Cerita Disney vs Cerita Rakyat Indonesia: Mana yang Lebih Positif?

Masih ingat cerita rakyat Indonesia seperti Bawang Merah Bawang Putih dan Timun Mas? Dulu cerita rakyat Indonesia sangat dekat dengan warga Indonesia yang lahir tahun 2000-an awal dan sebelumnya. Sekarang, cerita rakyat sudah jarang kita dengar. Anak yang lahir pada 2000-an ke atas sudah asing dengan Timun Mas, Bawang Merah Bawang Putih, Sangkuriang, dan cerita rakyat Indonesia lainnya.

Salah satu dampak dari era globalisasi adalah lunturnya budaya Indonesia di generasi mudanya, termasuk cerita rakyat Indonesia. Generasi muda, mulai dari anak-anak hingga remaja, lebih menyukai dongeng Disney. Akibatnya, cerita rakyat Indonesia sudah mulai terlupakan. Anak-anak pun jarang dikenalkan dengan cerita rakyat.

Dongeng-dongeng di Disney memang menarik dengan berbagai konflik dan tokoh. Namun, cerita rakyat Indonesia juga tidak kalah menarik. Fakta bahwa cerita rakyat Indonesia dapat diadaptasi menjadi film televisi hingga sinetron membuktikan bahwa cerita rakyat Indonesia bukan cerita kuno dan membosankan.

Yang lebih mengejutkan, cerita rakyat Indonesia sangat cocok untuk diajarkan kepada anak sejak dini karena pesan moralnya yang positif. Sementara itu, dongeng-dongeng Disney banyak memiliki pesan moral negatif. Pesan moral maupun representasi yang ada di sebuah cerita sangat penting karena dapat membentuk pola pikir atau perspektif seseorang terhadap sesuatu. Berikut perbandingan beberapa cerita Disney dan cerita rakyat Indonesia yang paling terkenal.

Cerita Disney

  1. Cinderella

Cinderella adalah salah satu cerita Disney paling terkenal. Cinderella menceritakan seorang perempuan bernama Cinderella yang memiliki ibu dan kakak perempuan tiri yang kejam. Diceritakan bahwa Cinderella bebas dari kekejaman ibu dan kakak tirinya karena menikah dengan seorang pangeran. Cerita Cinderella memang merupakan cerita romantis yang hanya ada dalam dunia imajinasi seperti cerita Disney lainnya.

Padahal, jika ditelusuri, Cinderella merepresentasikan kehidupan seorang perempuan yang bergantung kepada seorang laki-laki untuk bisa menyelamatkan dirinya. Hal ini berperan membentuk pola pikir anak bahwa perempuan akan selalu bergantung kepada seorang laki-laki. Padahal, sekarang adalah zaman perempuan sudah dapat hidup mandiri dan tidak harus selalu bergantung kepada kaum Adam―yang merupakan hasil perjuangan R.A. Kartini dan tokoh pemberdaya perempuan lainnya.

  1. Snow White and The Seven Dwarves

Siapa yang tak tahu kisah seorang perempuan yang memakan apel dari seorang penyihir, lalu tertidur setelahnya? Snow White merupakan kisah Disney yang merepresentasikan seksisme. Seksisme adalah diskrimasi dan stereotip kepada seseorang berdasarkan gender atau jenis kelamin mereka. Seksisme dapat berupa stereotip terhadap peran seseorang di masyarakat atau keluarga.

Cerita Snow White and The Seven Dwarves menunjukkan nilai seksisme karena cerita tersebut memberi stereotip terhadap tugas yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan. Dalam cerita tersebut, Snow White ditugaskan mengurus rumah, sementara ketujuh kurcaci pergi bekerja. Hal ini berbahaya karena dapat membuat anak berpikir bahwa perempuan hanya bisa mengurus rumah, sementara laki-laki bekerja. Padahal, anak perempuan dapat bekerja juga.

  1. Beauty and The Beast

Beauty and The Beast menceritakan seorang perempuan bernama Belle yang diculik dan dikurung oleh makhluk buruk rupa yang sebenarnya adalah seorang laki-laki tampan. Pada akhir cerita, diceritakan bahwa Belle jatuh cinta kepada si buruk rupa. Sekilas, tak ada yang salah dari cinta Belle kepada si buruk rupa. Terlebih, Belle membuktikan bahwa cinta tidak memandang fisik.

Akan tetapi, keromantisan tersebut menutupi fakta bahwa si buruk rupa telah mengurung Belle di rumahnya. Dalam kata lain, si buruk rupa telah menyiksa Belle. Ketika Belle mencintai si buruk rupa berarti Belle mencintai orang yang telah menyiksanya. Hal ini biasa disebut Stockholm Syndrome, seseorang menyukai orang yang menyiksanya. Stockholm Syndrome adalah hal negatif karena dapat membuat seseorang jatuh ke hubungan yang tidak sehat. Namun, Belle membenarkan hal tersebut dengan mencintai si buruk rupa dan hidup bersamanya.

 

Cerita Rakyat Indonesia

  1. Bawang Merah Bawang Putih

Bawang Merah Bawang Putih tidak mengajari soal percintaan seperti cerita Cinderella, walaupun keduanya sama-sama menceritakan seorang perempuan yang disiksa oleh kakak dan ibu tirinya. Bawang Merah Bawang Putih mengajarkan pembaca untuk selalu berbuat baik karena kebaikan yang kita lakukan akan berbuah baik pula. Hal tersebut dibuktikan ketika Bawang Putih membantu seseorang dan dia diberi hadiah tak terduga.

Selain itu, cerita tersebut juga mengajarkan kita untuk tidak serakah. Diceritakan bahwa Bawang Merah dan ibunya adalah orang yang serakah sehingga dia mengambil emas dari labu Bawang Putih dan mencari labu lain untuk mereka sendiri dari orang yang telah memberi Bawang Putih sebuah labu. Namun, mereka memilih labu yang besar yang ternyata berisi serangga. Keserakahan mereka membawa mereka kepada petaka.

  1. Timun Mas

Dari cerita Timun Mas, kita bisa tahu bahwa Timun Mas adalah orang yang berani karena dia berani melawan si raksasa yang ingin mengambilnya. Ketika membaca Timun Mas, kita bisa mengerti dengan jelas bahwa cerita tersebut mengajarkan kita untuk berani dan terus berjuang seperti Timun Mas. Keberanian dan perjuangan tidak akan mengkhianati hasil, seperti yang dialami Timun Mas.

  1. Malin Kundang

Cerita Malin Kundang sangat terkenal hingga terdapat batu Malin Kundang. Malin Kundang menyampaikan pesan yang sangat positif, yaitu untuk selalu berbakti kepada orang tua kita. Selain itu, kita juga tidak boleh sombong dan melupakan siapa kita sebenarnya. Kesombongan dan sikap durhaka Malin Kundang telah membuatnya dikutuk oleh ibunya sendiri.

Dari perbandingan antara cerita rakyat Indonesia dan cerita Disney, dapat dilihat bahwa cerita rakyat Indonesia memiliki pesan yang lebih positif daripada cerita Disney. Oleh karena itu, cerita rakyat Indonesia sangat cocok untuk diajarkan kepada anak sejak dini. Dengan pesan moral positif, diharapkan bahwa anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik, berbakti kepada orang tua, dan sebagainya.

Orang tua dapat mengenalkan cerita rakyat Indonesia kepada anak dengan cara yang menyenangkan supaya anak lebih semangat dan lebih dapat memahami isi cerita. Karena sekarang cerita rakyat Indonesia sudah hampir tidak diangkat ke televisi lagi, orang tua bisa mengenalkan cerita rakyat melalui puzzle book supaya anak dapat bermain sambil mengenal cerita rakyat.

Ada dua puzzle book seri cerita klasik Indonesia yang telah diterbitkan Bentang Kids, yaitu Bawang Merah Bawang Putih dan Timun Mas. Menariknya, Bentang Kids sedang mengadakan diskon untuk puzzle book seri cerita klasik Indonesia di read and play festival yang berlangsung dari 2―16 Juni 2020. Diskon yang diberikan juga menggiurkan, yaitu hingga 25%. Read and play festival bukan hanya memberikan diskon untuk puzzle book, melainkan juga untuk semua buku aktivitas yang diterbitkan oleh Bentang Kids. Diskon tersebut sangat menggiurkan karena membeli puzzle book dengan harga diskon berarti mengenalkan cerita rakyat Indonesia dengan asyik tanpa menguras kantong.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta