Tiga Buku Gus Nadir tentang Seri Belajar Islam yang Wajib Dibaca
Sudahkah kamu melengkapi buku Gus Nadir? Gus Nadir, yang bernama lengkap Nadirsyah Hosen, telah sangat dikenal sebagai kiai muda yang aktif menyebarkan dakwah lewat media online maupun offline. Keaktifannya di media sosial membuat namanya akrab di kalangan milenial. Kalangan santri dan mahasiswa pun merasa dekat dengannya berkat keaktifannya menyambangi berbagai universitas hingga pesantren.
Tiga Buku Gus Nadir tentang Seri Belajar Islam
Gus Nadir merupakan Rais Syuriah PCI (Pengurus Cabang Istimewa) Nahdlatul Ulama (NU) di Australia dan New Zealand. Menempuh pendidikan formal dalam dua bidang yang berbeda, Ilmu Syari’ah dan Ilmu Hukum, sejak S-1, S-2, dan S-3. Pemegang dua gelar Ph.D. ini memilih berkiprah di Australia hingga meraih posisi Associate Professor di Fakultas Hukum, University of Wollongong. Namun kemudian, beliau “dibajak” untuk pindah ke Monash University pada 2015. Monash Law School adalah salah satu Fakultas Hukum terbaik di dunia. Baru setahun pindah ke Monash, beliau sudah diminta mengurusi Monash Malaysia Law Program—sebuah program unggulan melibatkan mahasiswa dari Australia, Kanada, Belanda, Jerman, dan Prancis. Di Kampus Monash, beliau mengajar Hukum Tata Negara Australia, Pengantar Hukum Islam, dan Hukum Asia Tenggara.
Gus Nadir juga sangat produktif dalam menerbitkan buku. Tak hanya riset ilmiah untuk dunia internasional, beliau juga rajin menulis untuk masyarakat umum dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti. Di Bentang Pustaka, Gus Nadir telah menerbitkan 3 buku yang terangkum dalam Serial Belajar Islam. Ketiga buku ini mendedah persoalan aktual tentang tafsir ayat Al-Quran, Hadis, dan Fikih.
Gus Nadir secara aktif mengamati fenomena para penafsir ayat Al-Quran yang semata mengandalkan terjemahan dan mengambil rujukan melalui media sosial daripada kitab tafsir klasik dan modern. Beberapa di antaranya bahkan salah kaprah karena tidak memahami sejarah di balik turunnya ayat-ayat tersebut. Maka, melalui buku ini, kita diajak untuk betul-betul memahami konteks agar semakin menghayati dan memahami kitab suci. Tak hanya itu, kita akan dipandu untuk memahami metode-metode tafsir dan mengenal para penafsir Al-Quran di sepanjang peradaban Islam.
“Bukan saja ayat Al-Qur’an memiliki konteks turunnya ayat, tetapi juga para ulama yang menafsirkan ayat Al-Qur’an dipengaruhi konteks di mana mereka berada dan berkiprah. Buku yang ditulis Nadirsyah Hosen ini juga memiliki konteksnya sendiri, yaitu ditulis di era medsos. Saya mengapresiasi upayanya membahas Al-Qur’an lewat medsos. Apa pun konteks pembahasannya, dipandang dari sisi mana pun, ayat Al-Qur’an akan tetap memancarkan cahaya al-Rahman dan al-Rahim,” puji Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A., pengarang Tafsir al-Misbah.
Tafsir Al-Quran di Medsos kali pertama diterbitkan pada 2017 dan berisi 56 artikel. Buku ini langsung menjadi perbincangan masyarakat karena kerenyahan bahasa dan kemudahan penjelasannya. Gus Nadir dianggap mampu memberikan penjelasan mengenai asal-usul turunnya ayat Al-Quran dan konteks yang melatarbelakanginya dengan bahasa yang sangat mudah dipahami. Berkat banyaknya peminat, pada 2019, Bentang Pustaka kembali menerbitkan ulang Tafsir Al-Quran di Medsos dengan menambahkan 20 artikel baru. Lagi-lagi, buku ini kembali melejit ke rak buku best seller di kategori Buku Islami.
Dengan merujuk ke literatur keislaman yang otoritatif, Gus Nadir mengurai problematika dan kontekstualisasi berbagai kisah Nabi dan riwayat hadis dengan cara yang unik. Kehati-hatian beliau dalam menjelajah berbagai referensi sungguh menggugah kesadaran kita untuk belajar memilah informasi dengan cara yang sama. Kisah interaksi Nabi dengan para sahabat dan juga dengan kalangan non-Muslim, cara Nabi memutuskan sebuah perkara, hingga dakwah beliau yang terkenal santun—lengkap dibahas dalam buku ini.
Judul buku yang catchy ini tercetus akibat kegelisahan Gus Nadir terhadap orang-orang yang gemar mengutip hadis Nabi dan memelintir pemaknaannya untuk kepentingan pribadi.
“Visualisasi Al-Quran tecermin dari kehidupan Rasulullah Saw. Perbuatan, ucapan, dan restu Nabi Saw. menjadi teladan bagi umat Muslim yang hendak menggapai sukses. Yaitu, mengamalkan apa yang diucapkan, tegas saat mengambil kebijakan, ramah dalam bergaul, bersahaja dalam keseharian, dan santun saat memberi tuntunan dan bimbingan. Inilah yang dikisahkan dalam buku ini,” tutur K.H. Cholil Nafis, Ph.D., Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat.
Ustaz Yusuf Mansur, pengasuh Pesantren Daarul Qur’an, Cipondoh-Tangerang, juga turut memberikan komentarnya, “Pintar berkisah, kaya akan rujukan. Buku Gus Nadir ini bikin ane tambah bangga jadi umat Nabi Muhammad.”
Saring Sebelum Sharing memiliki tebal 328 halaman dan terdiri atas 72 artikel.
Jangan Anda bayangkan bahwa buku ini akan mengajarkan ilmu fikih yang kaku dan berat. Dalam buku ini, Nadirsyah Hosen atau akrab disapa Gus Nadir, menuturkan indahnya keilmuan fikih yang dipelajari langsung dari sang bapak, Prof. K.H. Ibrahim Hosen, L.M.L., Ketua Bidang Fatwa di Majelis Ulama Indonesia pada 1980-2000. Buku ini layaknya sebuah persembahan ilmu dari Abah dan anak, dalam mewarnai khazanah kajian fikih di Indonesia.
Melalui kitab-kitab fikih yang jarang diketahui publik, Gus Nadir mengajak kita berkaca pada cara Rasulullah Saw. dan para sahabat dalam menyelesaikan masalah agama saat itu, yang disesuaikan dengan konteks saat ini. Mulai dari hukum Muslim masuk gereja, penggunaan vaksin, perbedaan mazhab, hingga jawaban soal ayat jilbab, semua dituturkan secara santai.
Buku bersampul merah jambu ini memiliki tebal 460 halaman dan terdiri atas 83 artikel.
Nah, untuk para pembaca yang tak sabar segera meminang ketiga buku Gus Nadir ini, Bentang Pustaka bekerja sama dengan Mizanstore.com memberikan penawaran menarik dalam program Best Writer Best Deal. Pembeli buku-buku Gus Nadir akan mendapatkan diskon tambahan sebesar 25% jika memasukkan kode voucher GUS NADIR. Program ini masih berlangsung hingga 20 Juni 2020 mendatang. Jangan lewatkan kesempatan ini karena voucher Best Writer Best Deal hanya berlaku untuk 1.000 pembeli pertama.
Trackbacks & Pingbacks
[…] Baca juga: Tiga Buku Gus Nadir tentang Seri Belajar Islam yang Wajib Dibaca […]
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!