Tag Archive for: Fiksi

pitch perfect

Mengenal Istilah Perfect Pitch yang Muncul di Rapijali

Sering denger istilah perfect pitch yang sering dibahas Dee Lestari di novel Rapijali? Karya ini berhasil melahirkan tokoh-tokoh fiksi baru. Tokoh utamanya yaitu seorang remaja perempuan bernama Ping hadir membawa kisah hidup yang pelik nan seru. Ping pandai dalam bermusik. Suaranya sangat merdu dan ia sangat berbakat dalam musik. Pada novel Rapijali 2: Menjadi, perjalanan bermusik Ping semakin seru dan menantang. Ia membuat banyak orang terpesona dengan bakatnya yang unik itu. Yap! Ping dengan kemampuan perfect pitch-nya.

 

pitch perfect

Apa Itu Perfect Pitch?

Dalam dunia musik, dikenal isitilah perfect pitch. Perfect pitch merupakan kemampuan mengidentifikasi nama huruf dari not yang terdengar. Dengan kata lain, kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk dapat mengetahui suatu nada dengan tepat hanya dengan mendengar. Tidak banyak orang yang memiliki perfect pitch tanpa bantuan alat musik atau referensi tertentu. Tidak banyak orang yang memiliki kemampuan ini. Suatu sumber menyebutkan bahwa hanya ada 1 dari 10.000 orang yang memiliki kemampuan perfect pitch. Beberapa di antaranya yaitu Mozart dan Mariah Carey.

 

Ping dan Kemampuan Pitch Perfect

Dalam novel Rapijali 2: Menjadi, Ping digambarkan sebagai orang yang memiliki kemampuan perfect pitch. Ping digambarkan sebagai cucu dari seorang musisi. Sejak kecil ia hidup berdampingan dengan musik. Rumahnya yang berada di Cijulang menyimpan banyak alat musik milik kakeknya. Oleh karena itu, tidak lah aneh jika musik kemudian menjadi makanan sehari-harinya.

 

Ping tidak pernah sekolah musik sebelumnya. Ia hanya belajar musik dari kakeknya. Meski demikian, bakatnya bisa diadu. Ia jago memainkan banyak alat musik. Salah satu yang paling ia suka adalah piano. Selain itu, suaranya juga magis dan merdu. Dengan kemampuannya ini, Ping mampu memukau banyak orang.

 

Tantangan Punya Skill Pitch Perfect

Tantangan datang saat Ping ingin masuk ke jurusan musik untuk kuliahnya nanti. Pendidikan formal tentu menuntut adanya pemahaman teori yang baik, bukan hanya praktik. Ping kurang paham tentang teori musik. Ia bahkan tidak bisa membaca not. Namun, bakatnya yang luar biasa tentu tidak bisa ditepis. Ia dengan kemampuan perfect pitch-nya mampu memainkan suatu lagu dengan apik hanya modal mendengar saja. Akankah itu cukup membuatnya lolos ke universitas yang ia inginkan?

 

Simak kisah selengkapnya hanya di Rapijali 1 dan 2 yang bisa kamu pesan di sini!

 

 

Mengenal Adat Matrilienal

Mengenal Adat Matrilineal Melalui Fiksi

Siapa yang tidak asing atau bahkan sudah mengenal adat matrilineal? Matrilineal adalah sebuah sistem yang berlaku di adat Minang, yang menjadikan garis penerus keturunan berada di pihak ibu. Bagi yang belum mengenali sistem ini, mungkin terdengar sangat aneh dan asing sekaligus membingungkan. Tapi dewasa ini, banyak kisah-kisah fiksi yang membungkus lokalitas-lokalitas daerah sang penulis. Termasuk perihal matrilineal yang menjadi lokalitas masyarakat suku Minang. Dituliskan oleh Pinto Anugrah, matrilineal menjadi latar belakang kisah terbarunya, yakni Segala yang Diisap Langit. Bagaimana, sih, sang penulis menuangkan matrilineal dalam narasi fiktifnya?

Mengenal Adat Matrilienal

Mengenal Adat Matrilineal

Matrilineal bukan topik sederhana untuk bisa dituangkan dalam kisah fiksi. Pembahasannya yang begitu menyorot perempuan dapat menjadi kontroversi oleh beberapa kalangan. Tapi hal ini tidak mengendurkan upaya Pinto Anugrah untuk menuangkan topik ini menjadi latar belakang sang tokoh utamanya, Bungo Rabiah. Dengan berlandaskan sistem yang berlaku, Pinto menjadikan tokoh-tokohnya pengendara plot dan kisahnya ini. Bungo Rabiah diceritakan berporos pada sistem matrilineal yang berusaha menghadirkan anak perempuan sebagai penerus keturunan dan harta pusaka milik keluarga. Sementara itu, Pinto juga menghidupkan sisi antagonis yang menjadi lawan utama bagi sistem yang berlaku ini.

Baca artikel terkait: Lokalitas dalam Segala Yang Diisap Langit

Simak penelitian Matrilineal berikut di sini, yuk!

Dalam bentuk fiksi, sistem matrilineal menjadi begitu aplikatif dibandingnya mempelajarinya sebagai suatu sejarah konvensional. Pembaca bisa meninjau dalam lebih dari satu perspektif untuk mengenal matrilineal. Baik dari sisi masyarakat lokal, atau bahkan menjadi seseorang yang tergerus modernitas atau kebaruan pola pikir.

Rekomendasi Pembaca Indonesia

Beragamnya lokalitas di Indonesia bisa menjadi suatu hal yang menarik untuk terus diikuti. Tanpa terkecuali dengan tidak populernya sistem-sistem yang justru menuai pro dan kontra ini, masyarakat perlu mengetahui—setidaknya seputar keberadaannya saja—matrilineal yang masih berlaku bagi beberapa pihak. Dalam Segala yang Diisap Langit, pembaca diajak masuk dalam lokalitas, sekaligus melebur bak menjadi masyarakat lokal Minang. Buku ini bisa didapatkan di MizanStore dengan ketebalan 144 halaman seharga Rp59.000. Dapatkan bukunya dan ketahui lebih lanjut Bungo Rabiah dan adat matrilineal yang ditegakkannya.

anisa rahma skenario

Anisa Rahma Rilis Novel Skenario Terindah di Ultah Pernikahan ke-3

Jakarta (detik.com 12/09) – Merayakan hari jadi yang ke-3 tahun, pasangan suami-istri Anisa Rahma dan Anandito Dwis merilis novel. Diterbitkan oleh Bentang Pustaka, novel yang ditulis berdua itu berjudul Skenario Terindah.

Novel setebal 400 halaman menjadi debut mereka di industri buku Tanah Air setelah merilis single Pernikahan Impian.

Skenario Terindah diangkat dari kisah nyata dan menggambarkan kepribadian kedua tokoh serta cara Tuhan mempertemukan keduanya. Dalam novel itu, juga menceritakan perjalanan Anisa sejak memutuskan ulang mengenai mimpinya.

anisa rahma skenario

Sejak hengkang dari girlband yang membesarkan namanya, Anisa Rahma memilih jalan yang berbeda. Ia mengubah penampilannya dengan menutup aurat dan mengenakan hijab.

Baca juga Sinopsis Novel Skenario Terindah

Dia pun memutuskan untuk menikah dengan penyanyi religi yang tergabung dalam grup Adam Musik, Anandito Dwis.

Anandito Dwis dikenal sebagai pria dengan budi yang baik, lembut hatinya, dan persamaan inilah yang membuat Anisa jatuh cinta. Beberapa persamaan dari kepribadian keduanya membuat mereka bersatu.

“Perjalanan menemukan yang membuat mereka menghadirkan Sang Kuasa dalam skenario kehidupan dirasa menjadi cerita yang inspiratif,” tulis keterangan Bentang Pustaka, dalam keterangan pers yang diterima detikcom.

Cerita dalam novel Skenario Terindah, lanjut keduanya, diharapkan dapat menumbuhkan harapan pada mereka yang kehilangan asa.

“Dari sanalah, makna judul buku menjadi sebuah perwakilan sekaligus wajah dalam kisah mereka: Belahan jiwa yang mereka temukan adalah bentuk skenario terindah,” tulis keterangan pers.

Di dalam novel juga menceritakan sudut pandang baru tentang apa itu cinta khususnya yang melewati masa taaruf. Proses perkenalan yang menuai pro kontra di kalangan masyarakat Indonesia.

Rencananya novel Skenario Terindah bakal terbit pada 16 September 2021 dan dibanderol seharga Rp 99 ribu. Tertarik beli?

(tia/aay)
Rapijali 2 membongkar masa lalu

Rapijali 2: Membongkar Masa Lalu yang Menuai Haru

rapijali

Rapijali 2 kini hadir kembali dengan membongkar masa lalu yang menuai haru. Novel Rapijali 1: Mencari karya Dee Lestari berhasil melahirkan tokoh-tokoh fiksi baru. Tokoh utamanya yaitu seorang remaja perempuan bernama Ping hadir membawa kisah hidup yang pelik nan seru. Ping pandai dalam bermusik. Suaranya sangat merdu dan permainan pianonya selalu memukau. Ping bahkan memiliki kemampuan pitch perfect, yaitu kemampuan mengetahui nada dengan akurat tanpa alat bantu. Persahabatan, musik, keluarga, percintaan, hingga isu politik turut mewarnai perjalanan hidup Ping. Pembaca Rapijali 1 seolah sedang dibawa masuk ke dalam dunianya yang penuh warna-warni itu. Maka, tidak heran, lahirnya tokoh Ping secara otomatis melahirkan pula penggemar-penggemar yang tidak sabar ingin segera menyimak kembali kelanjutan kisahnya. Ya! Rapijali telah melahirkan rindu.

Seolah memahami kerinduan para pembacanya, Dee Lestari akan segera menerbitkan novel kedua dari serial Rapijali, yaitu Rapijali 2: Menjadi. Hidup Ping yang tenang dan damai di Cijulang bersisian dengan indahnya Pantai Batu Karas begitu cepat mengalami jungkir balik. Ada banyak konflik. Ada banyak luka. Ping harus pindah ke Jakarta dan berpisah dengan sahabat baiknya, Oding. Duka akibat kematian kakeknya pun belum sembuh. Segala permasalahan itu seolah berputar membentuk misteri dan tanda tanya besar. Dalam Rapijali 2: Menjadi, pertanyaan-pertanyaan itu akan menemui puncaknya.

(Bermula dari: Rapijali 1: Mencari)

Rapijali 2: Membongkar Masa Lalu

Melalui Rapijali 2: Menjadi, Dee Lestari mengajak para pembaca untuk ikut serta merasakan kegundahan hati Ping akan masa depannya, cita-citanya, dan keinginannya untuk melanjutkan sekolah di bidang musik. Kesedihan dan kerinduan hati Ping pada Oding dan keinginannya kembali pulang ke Cijulang juga akan membawa pembaca ikut terhanyut dalam sedu sedan. Namun, seperti lembaran kisah yang baru, Ping tak pernah menyangka bahwa seiring berjalannya waktu Jakarta tidak lagi terasa bagai penjara baginya.

Tidak melulu mengharu biru, di bagian yang lain, Rapijali 2 akan mengajak para pembacanya berkenalan dengan sahabat baru Ping di Jakarta, yaitu Inggil, Rakai, Buto, Jemi, dan Lodeh. Bersama mereka pembaca akan merasakan betapa seru dan menegangkannya mengikuti kompetisi band nasional. Lagu-lagu diciptakan. Beberapa lagu diciptakan untuk keperluan band Rapijali dan beberapa yang lain adalah curahan hati Ping. Melengkapi masa remaja yang penuh cinta, Ping juga larut dalam kesulitan memahami perasaan dalam hatinya. Pada bagian ini, pembaca akan ikut merasakan momen mendebarkan tentang betapa dilemanya Ping dalam memilih labuhan hati. Semua itu termuat dalam novel yang sangat luar biasa, Rapijali 2: Menjadi!

Prapesan Rapijali 2: Menjadi

Novel ini akan terbit segera pada bulan Juli mendatang. Masa prapesannya yaitu tanggal 1—20 Juli 2021. Seolah benar-benar ingin memuaskan pembaca, novel ini dapat dipesan dengan enam pilihan paket yang menggiurkan. Masing-masing paket menawarkan berbagai merchandise yang berbeda, seperti tanda tangan penulis, surat spesial Dee Lestari, pouch, scarf, dan gantungan kunci. Untuk kawan pembaca yang belum sempat membeli Rapijali 1 pun tidak perlu khawatir karena salah satu paketnya juga memuat novel Rapijali 1 dan 2 sekaligus. Pemesanan novel ini dapat dilakukan melalui mizanstore.com, Shopee Mizansofficialshop, Tokopedia Mizanstore, dan toko-toko buku kesayanganmu.

Menarik bukan? Jangan sampai kelewatan infonya, ya! Pastikan Rapijali 2: Menjadi sampai di rumahmu. Simak kelanjutan kisah Ping dan bersama-sama kita tuntaskan kerinduan Rapijali DI SINI!

 

Putri Maulita

Fakta tentang Alengka dan Ayodhya, Kerajaan Rahwana dan Rama

Bagi kamu yang telah mengetahui kisah Ramayana, nama Alengka dan Ayodhya pasti tidak asing lagi di rungu. Dalam Rahvayana: Aku Lala Padamu karya Sujiwo Tejo, yang meskipun menggunakan latar modern, kerajaan Alengka dan Ayodhya tidak lupa disebutkan.

Baca juga: Rahvayana: Surat Cinta Rahwana untuk Sinta

Kamu mungkin tahu bahwa Alengka adalah kerajaan Rahwana, sedangkan Ayodhya adalah kerajaan yang dipimpin oleh Rama. Namun, ada beberapa fakta lain tentang dua kerajaan itu yang menarik untuk digali, lho!

Alengka: Sekarang Dikenal dengan Sri Lanka?

Nama Alengka diambil dari kata Lanka dalam bahasa Sanskerta yang memiliki arti pulau. Kerajaan yang singgasananya diduduki oleh Rahwana ini berada di sebuah pulau di selatan India. Ibukota kerajaan ini dulu pernah dibakar oleh Hanuman dalam upayanya menolong Rama menyelamatkan Sinta. Menurut babad Ramayana, raja terakhir Alengka adalah Rahwana.

Kerajaan tersebut porak-poranda dan mengalami kehancuran pada masa pemerintahannya usai ia menculik Sinta, istri Sri Rama. Banyak orang yang percaya bahwa negara Sri Lanka adalah Alengka pada zaman sekarang. Selain kemiripan nama, lokasi negara Sri Lanka juga sama dengan deskripsi posisi Kerajaan Alengka. Bagaimana menurutmu?

Ayodhya: Kota Suci di India

Selama ini, kita akrab dengan penyebutan Kerajaan Ayodhya. Namun, tahukah kamu bahwa nama sebenarnya dari kerajaan Rama itu adalah Kosala? Ya, sebenarnya Ayodhya adalah ibukota dari Kerajaan Kosala. Dalam kisah pewayangan Jawa, Kosala lebih sering disebut dengan Kerajaan Ayodhya.

Sama seperti Alengka, nama Ayodhya diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti yang tidak akan kalah dari peperangan. Mungkin, itulah mengapa kerajaan yang terletak di utara Sungai Gangga ini dikenal dengan angkatan perangnya yang kuat. Sebab berlokasi dekat dengan sungai yang disucikan di India, kota Ayodhya pun menjadi salah satu kota suci di India hingga saat ini.

 

Bagaimana? Menarik, bukan? Sekarang, jika kamu diberi kesempatan untuk mengunjungi Alengka atau Ayodhya, mana yang akan kamu pilih? Ikuti kisah dekonstruktif Rahwana dan Sinta dalam novel Rahvayana. Meskipun periode prapesan telah berakhir, bukunya masih bisa kamu dapatkan di sini. Ingin tahu kelanjutan cerita mereka? Baca sekuelnya dalam Rahvayana: Ada yang Tiada!

 

Nur Aisyiah Az-Zahra

Sinestesia dan Mengembaraan waktu

Sinestesia? Pernah dengar istilah yang satu ini? Sinestesia merupakan satu dari sekian banyak jenis kelainan pada otak. Sinestesia dipercaya sebagai suatu kelainan yang mampu membuat para penyandangnya (sinestesian) memiliki lebih dari satu respons dalam satu indra.  Dalam hal ini, Sinestesia adalah fenomena neurologis di mana otak menimbulkan beberapa persepsi respons lain yang  berupa penglihatan, suara, ataupun rasa dari keenam indra. Contohnya, seorang penyandang penyakit ini merasa melihat suara, atau mendengar rasa. Wah, aneh ya? Meski demikian, beberapa beranggapan bahwa hal ini tidak benar sebab satu indra hanya merespons dengan satu cara.

Baca jugahttps://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/sinestesia-adalah-merasakan-warna/

Sinestesian di Masa Depan

Dalam karyanya yang satu ini. Sahlil GE mengakui bahwa ini adalah karya fantasinya yang pertama. Meskipun karya fiksi fantasi yang kali pertama, novel ini bukan berarti tidak keren dan menarik perhatian. Karya ini pernah terbit di Wattpad dan menguras perhatian para pembaca dengan kisahnya. Fantasi pertama karya Sahlil GE ini dibuatnya menarik dengan melibatkan peran dan kinerja dari para penyandang sinestesia. Para sinestesian di kisah ini menjadikan jalan cerita dari The Girl FromTomorrow menjadi begitu imajinatif.  Dengan sentuhan sesuatu yang magis dan tidak ternalar, peran sinestesian menjadi harga jual dari kisah ini.

Tidak menulisnya dengan ngawur, Sahlil GE menyebutkan bahwa kisahnya ini melalui riset yang panjang. Terlebih ketika diakuinya bahwa Sahlil GE merupakan satu di antara sekian banyak sinestesian. Dengan melakukan serangkaian wawancara dengan sesama sinestesian, Sahlil GE membungkus kisahnya dengan basis yang tidak sembarangan. Sinestesian dalam kisahnya kemudian dikembangkan menjadi orang-orang dengan bakat istimewa. Di buku ini disebutkan memiliki kemampuan khusus yang mampu mengembara waktu. Menjadi pengendali waktu yang mampu menilik kembali hal-hal yang terjadi, lebih-lebih berusaha membenahinya barang sedikit. Seperti yang dilakukan oleh tokoh Lana dalam  kisah ini.

Wajah Baru Fantasi Indonesia

Pengembaraan waktu yang dilakukan oleh Sinestesian dalam kisah ini memberi harapan baru bagi Indonesia untuk melahirkan penulis-penulis bergenre fantasi. Sahlil GE menjadi wajah baru yang menyodorkan karya unik yang tidak biasa. Karya yang bisa dinikmati kalangan tidak hanya remaja, tapi juga oleh kalangan umur yang lebih dewasa.

Tasaro GK

Merengkuh Pembaca dalam Karya ala Tasaro GK

Tasaro GK belum lama ini menghadirkan buku barunya yang berjudul Shirath. Sebuah kisah yang dibumbui dengan begitu banyak gelora, rasa, dan asa. Shirath yang belum setahun terbit ini sebelumnya telah dinantikan oleh pembaca setia dari sang juru cerita, Tasaro GK. Sebagai karya sekuel dari Sembilu, para pembaca begitu antusias menantikan kehadirannya. Pada novel sebelumnya, tokoh Kashmir dan Kanya begitu menarik perhatian dengan kisah keduanya yang begitu menguras emosi pembacanya. Tak hanya itu, Shirat yang kemudian hadir sebagai suatu karya tulis dengan diksi yang begitu mendayu, seolah menjanjikan para pembaca untuk esensi membaca yang sama dengan karya Sembilu.

(Baca juga Shirath: Anak Rohani Tasaro GK)

Mendapat Tempat di Hati Pembaca ala Tasaro GK

Bagi para pembaca, tokoh Kashmir dan Kanya memberikan efek yang begitu dalam sepanjang jalan kisah. Kisah cinta dari kedua tokoh tersebut memang sebuah pusat sekaligus poros cerita, tetapi dimensi cerita perihal keduanya mampu memberi atensi yang begitu besar saat proses pembacaan. Terlebih ketika Kashmir membawa para pembaca dalam perjalanan dari satu wilayah ke wilayah lain, untuk meluruhkan rasanya terhadap Kanya. Dari Bandung, Yogyakarta, hingga Stockholm, dan negara-negara lainnya. Cara Tasaro menggambarkan rasa dan lokasi latar untuk dimensi dalam novel Shirath lagi-lagi tidak mengecewakan para pembaca yang terseret dalam alur cerita. Perpindahan wilayah yang masih melibatkan rasa yang sama untuk satu orang wanita. Rasa cinta dan setia selalu berhasil memenangkan hati pembaca.

Tidak jauh berbeda dengan kisah Sembilu, sekuelnya ini berhasil memeluk para pembaca dengan cara yang tidak kalah romantik dari rasa Kashmir dan Kanya. Para pembaca tidak sedikit yang menyebutkan perasaan mereka yang begitu campur aduk menyaksikan perjalanan kedua tokoh sentral tersebut. beberapa pembaca juga mengakui meloloskan air mata sedih, kecewa, dan haru mereka sepanjang proses pembacaan. Barangkali beginilah cara Tasaro merengkuh pembaca, dengan meletakkan rasa untuk mendapatkan rasa yang lainnya dari orang-orang yang membaca karyanya ini.

Satu di Antara Mereka

Belum genap setahun dan euforianya masih bisa didapatkan dan akan selalu dapat terasa. Buku selalu dapat menemukan pembacanya. Setelah proses pembacaan-pembacaan dari beberapa orang, Shirath masih bisa menjadi rekomendasi kepada para pembaca baru lainnya. Buku ini masih tersedia dan menunggu pembaca lainnya untuk masuk dalam pusaran ceritanya. Jadilah datu dari sekian banyak pembaca yang merasakan sensasi tulisan ala Tasaro GK.

 

The Girl From Tomorrow: Masa SMA yang Magis

Masa SMA adalah masa yang begitu menantang, diwarnai asmara dan penuh ambisi. Pada usia SMA, rasanya semua hal ingin dilakukan. Ambisi yang menggebu-gebu untuk menjadi populer dan menonjol. Dalam karya romance remaja ini, Sahlil GE menggambarkan masa muda dengan begitu nyata dan memberi rasa relevan bagi para pembaca. Juno, sang tokoh utama digambarkan sebagai remaja yang begitu menonjol sehingga karakternya begitu sentris sepanjang cerita. Meski demikian, Sahlil tidak membunuh karakter dari tokoh-tokoh lainnya. Tokoh-tokoh lainnya dhadirkan sebagai oposisi, bahkan menjadi suatu persimpangan karakter dari sang tokoh utama. Tokoh-tokoh tersebut menjadi satu kesatuan yang membangun jalan cerita dengan “apik”. Sahlil juga menghadirkan dimensi dan konflik yang magis. Hal ini yang selanjutnya memberi nilai lebih pada masa SMA di novel ini, lho!

Membongkar Realitas dengan Dimensi Magis

Siapa yang akan berpikir kalau masa SMA bisa begitu berubah oleh sesuatu yang tidak ternalar? Begitulah kiranya kehidupan Juno yang tidak pernah terduga adanya. Hidupnya begitu mulus dan baik-baik saja, sampai akhirnya hal yang tak masuk akal muncul dalam kisah hidupnya. Ketimpangan dalam realitas yang begitu tidak terduga mampu mewarnai kisah masa SMA yang selalu tampak riang dan menggebu-gebu.

Masa muda Juno pun menjadi begitu penuh lika-liku yang tidak terduga. Semua karena seseorang dari masa depan yang terhubung dengan masa kini. Orang itu membuat hari ini dan hari yang akan datang begitu abu-abu dan penuh ketegangan. Masa-masa SMA seolah disulap menjadi suatu pengalaman yang menyita rasa. Melalui dimensi waktu yang begitu dijungkirbalikkan, Juno mengantarkan kita pada suatu usaha bernama pengendalian diri.

Kalau masa muda menjadi sesuatu yang harus dilupakan dan dikorbankan, apakah kamu akan merelakannya? Sesuatu yang magis menjadi alasan utama atas rasa yang harus hangus, merelakan satu masa menguap sebab rasa yang harus dibasmi. Juno dan para tokohnya mengajak para pembaca untuk mengelana masa depan dengan tetap bertaut pada lini waktu terkini. Sebuah kisah penerimaan akan masa depan yang membalikkan rasa dan masa hari ini. The Girl From Tomorrow akan mengantarkanmu sebagai pembaca yang mengalami pasang surut emosi. Buku ini dapat menjadi rekomendasi bacaan yang penuh akan hiburan dan sarat akan imajinasi.

Dapatkan bukumu di https://mizanstore.com/the_girl_from_tomorrow_70463

gambar siluet candi di tengah hutan - Fakta Kitab Omong Kosong, Cerita Ramayana ala Seno Gumira Ajidarma

Fakta Kitab Omong Kosong, Cerita Ramayana ala Seno Gumira Ajidarma

Ada fakta-fakta menarik tentang Kitab Omong Kosong, buku karya Seno Gumira Ajidarma. Walau premis utamanya adalah Ramayana, Seno Gumira mengambil kebebasan untuk memodifikasi kisah Ramayana secara kreatif dan dengan sentuhan khasnya.

Berikut 4 fakta tentang Kitab Omong Kosong:

Baca juga: Kitab Omong Kosong: Buku Seno Gumira Ajidarma yang Akan Terbit Ulang

 

Penulisan Nama dan Latar yang Tidak Konvensional

Kita mengenal Sinta, Rama, Rahwana, Kota Ayodya, dan Hanoman. Namun, di Kitab Omong Kosong, Seno Gumira menuliskan nama-nama tersebut dengan unik. Sinta menjadi Sītā, Rama menjadi Rāma, Rahwana menjadi Rāwana, Ayodya menjadi Ayodhyā, Hanoman menjadi Sang Hanūmān, dan penulisan nama-nama lain yang turut berubah.

Mereka tetaplah tokoh yang sama, tapi penulisan nama yang tidak “konvensional” ini telah menghidupkan ceritanya. Pemakaian aksen pada nama-nama tokoh cerita—yang memang berlatar di zaman dahulu—memperkuat latar cerita dan membangun suasana “Ayodya” tempat berlangsungnya kejadian.

 

Fokus pada Kisah yang Berbeda

Jika Ramayana berputar pada dinamika Rama-Sinta dan Rahwana-Sinta, serta peristiwa pengobongan dan pengasingan Sinta di Hutan Dandaka, Kitab Omong Kosong dimulai dengan upacara Persembahan Kuda.

“Maka berlangsunglah bencana Persembahan Kuda, sebuah upacara untuk dewa-dewa atas nama perdamaian yang menginjak-injak hak asasi manusia.”

Rama, bertahun-tahun setelah mengasingkan Sinta dalam keadaan hamil, melakukan upacara Persembahan Kuda demi menebus rasa bersalahnya. Tapi, semakin ke belakang, kita akan melihat bahwa Rama sesungguhnya tidak melakukan itu demi Sinta. Jangankan melakukan persembahan, Rama saja bahkan tidak berusaha mencari Sinta!

 

Perbedaan Karakterisasi Tokoh Sri Rama

Sri Rama kerap diagung-agungkan sebagai raja yang baik budi, bijaksana, mencintai kerajaan dan rakyatnya. Kitab Omong Kosong berlari dengan penggambaran yang berbeda 180 derajat.

“Saya Sri Rāma, raja yang berkuasa di Ayodhyā, mengadakan Persembahan Kuda. Kerajaan mana pun yang dilewati kuda putih yang kami lepaskan pada malam bulan sabit setelah surat ini disampaikan, harus tunduk kepada kami atas nama perdamaian.”

Rama digambarkan sebagai raja yang ditakuti. Upacara Persembahan Kuda yang menelan jutaan korban dan meluluhlantakkan benua, menciptakan citra sebagai raja arogan. Walmiki, pencerita Ramayana, menembangkan kisah yang mengutuk Rama atas perbuatannya. Sinta kecewa luar biasa dan mengemukakan ratapannya terhadap perbuatan Rama yang tidak adil dan seenaknya.

Singkatnya, sangat susah untuk bersimpati dengan Rama dalam cerita ini.

 

Tokoh Sentral Karangan Seno Gumira

Upacara Persembahan Kuda berubah jadi bencana, memorak-porandakan setiap negeri yang dilewatinya. Masuklah dua tokoh utama kita: Maneka dan Satya, salah dua dari sekian banyak korban upacara tersebt.

Maneka adalah pelacur yang menerima rajah dari si kuda persembahan. Hal ini membuat reputasinya sebagai pelacur melejit pesat. Orang-orang berbondong datang dari sepenjuru negeri untuk tidur dengannya, tidak peduli laki-laki atau perempuan. Maneka yang awalnya semringah lama-lama menjadi tersiksa.

Dia bertemu Satya, seorang budak berumur 16 tahun. Pertemuan ini membuat Satya berani untuk melarikan diri dari dunia perbudakan. Bersama-sama, mereka pergi mencari Walmiki untuk menanyakan mengapa mereka dimasukkan ke dalam cerita Ramayana.

Di tengah perjalanan, tujuan mereka berubah menjadi mencari Kitab Omong Kosong, sebuah kitab peninggalan Hanoman yang berisi cara menghemat 300 tahun untuk membangun kembali peradaban yang dihancurkan Persembahan Kuda.

 

Kitab Omong Kosong sedang dalam masa prapesan. Pembelian via bit.ly/pesankitabomong sampai tanggal 14 April 2021 akan mendapatkan bonus poster dari Bentang Pustaka. Info lengkapnya dapat diakses di bit.ly/pesankitabomong, Instagram Bentang, atau Twitter Bentang.

 

Kontributor artikel: Anggarsih Wijayanti

rahwana-dan-sinta

Kisah Cinta Rahwana dan Sinta dalam Rahvayana

Kisah cinta Sinta dan Rama pastinya sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, namun bagaimana kisah cinta Rahwana dan Sinta? Kita kerap mendengarnya sebagai sastra lisan, cerita turun-temurun dari para pendahulu. Banyak juga yang menemukannya di dalam teks buku pelajaran. Semuanya kurang lebih sama, mengisahkan tentang bagaimana Rama menyelamatkan istrinya, Sinta, yang diculik oleh raksasa jahat bernama Rahwana.

Selama ini, kita menerima kisah itu sebagaimana anggapan umum yang beredar di masyarakat. Rahwana adalah si antagonis yang memaksakan cintanya kepada Sinta, Rama adalah pahlawan yang berjuang untuk menyelamatkan istrinya, dan Sinta menjadi wanita yang perlu diselamatkan. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya, apa benar ceritanya seperti itu? Atau mungkin ada sesuatu yang sejarah sembunyikan?

rahwana-dan-sinta

idntimes.com

Karya Sastra yang Dekonstruktif: Rahwana dan Sinta

Saat ini, definisi kebenaran bukanlah kejujuran atau fakta tentang suatu hal, melainkan apa yang dipercaya oleh banyak orang. Di sinilah Sujiwo Tejo hadir dengan dwiloginya, Rahvayana. Seri pertama Rahvayana, Aku Lala Padamu, akan memperkenalkan pembaca pada konsep dekonstruksi fiktif dalam sebuah karya sastra yang masih terhitung jarang di pasaran.

Sang penulis atau yang kerap disapa Mbah Tejo, memberikan redefinisi cinta lewat representasi tokoh Rahwana. Bagi pembaca baru karya Mbah Tejo, mungkin akan merasa bingung pada awalnya karena alur yang tidak runtut. Namun, setelah menamatkan Rahvayana, benang merah dapat ditarik tentang bagaimana perjuangan Rahwana demi mendapatkan cinta Sinta yang merupakan titisan Dewi Widowati.

Baca Juga: Rahvayana: Surat Cinta Rahwana untuk Sinta

Rahvayana Sudah Bisa Dipesan

Jika Rahvayana, Aku Lala Padamu mengisahkan tentang cerita cinta Rahwana dan Sinta, lalu bagaimana dengan Rama? Apakah lambat laun Sinta melabuhkan hatinya kepada Rahwana setelah menyaksikan langsung perjuangannya? Mungkinkah Sinta akhirnya luluh usai membaca untaian kata indah dalam surat-surat cinta dari Rahwana? Kamu bisa menemukan jawabannya dalam Rahvayana!

Karya yang menyegarkan ini akan membawa perasaanmu jungkir balik seperti sedang menaiki wahana roller-coaster. Kamu akan dibuat gemas dengan sikap Sinta dan berkali-kali meneriakkan, “Bucin!” kepada Rahwana. Tenang saja, penantianmu tidak akan lama, Rahvayana: Aku Lala Padamu dengan kover terbaru bisa mulai kamu pesan bulan depan. Mari kita selami dunia dekonstruktif Mbah Tejo dan ikuti perjalanan cinta Rahwana dan Sinta dalam Rahvayana di sini.

 

“Sinta, kabarmu masih baik, kan? Kalau tak salah hitung, ini sudah suratku yang kedelapan kepadamu. Darimu belum ada balasan.”

 

Nur Aisyiah Az-Zahra

© Copyright - Bentang Pustaka