Ternyata Fikih itu Engga Sekedar Halal dan Haram, Penasaran?

Apa yang terlintas dalam pikiran Sobat Bentang ketika mendengar kata “Fikih”?. Fatwa ulama yang berkaitan dengan najis atau suci atau soal halal dan haram?. Sebagai sebuah ilmu, Fikih bisa dipelajari. Belajar atau ngaji Fikih itu bukan sekedar halal atau haram, suci atau najis. Namun, juga masalah bagaimana caranya memahami petunjuk yang ada dalam Qur’an dan hadis, memahami pandangan ulama dan mengaplikasikannya dalam konteks kehidupan manusia saat ini. 

 

Kalau kata Gus Nadir, dalam buku Ngaji Fikih, “Memahami Fikih memang membutuhkan pemahaman tekstual (Al-Qur’an dan hadis) tapi harus diimbangi dengan aplikasi yang kontekstual.”

Apa yang dimaksud dengan Fikih?

Fikih adalah aturan hukum Islam yang bersumber dari nas yang zhanni. Nas zhanni adalah ayat Al-Qur’an yang lafalnya membuka peluang adanya beragam penafsiran. Contoh ayat QS Al-Baqarah: 228 yang terbuka untuk ditafsirkan perihal menyentuh wanita dalam keadaan wudhu. Kata “aw lamastumun nisa” dalam ayat tersebut terbuka untuk ditafsirkan. Berbeda dengan nas qathi di mana ayat yang lafalnya tidak mengandung kemungkinan untuk dilakukan penafsiran lain. Contohnya, ayat yang berkaitan dengan kewajiban shalat. Kewajiban shalat itu tidaklah dapat disangkal lagi.

 

Dalil Fikih tak hanya berdasar pada ayat Al-Qur’an dan Hadis. Namun, ada  juga ijma’ yakni keputusan para ulama dalam menetapkan hukum dan qiyas yakni olah pikir ulama menggunakan metode analogi. 

Fikih membuka ruang perbedaan pendapat

Karena metodenya tidak hanya berasal dari Qur’an dan hadis tapi juga ada ijma’ dan juga qiyas. Kajian Fikih membuka ruang perbedaan pendapat dan diskusi. Dalam buku Ngaji Fikih, terdapat penjelasan mengapa ulama sering berbeda pendapat. Bahkan kalau Sobat Bentang mengamati kisah para sahabat Nabi pun, mereka sering berbeda pendapat dalam memandang suatu kejadian atau masalah. 

 

Beberapa hal yang diurai dalam buku ngaji Fikih mengenai perbedaan pendapat para ulama adalah. Pertama, karena faktor perbedaan dalam memahami Al-Qur’an. Kedua, berbeda dalam memahami dan memandang kedudukan suatu hadis. Dan ketiga, perbedaan dalam metode ijtihad. Walaupun berbeda pendapat tapi satu yang harus dipahami, yakni ukhwah (persaudaraan) harus tetap terjaga. Itulah sebabnya, Fikih di setiap negara berbeda-beda, karena menyesuaikan dengan mahzab yang dianut dan konteks masyarakat yang ada. 

Beragama jadi lebih mudah karena Fikih

Kalau sedang dalam perjalanan jauh dan tidak memungkinkan untuk beribadah shalat. Dalam Islam diperbolehkan untuk meng-qashar shalat bagi musafir (sebutan kepada seseorang yang sedang dalam perjalanan jauh). Dalam pemikiran banyak orang yang menganggap aturan agama Islam itu ribet, Islam justru membuat hidup mudah. Kalau kata Gus Nadir dalam buku Ngaji Fikih, “Banyak yang mengeluh mengapa hidupnya terasa sulit. Mungkin karena kita sendiri yang bikin orang lain susah. Gara-gara kita hidup mereka jadi susah. Cobalah permudah hidup orang lain!”.

 

Islam memiliki tujuh prinsip kemudahan. Selain punya prinsip yang memudahkan para penganutnya, Islam menerapkan aturannya dengan bertahap sambil mempertimbangkan kondisi dan situasi di mana hukum itu akan diterapkan. Misalnya, penerapan hukum atas khamar yang tidak langsung diputuskan aturan haram!. Namun, secara bertahap alias berangsur-angsur. 

 

Sobat Bentang yang ingin mengimbangi pemahaman agama dan spiritualitasnya dengan belajar Fikih. Namun dengan pembahasan dan bahasa yang engga berat-berat atau yang kaku-kaku amat, buku Ngaji Fikih adalah jawabannya. Engga hanya membahas hukum-hukum agama yang lalu, Ngaji Fikih juga menyajikan permasalahan manusia zaman now dan bagaimana solusi dari perspektif Islam. Buku ini juga mengajak kita untuk berkaca pada cara Rasulullah dan sahabat menyelesaikan masalah agama yang disesuaikan dengan konteks. Misalnya soal vaksin yang saat pandemi lalu sempat dikabarkan haram!. 

Biar Sobat Bentang engga terjebak pada fatwa atau aturan-aturan agama yang instan dan mudah menghakimi orang lain. Buku Ngaji Fikih bisa jadi teman perjalanan Sobat Bentang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan ketenangan hati, asyek. Bisa langsung check out di Shopee Official Bentang Shop, Sobat Bentang!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta