Menanam Cinta Al-Qur’an Sejak Dini: Petunjuk Praktis untuk Orang Tua

Al-Qur’an merupakan sebuah pedoman dan petunjuk untuk umat manusia dalam seluruh aspek kehidupan. Al-Qur’an berisi pokok-pokok ajaran sehingga menjadikan seluruh kehidupan teratur. Adapun pokok-pokok ajaran tersebut meliputi seluruh aspek seperti pendidikan, ekonomi, sosial, hukum, dan lainnya. Dalam pendidikan, pengenalan Al-Qur’an kepada anak akan membantu membentuk fondasi spiritual dan moral yang kuat.

Memiliki anak yang mengenal dan mencintai agamanya merupakan harapan semua orang tua. Dalam webinar Kelas Parenting  bertajuk “Saatnya Anak Kita Cinta Al-Qur’an Sejak Dini “ bersama Ustaz Muhammad Ahnaf Lubab, S.sos. pada Jumat (19/07/2024) dapat diketahui bahwa untuk mencapai hal tersebut, ada satu faktor penting yang tidak bisa dikesampingkan, yaitu orang tua. Orang tua sebagai orang terdekat memegang peran paling penting untuk mengenalkan Al-Qur’an kepada anak. Secara alami anak akan belajar segala sesuatu baik tutur kata,  maupun perilaku dari orang tuanya. Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan rasa cinta anak kepada agama islam, terutama Al-Qur’an.

 . Seperti dalam Q.S. Al-Waqi’ah ayat 77, bahwa “Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia.” Oleh karena itu, apabila kita menyukai dan memuliakan Al-Qur’an insyaallah kita akan dimuliakan juga derajatnya.  Orang tua dapat memberikan pemahaman kepada anak bahwa cara mencintai Allah SWT salah satunya dengan mencintai Al-Qur’an. Perlu dipahami juga untuk orang tua perlu bersabar dan memberikan dukungan serta usaha yang diperlukan secara menyeluruh agar anak semakin termotivasi.

Lantas, apa saja yang bisa dilakukan orang tua agar anak menyukai Al-Qur’an dengan cara yang menyenangkan?

Mulai sejak dalam kandungan

Seorang ibu dapat mengenalkan Al-Qur’an kepada anaknya sedini mungkin, bahkan sejak dalam kandugan. Hal ini bisa dilakukan dengan memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an, terutama saat kehamilan memasuki usia empat bulan dimana janin telah ditiupkan ruh sehingga janin sudah bisa melakukan gerakan kecil serta mengenal suara dari luar rahim. Pada waktu ini,  ibu dapat memperbanyak bacaan doa dan ayat Al-Qur’an.

Mengaitkan hal kehidupan dengan Al-Qur’an

Anak akan memiliki rasa penasaran tinggi seiring dengan pertumbuhannya. Saat ini lah orang tua dapat menemukan banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengajak anak mengenal lebih dekat dengan Al-Qur’an. Anak akan lebih mudah mengerti apabila informasi yang diterimanya bisa ia temukan di kehidupan nyata. Maka, dengan mengaitkan ayat-ayat Al-Quran serta dalil dalam nilai-nilai kehidupan akan lebih efektif untuk membuat anak semakin paham dan bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, larangan untuk mengambil barang milik orang lain sesuai yang tercantum dalam Q.S. Al-Ma’idah (5):38 dan Q.S, An-Nisa ayat 29. Contoh lainnya adalah keutamaan bersedekah seperti yang tercantum dalam Q.S. Al-Baqarah (2):195 dan 261. Melalui cara ini, diharapkan anak dapat ikut mengamalkan ayat-ayat Al-Qur’an dalam setiap hal di hidupnya.

Beri kisah-kisah menarik dalam Al-Qur’an

Di luar sana, banyak buku-buku berisi dongeng yang ditujukan kepada anak untuk merangsang kecerdasan dan kreativitas. Disamping itu, Al-Qur’an pun memiliki banyak sekali kisah didalamnya. Oleh karena itu, orang tua pun bisa merangsang kecerdasan anak dengan memberikan kisah-kisah menarik untuk diceritakan. Seperti kisah bagaimana kisah Rasulullah Saw dan para sahabatnya, maupun kisah-kisah para nabi, hingga kisah para kahfi. Ada banyak kisah yang bisa orang tua pilih untuk diceritakan kepada anak sesuai kebutuhan tumbuh kembangnya, seperti kecerdasan pikiran dan emosional, menumbuhkan rasa empati, dan meningkatkan kemampuan verbal. Pengenalan kisah ini pun bisa dilakukan orang tua dengan cara yang kreatif agar anak tidak cepat bosan.

Dicontohkan orang tua

Perlu diingat bahwa anak merupakan cerminan dari orang tua. Sehingga, perlu ditanamkan dalam pikiran jika Anda ingin anak cinta Al-Qur’an maka kenalkan dan tunjukkan padanya melalui Anda sebagai orang tua, misalnya dengan mengajak anak mengaji bersama. Dengan lingkungan yang positif anak akan merasa lebih didukung dan menyukai apa yang dilakukannya.

Mulai dari ayat-ayat pendek

Pengenalan Al=Qur’an sebaiknya dilakukan secara bertahap, termasuk dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an. Orang tua dapat mengenalkan ayat-ayat yang pendek terlebih dahulu seperti dalam Al-Qur’an juz 30 atau yang biasa disebut Juz Amma. Dengan Juz Amma, anak akan lebih familiar karena biasa digunakan saat sholat karena surat-surat di dalamnya pun relatif pendek-pendek sehingga akan lebih mudah membaca dan menghafal. Surat-surat pendek juga membantu anak untuk mencapai target hafalan, misalkan satu hari satu surat. Saat berhasil menghafal surat, orang tua dapat memberikan apresiasi agar anak semakin bersemangat untuk menghafal yg lainnya.

Buku Belajar Membaca dan Menghafal  Juz Amma terbitan Bentang Pustaka bisa menjadi pilihan untuk mendukung belajar anak. Buku ini dirancang sebagai pegangan anak untuk mengenal, membaca, dan menghafal Al-Qur’an. Penulisan dan pewarnaan tajwid telah disesuikan dengan kaidah Qur’an Kemenag RI. Layout didesain menarik dan sederhana untuk mencegah anak bosan. Selain itu, berbagai fitur seperti audio dan pengetahuan agama islam tersedia sehingga menjadikan buku ini merupakan dukungan terbaik untuk anak mengenal dan mencintai Al-Qur’an.

Ini Stimulasi Paling Penting untuk Bayi Baru Lahir

Dunia adalah tempat yang penuh keajaiban bagi bayi baru lahir. Sejak lahir, mereka mulai belajar melihat dan menjelajahi lingkungan di sekitar mereka dengan kemampuan yang terbatas.

Dalam webinar bertajuk “Pentingnya Stimulasi Visual pada Bayi 0–3 Bulan” yang diselenggarakan oleh Bentang Pustaka pada Rabu (17/07/2024), dr. Lely Retno W., Sp.M(K). menjelaskan bahwa anak baru belajar melihat setelah lahir. Maka, sangat penting untuk memberikan stimulasi visual yang tepat untuk membantu perkembangan penglihatan anak.

Tahap Penglihatan Bayi Usia 0–3 Bulan

0–1 Bulan:

  • Saat lahir, penglihatan bayi masih sangat kabur. Mereka hanya bisa melihat objek dengan jarak sekitar 20–30 cm.
  • Bayi cenderung melihat wajah manusia.
  • Tertarik pada kontras tinggi, seperti garis hitam dan putih.
  • Mata bayi sering tampak tidak sejajar (juling).

1–2 Bulan:

  • Bayi mulai bisa fokus pada objek dalam jarak yang lebih jauh (30–45 cm).
  • Bayi mulai bisa membedakan beberapa warna, terutama merah dan hijau.
  • Bayi mulai bisa melakukan kontak mata lebih lama dan sangat tertarik pada wajah orang tua serta mainan.

2–3 Bulan:

  • Mata bayi bisa mengikuti gerakan objek (tracking).
  • Bayi mulai mencoba meraih benda yang mereka lihat sebagai bentuk perkembangan koordinasi tangan-mata.
  • Bayi mulai memberi senyum responsif saat diajak berinteraksi.

Pentingnya Skrining Penglihatan pada Bayi dan Anak

Di banyak negara di dunia, skrining mata anak adalah hal yang umum dilakukan oleh para orang tua. Namun di Indonesia, hal ini belum menjadi kebiasaan. Masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa skrining mata hanya perlu dilakukan jika sudah terlihat tanda-tanda mata anak bermasalah.

“Seharusnya, bayi dan anak harus diperiksa kesehatannya sejak baru lahir, sehingga bisa mendeteksi kelainan mata sejak dini (jika ada). Selain itu, skrining kesehatan mata juga merupakan cara melindungi penglihatan anak karena 80% informasi yang kita dapatkan adalah informasi visual,” jelas dr. Lely dalam webinar.

Pada bayi baru lahir, pemeriksaan yang harus dilakukan adalah “red refleks”, blink (berkedip), dan respons pupil. Pada pemeriksaan “red refleks”, mata anak seharusnya menunjukkan refleks berupa pantulan cahaya merah. Jika salah satu atau kedua mata anak tidak menunjukkan refleks ini, berarti ada indikasi bahwa mata anak memiliki kelainan.

“Tes refleks ini bisa dilakukan di rumah dengan menggunakan senter dan dalam ruangan yang gelap. Namun, jika mata anak tidak menunjukkan refleks merah, orang tua sebaiknya segera membawa anak ke dokter spesialis mata anak untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” terang dr. Lely lagi.

Apa yang Terjadi Jika Anak Tidak Mendapat Stimulus Visual yang Tepat?

Anak yang tidak mendapat stimulasi visual yang tepat bisa jadi mengalami beberapa kondisi berikut.

  1. Mata juling (Strabismus).
  2. Mata malas (Amblyopia).
  3. Mata bergerak (Nistagmus).

Tip untuk Membantu Perkembangan Visual Bayi

Untuk membantu perkembangan visual pada bayi usia 0–3 bulan, dr. Lely menyarankan orang tua untuk melakukan beberapa hal berikut.

  1. Menggunakan lampu malam/lampu redup di kamar.
  2. Sering mengubah posisi bayi dan tempat tidur bayi agar anak bisa melihat banyak hal.
  3. Meletakkan mainan yang bisa diraih dalam jarak 20–30 cm.
  4. Bicara kepada bayi atau bernyanyi saat beraktivitas di sekitar bayi untuk melatih fokus bayi terhadap suara.
  5. Memberi rangsangan visual dengan kontras tinggi.

Buku kontras menjadi pilihan terbaik bagi orang tua yang ingin memberikan stimulasi visual pada bayi 0–3 bulan. Didesain khusus dengan gambar yang menggunakan warna berkontras tinggi seperti hitam, putih, dan merah, buku ini dapat membantu merangsang penglihatan bayi, mulai dari melatih fokus, mengembangkan kemampuan melacak objek, dan membedakan bentuk serta warna.

Membacakan buku kontras juga dapat menjadi momen bonding antara orang tua dan anak, serta menjadi media untuk menambah kosakata anak.

Ditulis oleh psikolog anak profesional dan berpengalaman, Seri Buku Kontras dari Bentang Pustaka terdiri atas tiga buku dengan tema yang dekat dengan anak. Ketiga buku tersebut dapat menjadi media untuk mengenalkan dunia luar serta menanamkan nilai-nilai ketauhidan pada anak.

Sudahkah Parents menyediakan buku kontras untuk bayi?

Cara Agar Anak Makan Buah dan Sayur? Ini Tipsnya!

Anak-anak sering kali susah makan buah dan sayur. Tentunya membiasakan anak untuk makan buah dan sayur menjadi tantangan bagi orang tua. Namun, dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan makan makanan sehat.

Langkah agar Anak Mau Makan Buah dan Sayur

Berikut beberapa langkah yang dapat Anda tempuh untuk membuat anak Anda menyukai buah dan sayur.

  1. Menjadi Contoh yang Baik

Anak adalah peniru yang andal. Oleh sebab itu, pastikan Anda sendiri makan buah dan sayur secara teratur. Ketika anak-anak melihat orang tua, mereka menikmati makanan sehat, mereka cenderung ingin mencobanya juga.

  1. Buat Penyajian yang Menarik

Penyajian makanan sangat memengaruhi selera makan anak. Untuk itu, cobalah untuk menyajikan buah dan sayur dalam bentuk yang unik dan menarik, misalnya membuat wajah senyum atau membuat karakter kesukaan anak. Anda juga bisa menggunakan cetakan kue untuk memotong buah dan sayur menjadi bentuk-bentuk lucu.

  1. Ajak Anak Memasak Bersama

Mengajak anak memasak bersama membuat mereka lebih tertarik untuk mencoba makanan yang telah dibuat. Ajak mereka membantu mencuci, memotong, atau menyiapkan buah dan sayur. Kegiatan ini memberikan mereka pengalaman positif terhadap makanan sehat.

  1. Kenalkan secara Bertahap

Penting untuk diingat, jangan memaksa anak untuk makan banyak buah dan sayur sekaligus. Mulailah dengan memperkenalkan satu jenis buah atau sayur baru dalam jumlah kecil. Berikan anak waktu untuk mengenal rasa dan tekstur makanan baru tanpa tekanan.

  1. Disiplin dengan Jadwal Makan

Anak-anak harus memiliki waktu makan yang teratur dan hindari memberikan terlalu banyak camilan tidak sehat di antara waktu makan. Dengan cara ini, anak-anak cenderung mencoba makanan yang disajikan ketika mereka lapar di waktu makan. 

  1. Kombinasikan dengan Makanan Favorit

Cobalah untuk mencampurkan buah dan sayur dengan makanan yang disukai anak Anda. Misalnya, tambahkan irisan buah ke dalam yoghurt atau campurkan sayuran ke dalam saus pasta favorit mereka. Dengan demikian, anak dapat mengenali bahwa makanan sehat juga bisa enak. 

  1. Berikan Beberapa Pilihan

Anda dapat memberikan beberapa pilihan buah dan sayur yang diinginkan kepada anak. Dengan memberikan pilihan, anak-anak merasa lebih berdaya dan lebih mungkin untuk makan makanan yang mereka pilih sendiri.

  1. Berikan Apresiasi dan Pujian

Berikan apresiasi dan pujian setiap anak Anda mencoba atau menikmati buah dan sayur. Apresiasi positif dan pujian dapat membantu membangun kebiasaan makan yang baik dan membuat anak merasa bangga atas pencapaiannya.

Rekomendasi Buku untuk Mengenalkan Buah dan Sayur pada Anak

Untuk membantu mengenalkan anak pada buah dan sayur dengan cara yang menyenangkan, Anda dapat memberikan buku bacaan kepada anak. Dengan mempelajari buah dan sayur melalui buku yang seru, anak dapat tergerak untuk mencoba berbagai buah dan sayur yang mereka pelajari. Salah satu buku yang dapat Anda berikan adalah My First Book 101 Fruits & Vegetables dari Bentang Pustaka. Jika Anda tertarik, Anda dapat membelinya melalui tautan berikut ini.

Itulah beberapa cara yang dapat Anda coba untuk mengembangkan kebiasaan makan sehat melalui buah dan sayur kepada anak. Penting untuk diingat, kesabaran dan kreativitas adalah kunci utama untuk menyukseskan proses ini.

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta