Jenis Trauma Psikologis yang Memengaruhi Kesehatan Mental
Sobat Bentang, seseorang yang mempunyai trauma psikologis biasanya berpengaruh pada kesehatan mentalnya. Entah itu mengalami depresi, kecemasan berlebihan, dan lain-lain. Alhasil, orang tersebut biasanya akan menemui kesulitan saat menjalani kehidupan sehari-hari. Sayangnya, tidak banyak orang cukup peka untuk lebih memerhatikan mereka yang memiliki trauma psikologis.
Bentuk dari trauma sendiri juga sangat beragam. Misalnya, pernah mengalami pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, perundungan, bencana alam, kehilangan, dan lain-lain. Setiap pemicu trauma biasanya akan berdampak berbeda-beda ke setiap orang. Ada yang merasakannya tak terlalu lama, tetapi banyak pula yang sulit lepas dari trauma tersebut.
Trauma psikologis sendiri sebenarnya merupakan kondisi yang membuat seseorang merasa tidak aman akibat peristiwa masa lalu. Seseorang dengan gangguan ini akan punya kecemasan yang sulit hilang. Tak cuma itu, ingatan buruk masa lalu juga seakan terus membayangi. Saat mesti berhadapan kembali dengan pemicu trauma, orang tersebut akan stres dan bisa mengalami masalah mental.
Beberapa Jenis Trauma Psikologis
Berikut beberapa jenis atau contoh dari trauma psikologis yang kerap manusia alami. Ironisnya, jenis trauma ini sebenarnya bersumber dari hal-hal yang dekat dengan keseharian. Coba Sobat Bentang cermati dan pahami ya. Siapa tahu ada orang di sekitarmu yang butuh bantuan!
Perundungan
Perundungan anak
Sumber: Pexels
Aktivitas perundungan ini rasanya menjadi hal yang sulit dihilangkan. Perundungan kerap muncul pada area-area seperti sekolah, kampus, tempat kerja, bahkan keluarga. Andai terus-menerus terjadi, perundungan dapat menghambat seseorang untuk bertumbuh loh. Bahkan, bukan tak mungkin menjadi stres atau frustrasi.
Bentuk perundungan juga bermacam-macam, bukan hanya sekadar kekerasan fisik. Zaman sekarang banyak sekali orang yang suka melakukan perundungan secara verbal. Misalnya, mengejek, mengancam, hingga memberikan komentar tak pantas. Orang yang mengalami perundungan panjang biasanya lebih suka menarik diri dari lingkungan karena merasa tak punya tempat aman.
Baca Juga: Kenali Bahaya Perundungan Lewat Buku Nyaliku Kecil Seperti Tikus
Kekerasan oleh Orang Lain
Jenis kekerasan yang berasal dari orang lain ini bentuknya dapat berupa dari kelompok atau komunitas tertentu. Contoh yang paling sering dialami misalnya kerusuhan, tawuran, perampokan, dan perang. Orang yang mengalami kekerasan semacam itu biasanya akan mengalami trauma cukup panjang. Bahkan, tak jarang juga orang tersebut akan kesulitan dalam bersosialisasi dengan sesama.
Jenis trauma semacam ini datangnya tiba-tiba sehingga para korban tidak punya persiapan dalam menghadapinya. Mereka mudah merasa tidak aman dalam suatu lingkungan. Alhasil, korban terkesan lebih suka menyendiri dan minim interaksi. Tindakan korban ini bukannya aneh, melainkan merupakan gangguan mental akibat suatu trauma.
Trauma Kompleks
Trauma kekerasan seksual
Sumber: Freepik
Inti dari trauma kompleks adalah kejadian yang amat traumatis pada masa lalu. Contoh paling nyata adalah kekerasan seksual. Seseorang yang pernah mengalami kekerasan seksual, bahkan saat masih anak-anak, akan sulit lepas dari rasa cemas dan takut. Dia cenderung sensitif dan orang menganggap dia bersikap berlebihan ketika pemicu traumanya muncul. Padahal, korban kekerasan seksual sering merasa hidupnya tertekan dan tidak berharga loh.
Kekerasan Fisik
Kalau kekerasan fisik ini paling sering bersumber dari orang terdekat. Sebut saja keluarga, guru, teman, atau bahkan pasangan. Tindakan kekerasan fisik bukan hanya meninggalkan trauma psikologis, melainkan juga memunculkan luka fisik. Bentuk kekerasan fisik yang paling umum adalah kekerasan dalam rumah tangga ataupun kekerasan saat pacaran.
Rencana Besar: Novel dengan Secuil Cerita Trauma Psikologis
Ada kisah trauma psikologis dalam novel Rencana Besar
Suka tidak suka, trauma psikologis dapat menimpa siapa saja. Bahkan, bentuk atau jenis trauma itu erat dengan kehidupan sehari-hari. Tanpa penanganan yang baik, trauma dapat menjadi mimpi buruk melelahkan bagi para korban. Seperti yang terjadi dalam cerita novel Rencana Besar karya Wisnu Suryaning Adji.
Sosok kakek Tionghoa dalam cerita ini mengalami kekerasan akibat kerusuhan tahun 1965. Hal mengerikan yang menimpanya itu memunculkan trauma yang bahkan tak disadari sang kakek. Sepanjang sisa hidupnya yang kian menua dan sakit, keinginan kakek cuma satu: mati dengan tenang. Dapatkah si kakek mati dengan tenang? Coba temukan jawabannya sendiri dengan memesan lewat Bentang Pustaka.
Sobat Bentang, kenali dan pahami apakah ada orang terdekatmu yang tengah berjuang melawan trauma psikologisnya. Keluar dari sebuah trauma bisa jadi menjadi perjalanan cukup panjang bagi korban. Para korban biasanya amat butuh dukungan dari orang-orang terdekat. Yuk, belajar lebih berempati kepada mereka!
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!