Tag Archive for: Prancis

Cara Menyusui

Tidak Memprioritaskan ASI, Cara Menyusui di Prancis Berbeda dari Negara Lain

Hampir semua dokter di semua negara mengatakan bahwa cara menyusui yang benar adalah dengan memberikan ASI kepada bayi. Karena pentingnya ASI, bahkan ada alat pompa ASI hingga sistem donor ASI. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi ibu Prancis karena mayoritas dari mereka lebih memilih memberikan susu formula daripada ASI kepada bayi mereka.

Di Amerika sendiri, kepercayaan akan ASI sama dengan orang Indonesia yang mewajibkan orang tua untuk memberi ASI kepada bayi. Sebagian orang Amerika percaya bahwa memberikan susu formula kepada bayi merupakan salah satu bentuk kekerasan kepada anak. Bahkan, Meksiko melarang pemberian ASI kepada bayi. Sementara itu, orang-orang berlomba-lomba untuk memberikan ASI kepada anak tanpa ada campuran susu formula. Kesulitan-kesulitan selama memberikan ASI tidak membuat mereka gentar, justru hal tersebut memberikan pandangan bahwa pemberian ASI akan meningkatkan status mereka sebagai ibu.

Sebagai orang Amerika yang tinggal di Prancis, Pamela mengakui bahwa jika orang Amerika akan memberikan poin tambahan untuk ibu yang menyusui di Prancis. Memberikan ASI di Prancis menjadi lebih berat karena kurangnya dukungan dari orang sekitar. Dalam bukunya yang berjudul Bringing Up Bébé, Pamela menceritakan kebiasaan unik orang Prancis yang berbeda dari negara lainnya.

Alasan Orang Prancis Memberikan Susu Formula sebagai Cara Menyusui

Walaupun lebih suka memberikan susu formula, tidak semua ibu di Prancis otomatis memberikannya sejak awal bayi lahir. Ada 63 persen ibu Prancis yang menyusui anaknya dengan menggunakan ASI. Sisanya hanya memberikan ASI saat masih berada di rumah sakit setelah bersalin dan berhenti memberikan ASI setelah mereka keluar dari rumah sakit. Namun, lebih banyak yang tidak memberi ASI sama sekali.

Di Prancis, menyusui ASI kepada bayi mencitrakan kaum petani dari desa. Mereka juga menganggap bahwa ASI lebih dibutuhkan di negara yang berada dalam garis kemiskinan seperti Afrika dan sub-Sahara. Ada juga yang beranggapan bahwa menyusui bukanlah tugas seorang ibu. Menyusui hanya memberikan tugas tambahan kepada ibu, yang pastinya tidak mudah. Pamela bercerita dalam bukunya bahwa temannya merasa menyusui membuatnya seperti sebuah alat yang tidak manusiawi.

Terdapat Pejuang ASI di Prancis yang Jumlahnya Kecil

Karena di Prancis budaya menyusui tidak begitu diminati, muncul pejuang ASI walau jumlahnya tidak banyak. Dalam buku Bringing Up Bébé, Pamela menceritakan kisah seorang pejuang ASI bernama Dr. Bitoun. Beliau mengatakan bahwa walaupun sudah diberi penjelasan mengenai pentingnya ASI dengan pendekatan sains, ibu Prancis masih lebih memilih memberikan susu formula karena budayanya yang lebih kuat. Ibu Prancis juga tidak merasa bersalah memberikan susu formula kepada bayi mereka.

Yang mengejutkan, banyak ibu Prancis yang menyusui bukan karena aturan atau kewajiban dan iming-iming dampak IQ tinggi pada anak. Mereka memberikan ASI karena itu pilihan mereka sendiri atas dasar kepuasan diri. Ibu Prancis yang menyusui tidak ingin menyusui di bawah tekanan moral masyarakat.

 

Walaupun lebih banyak diberi susu formula, bayi Prancis tetaplah sehat. Jika dibandingkan dengan bayi Amerika, bayi Prancis lebih sehat dilihat dari berbagai sisi. Contohnya, Prancis memiliki angka kematian bayi yang lebih rendah daripada Amerika Serikat. Cara pengasuhan anak orang Prancis memang banyak yang berbeda dari negara lainnya. Namun, Pamela Druckerman melalui buku Bringing Up Bébé yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia membuktikan bahwa pengasuhan ala Prancis banyak yang lebih efektif daripada pengasuhan negara lainnya. Tidak hanya memberikan susu formula, tetapi bayi tetap tumbuh sehat, orang tua Prancis juga dapat membuat anak mereka berkelakuan baik dengan mudah. Oleh karenanya, Pamela Druckerman merasa beruntung dapat mengasuh anaknya di Prancis.

Perbedaan Kebiasaan Mandi di Setiap Negara

Perbedaan Kebiasaan Mandi Masyarakat di Setiap Negara

Walaupun sebuah kewajiban, kebiasaan mandi di setiap negara berbeda-beda. Ada yang rajin mandi, ada juga yang mandi hanya beberapa kali dalam satu bulan. Mandi sudah menjadi kebiasaan dan norma sosial sehingga memungkinan setiap negara memiliki kebiasaan mandi yang berbeda.

Mandi merupakan upaya orang untuk menjadi sehat dengan menjaga kebersihan. Selain itu, mandi juga berpengaruh untuk menjaga imun tubuh, meringankan sakit dan nyeri otot, meningkatkan aliran darah, mencegah pembengkakan, meningkatkan konsentrasi, mengurangi kelelahan, dan memudahkan pernafasan. Bukan hanya kesehatan, orang mandi juga untuk mencegah bau badan yang tidak sedap, membantu orang untuk benar-benar bangun dan rutinitas pagi biasa seperti olahraga. Namun, seperti dikutip pada laman Medical News Today, banyak orang yang mandi untuk menyesuaikan diri dengan standar kebersihan dan penampilan masyarakat.

Karena mandi bergantung dengan standar kebersihan masyarakat setempat, tidak aneh jika kebiasaan mandi disetiap negara berbeda-beda. Faktor iklim dan musim di setiap negara memengaruhi kebiasaan mandi masyarakat setempat. Untuk masyarakat di daerah tropis, mereka akan cenderung lebih sering mandi karena mendapat ekspos matahari yang berlebih. Sementara itu, negara empat musim akan lebih jarang mandi. Berikut adalah kebiasaan mandi di setiap negara:

  1. Jepang

Orang Jepang lebih sering mandi malam hari daripada pagi hari. Mereka tidak membiasakan diri untuk mandi saat pagi hari karena mereka tidak berkeringat setelah bangun tidur. Mereka lebih suka mandi sauna saat malam hari untuk relaksasi setelah lelah bekerja seharian.

  1. Brasil

Orang Brasil pada umumnya mandi 12x dalam seminggu. Bahkan, mereka sebenarnya bisa mandi lebih banyak daripada itu. Mereka menganggap mandi 5x sehari itu normal. Orang Brasil juga sering menawari mandi kepada tamunya.

  1. Amerika Serikat

Paling tidak, mereka akan mandi sehari sekali. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat memiliki empat musim. Ketika musim dingin, mereka tidak perlu terlalu sering mandi.

  1. Prancis

Kebiasaan mandi orang Prancis beragam. Kebanyakan, mereka mandi dua hari sekali. Namun, ada juga yang mandi setiap tiga hari sekali hingga satu minggu sekali. Walaupun frekuensi mandi mereka termasuk jarang, mereka masih tetap menjaga penampilan mereka, terutama yang berhubungan dengan fashion.

  1. Indonesia

Indonesia termasuk dalam kategori negara yang sering mandi. Seperti yang kita tahu, kita mandi sehari dua kali. Hal ini dikarenakan iklim tropis yang membuat kita lebih mudah gerah dan berkeringat.

 

Perbedaan frekuensi mandi yang bervariasi bukanlah sebuah masalah. Frekuensi mandi merupakan referensi masing-masing pribadi. Mandi sering maupun jarang, sama-sama dapat mengakibatkan kulit menjadi kering, iritasi, dan gatal. Yang paling utama dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan adalah merawat kebersihan bagian bawah tubuh dan kebersihan tangan. Untuk anak kecil, orang tua perlu sadar akan kebutuhan mandi anak. Sebagai orang yang tinggal di Indonesia, alangkah baiknya untuk membiasakan anak mandi dua kali sehari karena mandi dua kali sehari lebih dapat menjamin kebersihan anak sehingga sangat berpengaruh terhadap kesehatan anak, terutama pada periode aktif anak ketika anak lebih banyak bergerak.

Menyuruh anak untuk mandi merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Mereka akan lebih suka menyisihkan waktunya untuk bermain daripada mandi. Untuk mengakalinya, orang tua dapat memberi contoh kepada anak yang dapat menunjukan betapa pentingnya mandi. Contoh tersebut bisa diambil dari lingkungan sekitar maupun dari buku anak. Tujuannya supaya anak sadar bahwa jarang mandi akan berdampak pada kesehatan mereka.

Bayi tidur nyenyak

Rahasia Bayi Prancis Dapat Tidur Nyenyak Sepanjang Malam

Selama ini kita menganggap bahwa orang tua dengan bayi yang dapat tidur nyenyak tanpa bangun berkali-kali tengah malam adalah orang tua yang beruntung. Kita menganggap bayi bangun berkali-kali saat tidur adalah hal yang normal. Bayi tidur empat jam juga normal. Kita menjadi terbiasa ketika harus bangun pada tengah malam untuk menidurkan mereka kembali. Seakan-akan ketika memiliki bayi, orang tua tidak memiliki hak untuk tidur.

 

Kisah Tidur Bayi Amerika dan Inggris

Di Amerika, bayi baru dapat tidur nyenyak pada malam hari tanpa terbangun saat mereka berusia sembilan bulan hingga dua belas bulan. Hal ini juga dirasakan oleh Pamela Druckerman, penulis buku Bringing Up Bébé. Dalam bukunya, Pamela menceritakan kisahnya yang kesulitan membuat bayinya tidak terbangun tengah malam. Namun, Pamela mendapat pertolongan dari pengasuhan ala Prancis.

Anak pertama Pamela yang bernama Bean baru bisa tidur nyenyak saat berusia sembilan bulan. Selama itu pula Pamela dan suaminya merasa frustrasi karena waktu tidur mereka terganggu. Bayangkan, kita harus bangun setiap malam untuk menenangkan bayi yang menangis karena terbangun selama sembilan bulan hingga satu tahun. Membayangkannya saja sudah melelahkan. Orang tua akan rentan terhadap stres hanya karena bayi tidak tidur nyenyak. Padahal, kesehatan mental orang tua sangat diperlukan demi keharmonisan keluarga dan perkembangan anak. Bukan hanya itu, bayi juga kekurangan waktu tidurnya. Padahal, tidur yang cukup sangat penting untuk perkembangan anak.

Menurut statistik yang diambil oleh National Sleep Foundation dari Amerika, terdapat 46% balita yang terbangun pada malam hari. Sayangnya, hanya 11% orang tua yang percaya bahwa anaknya memiliki masalah tidur. Sisanya merasa bahwa balita terbangun tengah malam merupakan hal yang normal. Pada dasarnya, masalah bayi yang terbangun tengah malam juga terjadi di negara lain, seperti Indonesia.

Bagi orang tua yang tidak tahan ketika bayi terbangun tengah malam, mereka akan melakukan banyak cara untuk membuat bayi tidur nyenyak. Cara yang paling sering mereka lakukan adalah dengan membuat kebiasaan pada bayi sebelum mereka tidur. Contohnya, orang tua memberikan susu kepada bayi tepat sebelum tidur, menggendong bayi saat jam tidur datang, menyanyikan lagu untuk bayi, dan sebagainya. Namun, banyak dari cara tersebut yang gagal membuat bayi tidur nyenyak. Mereka masih tetap saja menangis karena terbangun tengah malam.

 

Bayi Prancis Dapat Tidur Nyenyak Sejak Dini

Berbeda dengan bayi dari negara lain, bayi Prancis dapat tidur nyenyak tanpa terbangun di tengah malam dengan mudah. Mereka sudah dapat tidur nyenyak sejak berusia seminggu atau dua minggu. Orang Prancis menganggap bahwa usia empat bulan sudah termasuk terlalu lama untuk seorang bayi supaya dapat tidur nyenyak.

Orang tua Prancis tidak pusing memikirkan waktu tidur bayi. Waktu istirahat mereka juga tidak terganggu. Bahkan, orang tua Prancis bisa melakukan hobi mereka selama bayi mereka tidur. Hal ini postif untuk menstabilkan mental orang tua selama mengasuh bayi. Dapat dibilang bahwa tidur merupakan salah satu kunci kebahagiaan anak dan orang tua.

Dengan keajaiban tidur bayi Prancis, Pamela mengungkap sebuah keanehan dari orang tua Prancis. Ketika Pamela menanyakan tips bayi Prancis dapat tidur dengan nyenyak ke teman asal Prancisnya, orang tua Prancis tidak bisa menjawab. Mereka tidak mengetahui tipsnya. Yang mereka tahu, bayi tidur nyenyak tanpa terbangun adalah hal normal. Sementara itu, jika bayi sering terbangun malah dianggap hal yang aneh. Anggapan yang berbeda dari negara lain.

Karena ingin bayinya dapat tidur nyenyak, Pamela bertanya kepada dokter anak spesialis tidur. Akhirnya, Pamela mengetahui kunci orang tua Prancis membuat anaknya tidur nyenyak. Pamela membagikan hasil risetnya dalam buku Bringing Up Bébé, buku yang membahas tuntas pengasuhan ala Prancis. Berikut dua kunci membuat bayi tidur nyenyak ala Prancis:

  1. Jeda

Hal terpenting untuk membuat bayi tidur nyenyak adalah dengan memberi jeda. Ketika bayi menangis atau tiba-tiba bergerak bangun, orang tua disarankan untuk tidak langsung merespons bayi. Hal ini dikarenakan bayi memiliki siklus tidurnya sendiri. Normal bagi bayi untuk banyak bergerak dan mengeluarkan suara saat tidur. Namun, bukan berarti mereka benar-benar terbangun. Bayi juga perlu belajar untuk memahami siklus tidur.

Oleh karena itu, orang tua perlu memberi jeda dengan tidak langsung menggendong bayi atau semacamnya. Malah, ketika kita merespons bayi dengan cepat, kita akan membangunkannya. Ujungnya, bayi benar-benar terbangun dari siklus tidurnya hingga menangis. Kita perlu membiarkan bayi menangis sebentar hingga kurang lebih sepuluh menit. Jika bayi menangis terus-menerus dan tangisannya semakin keras, barulah orang tua bisa merespons dan menenangkan bayi. Metode “jeda” ini hanya dapat diterapkan sampai bayi berusia empat bulan.

Pamela sudah mempraktikkan “jeda” kepada anak pertamanya. Walau cukup telat karena Pamela juga telat mengetahui metode ini, Bean dapat tidur dengan nyenyak hanya dalam tiga malam. Metode “jeda” memang ampuh karena tercipta sesuai dengan ilmu tidur menurut sains.

  1. Membuat Bayi Nyaman, tetapi Tidak Terlalu Nyaman

Cara ini dapat diterapkan jika metode “jeda” tidak berhasil diaplikasikan selama empat bulan. Sebelum anak tidur, orang tua Prancis akan memandikan dan meletakkan bayi di kasur pada jam yang normal, lalu kembali ke kamar bayi pagi, keesokan harinya. Namun, sebelum meninggalkan ruangan, orang tua Prancis berusaha memberikan pemahaman kepada bayi mereka bahwa mereka akan baik-baik saja selama tidur dan orang tua akan kembali. Pemahaman ini dapat dilakukan dengan cara berbincang kepada bayi. Tujuannya adalah membuat bayi merasa nyaman dan aman.

Sementara itu, cara membuat bayi tidak terlalu nyaman adalah dengan tidak membuat kebiasaan untuk langsung menggendong bayi atau kebiasaan lain saat mereka bangun. Mirip dengan “jeda”, orang tua perlu berusaha menahan keinginan untuk menenangkan bayi. Hal ini dikarenakan ketika orang tua terbiasa merespons bayi saat mereka terbangun tengah malam, mereka akan merasa memiliki kewajiban untuk bangun karena mereka pikir orang tua mengharapkan mereka bangun.

 

Cara orang Prancis membuat bayi tidur nyenyak mungkin terdengar ekstrem menurut kita. Namun, bayi memang memerlukan sedikit rasa frustrasi atau tidak nyaman. Rasa inilah yang nantinya akan membuat bayi berkembang. Membiarkan bayi menangis beberapa menit masih aman untuk bayi karena tidak akan membuat mereka frustrasi berlebihan.

Bukan hanya soal tidur, banyak cara pengasuhan ala Prancis yang berbeda dengan negara lain. Namun, hasilnya sudah banyak terbukti. Pamela menulis buku Bringing Up Bébé karena pengasuhan Prancis banyak yang membuatnya takjub. Buku Bringing Up Bébé sudah di terbitkan di banyak negara, seperti Indonesia melalui Penerbit Bentang Pustaka.

Apa Kamu Sedang Menanti Kelahiran Sang Buah Hati?

Saya mencemaskan rencana kehamilan saya. Ada Perasaan tidak yakin apakah saya cukup baik dalam menghadapinya berdua dengan suami. Sebenarnya saya luar biasa bergembira. Namun, gelombang kegembiraan saya datang bersama kecemasan.

Saya termakan ide bahwa saya harus menjaga kehamilan dan melakukan semuanya dengan benar. Beberapa jam setelah memberitahukan berita gembira kepada suami, saya segera berselancar di internet untuk membaca-baca situs web kehamilan Amerika dan bergegas membeli beberapa petunjuk kehamilan di toko buku berbahasa Inggris dekat Louvre. Saya ingin tahu, dalam bahasa Inggris sederhana, apa tepatnya yang harus saya khawatirkan?

Punya begitu banyak kecemasan dan hal untuk dipelajari membuat kehamilan terasa seperti pekerjaan purnawaktu yang menyita waktu saya, bahkan hanya untuk mengerjakan apa yang saya cintai. Melelahkan.

Apakah kamu juga merasakan itu?

Sejak pindah ke Prancis, saya berusaha untuk mencari teman sebanyak-banyaknya guna mengumpulkan berbagai macam referensi pola asuh di luar yang saya tahu, demi menyambut kelahiran anak yang sudah kami berdua rencanakan. Namun ternyata, Prancis membuat saya tercengang.

Perempuan-perempuan Prancis saya temui bukannya tidak acuh tentang menjadi ibu, atau tentang kesejahteraan bayi mereka. Mereka terpesona, peduli, dan sadar akan perubahan kehidupan yang begitu besar yang akan mereka alami. Namun, mereka mengungkapkannya dengan cara berbeda.

Sebagai warga Negara Amerika, saya terbiasa untuk mendemonstrasikan komitmen kehamilan dengan merasa cemas dan menunjukkan seberapa besar saya bersedia untuk berkorban, bahkan ketika hamil.

Sementara itu, perempuan Prancis menandai komitmen mereka dengan menampakkan ketenangan dan memamerkan fakta bahwa mereka tidak menolak kesenangan. Poinnya bukan bahwa semua pantangan kehamilan menjadi diperbolehkan, melainkan dalam masa kehamilan, kita sebaiknya tenang dan bijaksana.

Dalam masa kehamilannya, perempuan Prancis tetap terlihat bahagia, cantik, dan tidak kehilangan pesonanya. Oleh karena itu, semua pengalaman kehamilan dan pola asuh saya selama hidup di Prancis akan saya bagikan kepada kalian semua melalui buku terbaru saya yang bertajuk: Bringing Up Bebe.

Semoga kalian menyukainya.

Salam kasih,

 

Pamela Druckerman, penulis buku Bringing Up Bebe

© Copyright - Bentang Pustaka