Perbedaan Sistem Pendidikan, Haruskah Menyamai Sistem Pendidikan Luar?

Setiap negara memiliki sistem sendiri. Ada banyak bentuk sistem, mulai dari sistem kenegaraan, sistem politik, sampai dengan sistem pendidikan. Berbicara pendidikan, setiap negara juga memiliki sistem pendidikan yang khas. Di Jepang misalnya, menempa anak-anak untuk bisa membuat robot sederhana, dan di Indonesia mengajar anak-anak dengan menyanyi dan bermain. <p style="text-align: justify;">Setiap negara memiliki sistem sendiri. Ada banyak bentuk sistem, mulai dari sistem kenegaraan, sistem politik, sampai dengan sistem pendidikan. Berbicara pendidikan, setiap negara juga memiliki sistem pendidikan yang khas. Di Jepang misalnya, menempa anak-anak untuk bisa membuat robot sederhana, dan di Indonesia mengajar anak-anak dengan menyanyi dan bermain. Perbedaan pendidikan itu harus ada karena dari segi budaya Indonesia jauh berbeda dengan Jepang. Justru <a href="https://mizanstore.com/kamus_rasa_sarah_diorita_60906"><span style="color:#0000FF;"><strong>perbedaan sistem pendidikan</strong></span></a> inilah yang dapat digunakan sebagai identitas bahwa negara kita memang negara yang berbeda dari negara lain.</p>

<p style="text-align: justify;">Entah apa jadinya jika seluruh dunia memiliki sistem pendidikan yang sama. Di satu sisi, perbedaan sistem pendidikan dan pengajaran juga didasarkan pada potensi masyarakat/lingkungan sekitar. Semisal Indonesia menerapkan sistem pendidikan yang sama persis seperti Jepang, anak-anak kita tidak sanggup menyesuaikan dengan budayanya yang berbeda dengan budaya Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan itu ada dan lahir didasarkan pada kemampuan bangsa itu sendiri.</p>

<p style="text-align: justify;">Sistem pendidikan di Indonesia pada periode tahun ajaran baru selalu mengalami perubahan. Perubahan sistem untuk evaluasi ini kerap menimbulkan pro kontra dari masyarakat. Namun, di sisi lain evaluasi ini perlu dilakukan untuk menemukan sistem yang sempurna.</p>

<p style="text-align: justify;">Pada dasarnya, tidak hanya di Indonesia yang terjadi perubahan sistem. Di luar sana, juga banyak negara yang mengganti sistem pendidikan mereka. Di balik perubahan sistem, kita sebagai bangsa Indonesia harusnya tetap bangga dengan metode pembelajaran yang ada saat ini. Meski sadar pendidikan kita memang masih perlu banyak dibenahi. Namun, apalah guna menjadi komentator yang menyalahkan sistem, bagaimanapun <a href="https://mizanstore.com/kamus_rasa_sarah_diorita_60906"><span style="color:#0000FF;"><strong>perbedaan sistem pendidikan</strong></span></a> itu harus diindahkan.</p>

<p style="text-align: justify;">Kenapa kita perlu bersyukur? Ternyata di balik kekurangan sistem pendidikan di Indonesia, ada sisi positif ketika cara belajar kita dibandingkan dengan pendidikan di luar negeri. Seperti yang diceritakan oleh Sarah Diorita Candra dalam bukunya yang berjudul <a href="https://mizanstore.com/kamus_rasa_sarah_diorita_60906"><span style="color:#0000FF;"><em>K</em><em>amus </em><em>R</em><em>asa Sarah Diorita</em></span></a>. Sebagai seorang blasteran Prancis-Indonesia, sejak kecil dia dididik oleh orang tuanya untuk menyatu dengan budaya Indonesia dan Prancis, termasuk membaur dalam sistem pendidikan. Sejak kecil, dirinya merasakan perubahan pendidikan di dalam ataupun di luar negeri (khususnya Perancis).</p>

<p style="text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/kamus_rasa_sarah_diorita_60906"><span style="color:#0000FF;">Sarah Diorita Candra</span></a> menceritakan pengalamannya ketika mengerjakan matematika dengan cara sempoa. Gurunya terkejut dan heran karena dianggap menarik dan begitu cepat saat mengerjakan soal matematika. Hingga akhirnya, guru tersebut memintanya maju dan memperlihatkan cara berhitung pada teman-temannya. Setidaknya, dari cerita ini, ada satu sisi positif sistem pendidikan kita yang ternyata merupakan hal yang baru bagi mereka di luar sana.</p>

<p style="text-align: justify;">Tidak dapat dimungkiri bahwa pendidikan di Indonesia masih kurang. Metode pengajaran masih sistem lama, guru mengajar murid dan murid sebagai pendengar. Sedangkan sistem pendidikan yang menggunakan cara gilir seperti kakak kelas mengajar ke adik kelas masih terbilang sedikit. Buku <a href="https://mizanstore.com/kamus_rasa_sarah_diorita_60906"><span style="color:#0000FF;"><em>Kamus Rasa Sarah Diorita</em></span></a> juga menyinggung cara mengajar dengan berbagi, kakak kelas mengajar adik kelas. Hasilnya, justru lebih mudah dipahami. Ini disebabkan kakak kelas mengerti kesulitan yang dirasakan adik kelas sehingga dari cara penyampaiannya pun juga lebih mengena.</p>

<p style="text-align: justify;">Mayoritas sistem pendidikan di Indonesia memang masih belajar di dalam kelas. Siswa dihadapkan pada sistem pendidikan yang monoton, begitu-begitu saja. Meskipun demikian, beberapa sekolah di Indonesia juga ada yang menggunakan sistem <em>outdoor</em>. Jadi, siswa diajak ke luar kelas, belajar langsung dengan alam, dan dilatih untuk berpikiran terbuka. Apa pun kelebihan dan kelemahan sistem pendidikan di Indonesia, <a href="https://mizanstore.com/kamus_rasa_sarah_diorita_60906"><span style="color:#0000FF;"><strong>perbedaan sistem pendidikan</strong></span></a> dengan negara luar itu sudah pasti. Kita tidak bisa mengikuti secara persis sistem dari luar karena kembali lagi, semua tergantung pada kemampuan masyarakat Indonesia itu sendiri.</p>

<p style="text-align: justify;">Kamu bisa mendapatkan buku <em><a href="https://mizanstore.com/kamus_rasa_sarah_diorita_60906"><span style="color:#0000FF;">Kamus Rasa Sarah Diorita</span></a> </em>untuk tahu lebih banyak tentang perbedaan sistem pendidikan di berbagai negara, <a href="https://mizanstore.com/kamus_rasa_sarah_diorita_60906"><span style="color:#0000FF;">di sini.</span></a></p>Elisa

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta