Berikut, Orang-Orang yang Dilupakan Allah

Dalam ayat suci Al-Quran disebutkan salah satu golongan yang akan dilupakan Allah adalah golongan orang-orang munafik. Dalam Surah At-Taubah ayat (9) yang mengatakan bahwa orang munafik itu telah lupa kepada Allah hingga Ia pun akan melupakan mereka. Itu artinya, siapa saja yang meninggalkan Allah, maka Allah pun akan menjauh darinya.

Lantas, Siapa Orang-orang Munafik Itu?

Ada sebuah hadis yang sangat tersohor yang menjelaskan ciri-ciri orang munafik. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab Al-Iman hadis nomor 33. Dalam hadis itu disebutkan ada tiga ciri-ciri orang munafik, di antaranya jika berbicara maka dia berdusta, jika berjanji dia akan mengingkari, dan apabila diberi amanah maka dia akan berkhianat.

Dalam Al-Quran, kata al-munafiqun sendiri disebutkan sebanyak 27 kali, sedangkan kata nifaq yang merupakan bentuk masdar-nya disebutkan sebanyak tiga kali. Bahkan, ada surah di dalam Al-Quran yang bernama al-munafiqun, yaitu surah ke-63. Surah ini turun ketika pasukan Nabi tengah berperang di tempat Bani Mustaliq. Di tengah peperangan tersebut, ada seorang dari kaum Anshar bernama Abdullah bin Ubay. Ia mencoba menghasut orang-orang Anshar untuk tidak menyokong kaum Muhajir tinggal di Madinah sampai mereka berpisah dari Nabi Muhammad.

Akan tetapi, ketika ditanya oleh Nabi, Abdullah bin Ubay dan teman-temannya bersumpah tidak pernah melakukan hal tersebut, bahkan ia sampai bersumpah atas nama Allah. Keesokan harinya, turunlah surah al-Munafiqun sehingga Nabi menjadi tahu hal yang sebenarnya.

Sementara itu, Nadirsyah Hosen mengatakan bahwa ciri-ciri orang munafik di antaranya jika melihat penampilan mereka maka kita akan terpesona. Jika mereka berbicara maka orang lain akan mendengarkan karena manisnya mulut mereka. Pada intinya mereka lebih mementingkan aspek lahiriah sehingga membuat orang lain terpikat.

Akan tetapi, sebenarnya hati mereka kosong dari iman, seperti kayu mati yang bersandar, tidak ada kehidupan dalam diri mereka. Mereka selalu mengira setiap teriakan yang keras, kebenaran yang nyata, maupun peringatan yang jelas sebagai bencana yang ditujukan kepada mereka. Hal tersebut karena orang yang kerap berdusta, hati kecilnya akan selalu takut kebohongannya akan terbongkar, walhasil mereka menjadi paranoid.

Cara Memperlakukan Orang Munafik

Orang-orang munafik juga memandang orang lain sebagai musuh, padahal merekalah musuh sebenarnya bagi umat Islam. Mereka sangat senang membolak-balikkan kebenaran, bahkan mereka tidak segan berdusta atas nama Allah. Alih-alih mencari maslahat, mereka justru lebih gemar mencari tipu muslihat.

Meski ciri-ciri orang munafik sudah tergambar baik di dalam hadis maupun di dalam Al-Quran, jangan sampai kita mudah menganggap orang lain munafik. Justru dengan adanya ciri-ciri itu seharusnya membuat kita mawas diri, bukan malah digunakan untuk menyerang sesama Muslim. Di samping itu, memberi label kepada orang lain adalah hak prerogatif Allah.

Sayangnya saat ini, banyak orang yang begitu mudah menuduh orang lain munafik hanya karena persoalan perbedaan pilihan politik. Di media sosial, bahkan dengan mudahnya orang bertanya dengan nada yang seolah meragukan keislaman seseorang hanya karena perbedaan pendapat. Bahkan, saat sedang panas-panasnya gejolak pemilu lalu, sangat ramai ajakan untuk tidak menshalatkan jenazah mereka yang memilih pemimpin non-Muslim karena dianggap munafik.

Padahal, para ulama salaf sangat berhati-hati dalam menilai keimanan seseorang. Selama seseorang tampak secara lahiriah bahwa mereka shalat, menikah secara Islam, berpuasa Ramadan, mereka cukup dihukumi sebagai seorang Muslim secara lahiriah. Sementara itu untuk urusan hati, apakah ibadah mereka diterima Allah, hanya Allah sendiri yang tahu, dan orang lain tidak punya hak apa pun untuk memberikan penilaian kepadanya.

 

Ketahui lebih banyak mengenai Tafsir Al-Quran di Medsos, karya terbaru Nadirsyah Hosen. Dapatkan info tentang buku tersebut, di sini.

Kontributor: Widi Hermawan

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta