Mengatasi Insecure Melalui Tafsiran Ayat-ayat Al-Qur’an
Bagaimana cara mengatasi insecure dalam ajaran Islam?
Hati yang gelisah atau akhir-akhir ini dikenal dengan istilah insecure. Pikiran yang entah kemana arahnya merupakan situasi yang sangat melelahkan bagi seseorang. Beraktivitas jadi tidak semangat, hingga tak merasa nyaman dan aman dengan dirinya sendiri. Hati manusia memang sulit dipahami bagaimana kondisi dan situasinya. Hati manusia selalu berubah, tapi hati juga yang memegang peranan penting dalam kepribadian seseorang.
Perbaikan hati dan jiwa dapat dilakukan dengan cara merawatnya. Karena begitu pentingnya kondisi hati, perlulah kita merawatnya. Upaya merawat jiwa ini semata untuk menggapai rahmat Allah swt serta ketenangan jiwa. Beraktivitas jadi nyaman, mengambil keputusan juga tenang, berperilaku juga dapat menyenangkan diri dan orang sekitar.
Sobat Bentang dapat secara perlahan memahami bagaimana upaya merawat hati dan jiwa yang tertera dalam Bab I Tafsir Ayat-ayat Perbaikan Hati dan Jiwa dalam buku Bahkan Tuhan pun Tak Tega Jika Kita Menderita. Buku karya Dr. Ayang Utriza Yakin ini bisa jadi panduan diri untuk membentuk pribadi yang damai dan bahagia. Berawal dari diri sendiri, berlanjut ke dalam keluarga hingga secara luas ke masyarakat. Bagaimanakah cara menenangkan hati dan pikiran agar tak mudah insecure?
Jangan iri jangan iri, jangan iri dengki~
Satu penyakit yang amat berbahaya, yang dapat menghancurkan ikatan keluarga dan jalinan pertemanan yaitu dengki atau dalam Islam yang tersebut dalam Surah Al-Falaq disebut Hasad. Menurut Imam Muhammad Tahir Ibn Asyur dalam tafsirnya “al-Tahrir wa al-Tanwir” dengki adalah perasaan jiwa yang muncul dari melihat kebaikan pada orang lain dengan harapan agar kebaikan itu hilang dari orang tersebut karena iri atau cemburu. Cara untuk merawat hati yang terkena penyakit dengki adalah jujur. Jujur, tulus dalam berucap adalah upaya memurnikan hati. Baik jujur terhadap orang lain atau pun jujur terhadap dirinya sendiri.
Ikhlas, Bergantung hanya Kepada Allah
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)”. QS. Al-Ankabut:65
Ikhlas adalah menerima Allah sebagai Tuhan kita dengan menyembahnya sepenuh hati kita, seperti orang yang akan meninggal di esok hari. Dengan menjalankan apa yang diperintah dan menjauhi apa yang dilarang. Ikhlas membawa kita pada penerimaan kehidupan secara penuh. Ikhlas akan pelan-pelan membawa manusia mengurangi ketergantungan akan penilaian orang lain. Mau bagaimana pun penilaian orang lain, tidak ada masalah.
Senantiasa Memaknai Rasa Syukur
“Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” QS. Al-Imran:144
Hanya karena bersyukur, Allah akan menambah nikmat jika nikmat sebelumnya digunakan untuk dekat kepada Allah. Syukur dapat diwujudkan dalam tiga hal:
- Dengan hati, merasakan kebaikan atas semua nikmat yang diberikan oleh Allah swt
- Dengan lisan, memuji Allah sebagai bentuk pengakuan atas anugerah yang telah Allah berikan. Kalimat Hamdalah, Alhamdulillah
- Dengan tubuh, menggunakan nikmat yang telah diberikan Allah untuk ketaatan dan tidak menggunakannya untuk hal-hal yang maksiat. Misalnya, kaki digunakan untuk beraktivitas atau menuju tempat yang positif bukan untuk menginjak-injak hak orang lain.
Bahkan Tuhan pun Tak tega Jika Kita Menderita mampu menyajikan keberislaman yang menyegarkan melalui tafsiran ayat-ayat Al-Qur’an. Masih ada banyak poin yang dapat menuntun kita berproses menjadi pribadi yang bahagia. Melalui buku ini dapat perlahan lebih memaknai dan menghidupkan ajaran Islam dalam keseharian. Buku ini telah tersedia sekaligus dengan tanda tangan digital langsung oleh Dr. Ayang, akademisi asal Indonesia yang mengajar di FISIP Universitas Ghent, Belgia. Informasi seputar buku yang telah ditandatangani langsung ini bisa langsung cek di sini.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!