Turki: Negara dengan Akulturasi Budaya Dua Benua

Turki menjadi sebuah peradaban yang digambarkan dengan cemerlang oleh Orhan Pamuk pada Novel The Red-Haired Woman. Lewat perjumpaan mitos besar Oedipus Rex dari Barat dan Kisah Rostam dan Sohrab dari Timur, Pamuk mencoba mengulas hubungan antara ayah dan anak, juga negara dan kebebasan individu. <p style="text-align: justify;">Mengenal kehidupan sosiokultural di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Turki"><span style="color:#B22222;">Turki</span></a> memang menjadi hal yang menarik bagi sebagian besar orang. Kenapa? Karena Turki terkenal dengan berbagai adat istiadat yang unik, yang berbeda dengan negara lainnya. Untuk informasi saja, Negara Turki merupakan salah satu negara yang terdapat di dua benua. Sekitar 97% wilayahnya ada di Benua Asia, sedangkan 3% sisanya ada di Benua Eropa. Jadi, kamu jangan heran jika terjadi akulturasi budaya yang cukup beragam di sini.</p>

<p style="text-align: justify;">Tentang adat istiadat masyarakat Turki, sebagian besar dipengaruhi oleh bangsa Arab dan Persia yang dulu menyebarkan agama Islam di negara ini. peradaban Islam tersebut menjadi warisan yang sangat mendalam dan membawa perubahan sangat besar terhadap kehidupan sosiokultural masyarakat Turki.</p>

<h2 style="text-align: justify;">Perkembangan <a href="https://kbbi.web.id/sosiokultural"><span style="color:#B22222;">Sosiokultural</span></a> Masyarakat Turki dari Peradaban Islam</h2>

<p style="text-align: justify;">Sahabat Bentang pasti tahu bahwa mayoritas masyarakat Turki memeluk agama Islam yang akhirnya menjadi landasan sistem sosial dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Dalam penyebaran Islam, pemimpin Dinasti Utsmani mengajarkan masyarakat untuk hidup dan berhubungan dengan Allah sebagai pencipta serta bagaimana cara bermasyarakat atau berhubungan dengan sesama manusia.</p>

<p style="text-align: justify;">Islam yang awalnya muncul di Jazirah Arab sebenarnya telah tumbuh lama di Persia. Kemudian lahirlah kekuasaan kekhalifahan di Turki yang juga menerapkan sistem dan ajaran sesuai Islam. Kondisi ini sebenarnya membuat banyak masyarakat awam memandang kebudayaan Turki sangat identik dengan Jazirah Arab. Padahal, nyatanya tidak demikian.</p>

<p style="text-align: justify;">Kehidupan sosiokultural di Turki bahan sangat berbeda dengan bangsa Arab. Bahkan pada abad ke-19, Turki juga mengikuti modernisasi dalam sistem nasionalisme mereka. Tak menutup diri, akhirnya mulai muncullah campuran kebudayaan antara Islam dan Barat yang diterapkan dalam kehidupan sosial masyarakat Turki. Campuran peradaban tersebutlah yang akhirnya memberikan warna tersendiri bagi adat istiadat masyarakat Turki meskipun nilai-nilai dari peradaban Islam masih menjadi fondasi utamanya.</p>

<h2 style="text-align: justify;">Terjadinya Perubahan Adat Istiadat di Turki</h2>

<p style="text-align: justify;">Masyarakat Indonesia sendiri memandang Turki sebagai negara yang mayoritas memeluk agama Islam. Tentu saja ini bukanlah hal yang keliru karena pemeluk agama Islam di Turki mencapai 85% dari jumlah masyarakat di sana. Sedangkan pemeluk agama lainnya di Turki seperti Yudaisme, Kristen, Tengirisme, dan Yazidi merupakan sisanya.</p>

<p style="text-align: justify;">Terjadinya perubahan sosiokultural di Negara Turki sebenarnya diawali dari jatuhnya kekhalifahan Utsmani pada abad ke-13. Seperti yang kita tahu, kekhalifahan Utsmani atau yang sering disebut khalifah Turki Utsmani merupakan penguasa Islam terbesar terakhir yang pernah menduduki banyak wilayah di dunia. Bahkan, di Indonesia sendiri, Islam juga turut disebarkan oleh kekhalifahan Turki Utsmani.</p>

<p style="text-align: justify;">Jatuhnya kekhalifahan Turki Utsmani yang pernah memimpin negara Islam di dunia, yakni selama 700 tahun—sejak abad ke-13, dan berakhir pada awal abad ke-20. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar, tidak hanya bagi kehidupan sosial masyarakat di Turki, tetapi juga di dunia, khususnya untuk wilayah-wilayah yang pernah dipimpin oleh kekhalifahan Turki Utsmani.</p>

<p style="text-align: justify;">Fenomena kehidupan masyarakat Turki pun mengalami perubahan yang cukup ekstrem saat memutuskan untuk mendirikan negara bernama Turki pada 1923. Pada tahun tersebut, Turki memutuskan untuk menjadi negara sekuler yang memisahkan antara agama dan sistem pemerintahannya. Akibatnya, adat istiadat Islam yang telah berjalan selama 700 tahun lebih mulai dijauhkan peranannya, lalu digantikan dengan sistem Barat yang masuk karena modernisasi.</p>

<p style="text-align: justify;">Dengan kata lain, munculnya modernisasi yang dibawa oleh bangsa Barat akhirnya memengaruhi banyak hal di Turki. Tak hanya dari sistem sosial, tetapi juga kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya akulturasi budaya, misalnya dari hal yang paling kecil yaitu jenis masakan, minuman, hingga bagaimana cara masyarakat Turki berpakaian.</p>

<p style="text-align: justify;">Akan tetapi, salah satu warisan budaya yang hingga saat ini masih sangat dilestarikan di Turki adalah tarian Sufi yang berasal dari Timur Tengah. Tarian tersebut merupakan inspirasi dari penyair sekaligus filsuf Turki bernama Jalaluddin Rumi. Menurutnya, dengan tarian Sufi, manusia dapat mendalami makna bahwa semua kehidupan di dunia ini terus berputar dan Tuhan menjadi titik awal tempat manusia kembali. Itulah sedikit ulasan tentang kehidupan sosiokultural di Turki, masih banyak lagi kehidupan menarik di Turki yang akan diulas pada Novel peraih Nobel Sastra, <strong><a href="https://mizanstore.com/the_red_haired_wowan_60015_60015"><span style="color:#B22222;">The Red-Haired Woman</span></a></strong>.</p>

<p><strong><a href="https://mizanstore.com/the_red_haired_wowan_60015_60015"><span style="color:#B22222;">The Red-Haired Woman</span></a></strong> membawa kita menyusuri pencarian Pamuk terhadap bagaimana sastra menjadi dasar sebuah peradaban. Lewat perjumpaan mitos besar Oedipus Rex dari Barat dan Kisah Rostam dan Sohrab dari Timur, Pamuk mencoba mengulas hubungan antara ayah dan anak, juga negara dan kebebasan individu. Tak salah lagi, The Red-Haired Woman merupakan karya istimewa yang layak untuk dibaca. semoga bermanfaat.</p>

<p style="text-align: center;"><span style="text-align: center;">  </span><a href="https://mizanstore.com/the_red_haired_wowan_60015_60015"><img alt="Orhan Pamuk: The Red Heir Women" src="/sas-content/uploads/files/images/cover%20red%20haired%20woman%20dpn.jpg" style="text-align: center; height: 30px; width: 19px;" /></a></p>

<p style="text-align: justify;"> </p>bentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta