang sulit dideteksi. Awalnya berteman baik, eh tiba-tiba sayang aja. Lalu, apa alasan yang membuat orang bisa terjebak perasaan kepada temannya sendiri?

  1. Kalian tidak mau merusak hubungan.

Baik kamu atau dia, atau siapa pun dari kalian yang memiliki perasaan lebih dari teman mungkin memiliki alasan ini. Karena pertemanan yang kalian bangun sudah cukup asyik tanpa perlu di-upgrade menjadi hubungan kekasih. Sedangkan yang kita tahu, status pacaran memiliki risiko yang jauh lebih besar dibandingkan teman.

Selain itu, dengan berubahnya status pertemanan menjadi pacaran akan menimbulkan suasana canggung yang mungkin akan membuat kalian menjadi kikuk. Yang biasanya bisa jitak kepala seenaknya, sekarang harus berpikir seribu kali untuk menjitak kepala doi. Atau mungkin yang biasanya nama panggilannya berupa nama-nama hewan di kebun binatang saat berteman, harus berganti menjadi panggilan sayang yang menggemaskan ketika pacaran.

Semua hal itu yang membuat kalian harus berpikir seribu kali, apabila mengubah hubungan pertemanan ke hubungan yang lebih serius. Ya, kalau hubungan kalian tidak rusak sih, beruntung banget tuh. Kalau rusak? Ya udah, mau gimana lagi, malah jadi buntung!

  1. Terlalu nyaman di zona aman.

Memutuskan untuk tetap berteman dengan seseorang yang kamu menaruh perasaan kepadanya, memang membuatmu berada pada zona aman. Kamu tidak akan kehilangan kebiasaan yang sering kalian lakukan. Kalian tetap bisa jalan bareng, berdiskusi sampai larut malam, dan bercanda sesuka kalian. Kondisi itu yang membuat kalian akan semakin nyaman.

Hanya saja, setiap keputusan yang kamu ambil selalu memiliki risiko. Terlalu nyaman di zona aman seperti itu, memang menyenangkan. Tapi, kamu juga harus siap saat kondisi hati kian hari semakin nyeri, jika nantinya melihat teman tersebut memiliki hubungan selain dengan kamu.

Ditambah lagi, kemungkinan kamu untuk menebak-nebak, bagaimana perasaan dia terhadapmu akan muncul. Dan sayangnya, kamu tidak akan pernah tahu jawaban pastinya, karena kamu telah memutuskan untuk berada di zona nyaman.

  1. Tidak ada yang berani mengungkapkan perasaan.

Pada titik kamu sudah mengumpulkan niat dan mental setebal Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk keluar dari status pertemanan, kesulitan yang akan kamu hadapi selanjutnya adalah menyiapkan keberanian untuk mengungkapkan perasaan. Tidak perlu, deh, repot memikirkan bagaimana caranya. Mau di kafe, warung pinggir jalan, toko buku, atau di mana pun tidak akan menjadi masalah. Karena kamu pasti sudah mengerti di mana tempat yang disukai oleh temanmu.

Akan tetpai, menyiapkan keberanian itu, lho. Rasanya bayang-bayang ekspresi temanmu akan perlahan menghantuimu. Apakah dia akan terdiam, tertawa meledekmu, atau bahkan marah karena tersinggung. Belum lagi, rusak atau tidaknya pertemanan kalian akan menjadi taruhannya.

  1. Kalian belum bisa berkomitmen.

Kalau alasan yang ini mah, rata-rata dialami ketika kedua pihak sudah sama-sama tahu tentang perasaan mereka. Hanya saja, keduanya memutuskan untuk tidak pacaran. Pacaran memiliki komitmen yang jauh lebih ribet dibandingkan pertemanan. Bukan hanya menemani saat suka dan duka doang, tapi ada komitmen untuk menyediakan waktu lebih banyak daripada sebelumnya.

Tetapi bisa juga, alasan ini ada ketika salah satu atau bahkan kedua pihak memiliki kebiasaan suka tebar pesona. Mata atau hati yang nggak bisa dijaga ketika melihat lawan jenis yang jauh memikat hati kalian. Sehingga jalan tengah dari kebiasaan tersebut adalah dengan tetap berteman saja.

  1. Salah satu dari kalian adalah gebetan/pacar dari teman.

Wah, ini alasan paling nyebelin di antara semuanya. Karena memiliki risiko terbesar di antara alasan-alasan yang lainnya. Risiko kehilangan orang yang kita suka dan kehilangan teman kita lainnya.

Memang namanya cinta tidak bisa diatur kepada siapa dan kapan waktunya untuk berlabuh. Jika bisa diatur, yah, mungkin artikel ini tidak akan hadir, hehe. Bukannya berlabuh di orang yang tepat, eh malah sama teman dekat yang kebetulan sudah menjadi pacar orang. Dan, kebetulan pacarnya adalah temanmu yang lain.

Gimana, tuh? Perasaan bersalahmu tentunya semakin menjadi-jadi. Ada tiga pihak yang akan kamu libatkan. Dirimu sendiri, teman yang kamu suka, dan pacar temanmu yang kebetulan temanmu juga. Dan, jika kamu adalah tipikal orang yang nggak enakan, ya udah, friend zone adalah jalan keluarnya.

Dear Heart, Why Him?: Suara Hati para Korban yang Terjebak Friend Zone

Salah satau novel terbitan Bentang Belia yang bisa mewakili kisah terjebak perasaan pada hubungan pertemanan atau friend zone adalah Dear Heart, Why Him?. Novel yang berwarna sampul pink muda ini akan menggambarkan nyerinya hatimu karena terkurung di status “hanya teman”.

Menceritakan tentang Bela dan Dalvin yang merupakan sepasang sahabat. Sifat Dalvin yang menyebalkan membuatnya heran kenapa banyak orang yang menyukainya. Meskipun pada akhirnya, sifat tersebut tertutup dengan wajahnya yang tampan. Sampai suatu ketika, Bela terjebak pada kondisi bahwa ia menyukai Dalvin lebih dari sebatas teman.

Lalu, apa yang dilakukan Bela? Bagaimana akhir dari kisah mereka? Yuk, ikuti kisah mereka dalam novel Dear Heart, Why Him? karya Haula S. Siapa tahu ini bisa jadi jawaban dari permasalahanmu saat ini, hehe.

(Justika Imaniar Hijri)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta