Mengenal Perbedaan Tiap Gereja Ortodoks pada “Muhammad Sang Pewaris Hujan”

Gereja Ortodoks adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok denominasi Kristen yang berfokus pada keyakinan dan tradisi tradisional. ermasuk dalam Gereja ini adalah beberapa denominasi seperti Gereja Ortodoks Suriah, Gereja Ortodoks Ethiopia, dan Gereja Ortodoks Rusia.

 

Nah, melalui buku “Muhammad Sang Pewaris Hujan” karya Tasaro G.K, sedikit disinggung mengenai denominasi dua gereja yaitu gereja Suriah dan gereja Yunani Byzantium. Lalu, apakah kalian tahu apa saja perbedaan dari kedua gereja tersebut?

 

Kalian bisa mencari tahu perbedaannya melalui buku “Muhammad Sang Pewaris Hujan” dan juga artikel Bentang Pustaka berikut ini ya!

Apa Itu Gereja Ortodoks?

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Gereja Ortodoks adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok denominasi Kristen yang berfokus pada keyakinan dan tradisi tradisional. Gereja ini memiliki pemahaman yang konservatif tentang doktrin dan ritus dan berasal dari Gereja Kristen Timur Tengah. Termasuk dalam Ortodoks adalah beberapa denominasi seperti Gereja Ortodoks Suriah, Gereja Ortodoks Ethiopia, dan Gereja Ortodoks Rusia.

 

Gereja ini memiliki beberapa karakteristik, di antaranya adalah:

  • Menekankan pentingnya tradisi dan liturgi dalam ibadah.
  • Memiliki keyakinan yang konservatif tentang doktrin dan ritus.
  • Berkonsentrasi pada aspek spiritual dan mistis dari iman.
  • Menekankan pentingnya konsep keselamatan melalui kesucian dan pengorbanan.

 

Gereja Ortodoks memiliki jumlah pengikut yang signifikan di seluruh dunia, terutama di Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika. Gereja ini memainkan peran penting dalam sejarah Kristen dan memiliki tradisi yang kaya dan budaya yang unik.

 

Baca Juga:

Meneladani Nabi Muhammad : Menjadi Cahaya Tanpa Menghakimi

Perbedaan Gereja Ortodoks pada Tiap Denominasi

Setiap denominasi dalam Gereja ini memiliki perbedaan dalam hal keyakinan, liturgi, bahasa, dan budaya. Beberapa perbedaan yang mungkin ada antar denominasi Gereja Ortodoks meliputi:

  1. Keyakinan

Setiap denominasi Gereja ini memiliki keyakinan yang sedikit berbeda tentang doktrin dan ritus. Misalnya, Gereja Ortodoks Suriah mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang status Maria dibandingkan Gereja Ortodoks Ethiopia.

  1. Liturgi

Setiap denominasi Ortodoks memiliki liturgi yang berbeda-beda, termasuk musik, lagu, dan bahasa yang digunakan dalam ibadah. Misalnya, Gereja Ortodoks Rusia mungkin memiliki liturgi yang berbeda dari Gereja Ortodoks Ethiopia.

  1. Bahasa

Setiap denominasi Gereja ini memiliki bahasa ibadah yang berbeda, misalnya Gereja Ortodoks Suriah mungkin menggunakan bahasa Aram, sementara Gereja Ortodoks Rusia mungkin menggunakan bahasa Slavia.

  1. Budaya

Setiap denominasi Gereja ini memiliki budaya yang berbeda-beda, yang dapat mempengaruhi cara ibadah dan pandangan tentang keyakinan. Misalnya, Gereja Ortodoks Ethiopia mungkin memiliki tradisi dan budaya yang berbeda dari Gereja Ortodoks Suriah.

 

Dengan demikian, setiap denominasi dalam Gereja ini memiliki perbedaan dalam hal keyakinan, liturgi, bahasa, dan budaya, meskipun semua denominasi memiliki dasar keyakinan yang sama dan berfokus pada keyakinan dan tradisi tradisional.

Perbedaan Gereja Suriah dan Yunani Byzantium

Gereja Suriah dan Gereja Yunani-Byzantium adalah dua denominasi Kristen yang berbeda. Perbedaan utama antara kedua gereja ini meliputi:

  1. Kepercayaan

Gereja Suriah lebih dekat dengan doktrin-doktrin Ortodoks Timur, sementara Gereja Yunani-Byzantium lebih dekat dengan doktrin-doktrin Ortodoks Barat.

  1. Bahasa

Gereja Suriah menggunakan bahasa Aram, sedangkan Gereja Yunani-Byzantium menggunakan bahasa Yunani.

  1. Sejarah

Gereja Suriah berasal dari Timur Tengah dan memiliki sejarah panjang yang berbeda dari Gereja Yunani-Byzantium, yang berasal dari Byzantium dan memiliki sejarah yang lebih erat dengan Eropa Barat.

  1. Kultur

Gereja Suriah memiliki tradisi dan budaya yang berbeda dari Gereja Yunani-Byzantium, karena mereka berasal dari wilayah yang berbeda dan memiliki pengaruh budaya yang berbeda.

 

Namun, meskipun ada perbedaan antara kedua gereja ini, kedua gereja masih memiliki banyak kesamaan, seperti keyakinan pada Tritunggal dan kesaksian-kesaksian Alkitab.

 

Baca Juga:

Memburu Muhammad Kembali Menghadirkan Islamisme Magis

Perbedaan Kultur Gereja Suriah dan Yunani Byzantium

Perbedaan kultur antara Gereja Suriah dan Gereja Yunani-Byzantium meliputi:

  1. Liturgi

Gereja Suriah memiliki liturgi yang berbeda dari Gereja Yunani-Byzantium, termasuk musik dan lagu-lagu kudus yang berbeda.

  1. Iconografi

Gereja Suriah memiliki tradisi iconografi yang berbeda dari Gereja Yunani-Byzantium, yang lebih memperhatikan bentuk dan warna ikon.

  1. Ritus

Gereja Suriah memiliki ritus yang berbeda dari Gereja Yunani-Byzantium, termasuk prosedur pemersatan dan pemakaman.

  1. Pakaian

Gereja Suriah dan Gereja Yunani-Byzantium memiliki pakaian liturgis yang berbeda, yang membedakan antara para imam dan umat.

  1. Budaya

Gereja Suriah dan Gereja Yunani-Byzantium memiliki budaya dan tradisi yang berbeda, yang dipengaruhi oleh budaya dan sejarah wilayah asal masing-masing gereja.

 

Namun, meskipun ada perbedaan antara kedua gereja ini, kedua gereja masih memiliki banyak kesamaan dalam hal tradisi dan budaya, seperti perayaan-perayaan liturgis dan hari-hari besar.

Gereja Suriah dan Yunani Byzantium pada Buku “Muhammad Sang Pewaris Hujan”

Bagaimana? Sampai saat ini sudah paham bukan mengenai perbedaan pada tiap denominasinya? Lalu, bagaimana penjelasan Gereja Suriah dan Yunani Byzantium pada buku “Muhammad Sang Pewaris Hujan” karya Tasaro G.K?

 

“Kristen Suriah percaya Yesus hanya memiliki satu kodrat: Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna. Sedangkat gereja Melkit Byzantium mengabaikan sifat Yesus dan memaksakan paham satu kehendak Yesus: monotelit”

 

Hal tersebut merupakan kutipan dari penjelasan Bar pada Kashva pada buku ini. Bar juga menjelaskan bahwa,

 

“Kalau kau tinggal di Mesir, Kashva, itu akan terasa sangat serius. Para rahib Koptik di sana lari ke gunung tinggal di gua, demi menyelamatkan keyakinan monofisit mereka. Uskup Agung yang direstui Konstantinopel berlaku sangat keras terhadap para uskup yang berpaham monofisit.”

 

Bagi yang belum mengetahui, Monotelitisme dan Monofisitisme adalah dua dari beberapa ajaran heretik yang muncul dalam Gereja Kristen Timur pada abad ke-5 dan ke-6 M. Dua ajaran ini memiliki pandangan yang berbeda tentang ajaran yang penting bagi iman Kristen dan membawa implikasi yang signifikan bagi Gereja Kristen Timur pada saat itu.

 

Monotelitisme adalah ajaran yang menyatakan bahwa Yesus memiliki satu kemampuan (telos), meskipun Ia memiliki dua natur (kemanusiaan dan keilahian). Ini dianggap sebagai persekongkolan antara dua natur Yesus dan membawa masalah bagi iman Kristen, karena memperdebatkan keyakinan bahwa Yesus adalah Allah dan manusia secara serentak.

 

Monofisitisme adalah ajaran yang menyatakan bahwa Yesus memiliki satu natur yang merupakan gabungan antara keilahian dan kemanusiaan. Ini juga dianggap sebagai persekongkolan antara dua natur Yesus dan membawa masalah bagi iman Kristen, karena memperdebatkan keyakinan bahwa Yesus adalah Allah dan manusia secara serentak.

 

Kedua ajaran ini sangat penting bagi sejarah Gereja Kristen Timur, karena membawa masalah dan perdebatan yang berkepanjangan tentang ajaran dan keyakinan Kristen, yang pada akhirnya memimpin pada pemisahan antara Gereja Kristen Timur dan Barat. Kedua ajaran ini juga mempengaruhi keyakinan dan praktik Kristen hingga hari ini dan masih diperdebatkan oleh beberapa denominasi Kristen.

 

Kalian bisa mempelajarinya lebih lanjut pada buku “Muhammad Sang Pewaris Hujan” untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai sejarah dari gereja ortodoks yang telah dijelaskan oleh Bar pada Kashva dan kita semua.

 

Untuk bisa membacanya, kalian bisa membeli melalui official store milik Bentang Pustaka atau membelinya secara offline melalui toko-toko buku kesayanganmu!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta