Tantangan Kronis Menuju Indonesia Emas

Genap usia satu abad, Indonesia diprediksi menjadi negara maju. Optimisme bangsa atas terwujudnya Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sesuai amanat UUD ‘45 tersebut kian menguat dan digaungkan oleh pemerintah lewat wacana “Indonesia Emas 2045”. <p style="text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/pencarian/hasil_pencarian?kata_pencarian=INDONESIA+2045">Genap usia satu abad, Indonesia diprediksi menjadi negara maju. Optimisme bangsa atas terwujudnya Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sesuai amanat UUD ‘45 tersebut kian menguat dan digaungkan oleh pemerintah lewat wacana “Indonesia Emas 2045”.</a></p>

<p style="text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/pencarian/hasil_pencarian?kata_pencarian=INDONESIA+2045">Jelas bukan konsep yang tidak berdasar. Visi Indonesia Emas tersebut begitu mengemuka menjadi sebuah keniscayaan lantaran pencapaian Indonesia, khususnya dalam perspektif pertumbuhan ekonomi. Menurut data Badan Pusat Statistik (2017), pertumbuhan ekonomi nasional pada 2016 berada di level 5,02%. Mengacu pada siaran pers Bank Dunia (2017), angka tersebut jauh melampaui pertumbuhan ekonomi global 2016 yang bertengger di kisaran 2,4%. Boleh berbangga, tetapi jangan jumawa dan berpuas diri. Sebab, secara faktual, masih banyak persoalan yang mendera bangsa ini. Jujur saja, pilar menuju Indonesia Emas, yakni pembangunan SDM dan penguasaan IPTEK, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan belum sepenuhnya dibenahi. Oleh sebab itu, masih sangat panjang perjalanan kita untuk menancapkan bendera Merah Putih di puncak gunung “Indonesia Emas”.</a></p>

<p style="text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/pencarian/hasil_pencarian?kata_pencarian=INDONESIA+2045">Tentunya, dalam merengkuhnya butuh partisipasi semua elemen bangsa, tidak semata hasil keringat pemerintah. Diakui, sangat rumit tantangan yang harus kita selesaikan demi mewujudkan impian besar itu. Di masing-masing pilar masih bercokol penyakit kronis, seperti rendahnya moralitas kaum intelektual. Terbukti dengan temuan data dari Sujanarko, Direktur bidang Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, yang menyebutkan 75% pelaku korupsi adalah lulusan pendidikan tinggi yang menjabat di lingkungan pemerintah kabupaten, kota, ataupun provinsi; belum meratanya pendidikan berkualitas; pembangunan infrastruktur yang belum optimal; ketertinggalan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; tingginya tingkat konsumerisme; rendahnya budaya literasi; kemiskinan; pengangguran; dan masih banyak lagi. Sejauh ini, pemerintah cukup <em>concern</em> dengan permasalahan-permasalahan tersebut. Sejumlah terobosan kebijakan dilakukan agar satu demi satu penyakit tersebut terobati.</a></p>

<p style="text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/pencarian/hasil_pencarian?kata_pencarian=INDONESIA+2045">Meski begitu, pemerintah terlihat jelas membutuhkan peran serta masyarakat untuk bersinergi mengejar ketertinggalan itu. Beruntung, Indonesia memiliki potensi hebat yang bisa menggerakkan roda pembangunan Indonesia secepat kilatan cahaya. Potensi hebat itu adalah generasi muda. Dalam rentang waktu 2018—2045, Indonesia akan menikmati efek bonus demografi, artinya jumlah populasi anak muda akan merajai, sedangkan angka golongan tua akan surut. Aturannya, tingkat pembiayaan penduduk yang produktif terhadap penduduk yang nonproduktif akan sangat rendah sehingga Indonesia berpeluang menjadi negara sejahtera atau <em>welfare state</em>.</a></p>

<p style="text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/pencarian/hasil_pencarian?kata_pencarian=INDONESIA+2045">Anak muda yang identik dengan kecepatan diharapkan mampu menjadi mesin turbo pembangunan dan tampil menjadi pemimpin. Mereka praktis menjadi tumpuan untuk memenuhi syarat impian Indonesia 2045 yang termaktub dalam Pilar Indonesia Emas. Apakah yakin dengan kemampuan anak muda Indonesia? Jawabnya 100% yakin, hanya saja anak muda akan bergerak lincah apabila para orang tua mencukupi mereka dengan keteladanan dan ilmu. Negara dalam hal ini pemerintah memiliki andil besar dalam menyiapkan generasi emas itu. Pendidikan dan kesehatan, dua sendi itu mutlak dijadikan fondasi.</a></p>

<p style="text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/pencarian/hasil_pencarian?kata_pencarian=INDONESIA+2045">Oleh karena itu, pemerintah harus serius menitikberatkan fokus perhatiannya pada pengembangan kebijakan pendidikan, pembangunan infrastruktur yang memudahkan akses pendidikan dan kesehatan; <em>law enforcement</em> yang adil dan ketat sebagai wujud edukasi hukum; penyempurnaan jaminan sosial, seperti pembenahan program kartu Keluarga Sejahtera, Indonesia Pintar, Indonesia Sehat; penggalakan industri kreatif sebagai wujud edukasi kemandirian bangsa; tatanan bernegara yang reformatif sebagai wujud edukasi politik; dan penguatan budaya literasi.</a></p>

<p style="text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/pencarian/hasil_pencarian?kata_pencarian=INDONESIA+2045">Sejak kemerdekaan diproklamasikan, pemerintah dalam setiap masanya serius merealisasikan amanat UUD ‘45 yang menjadi jembatan konseptual menuju Indonesia Emas. Terbukti, Indonesia mengalami kemajuan di berbagai bidang. Hanya saja, yang perlu dicatat, para penentu kebijakan di jajaran elite masih belum sepenuhnya memikirkan nasib bangsa. Padahal, mereka seyogianya menjadi contoh bagi generasi penerus.</a></p>

<p style="text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/pencarian/hasil_pencarian?kata_pencarian=INDONESIA+2045">Di sinilah peran negara dibutuhkan, yakni penegakan hukum dan pengedepanan keadilan. Dengan demikian, masyarakat merasa terayomi. Selanjutnya, kepercayan masyarakat pada negara menggunung. Alhasil, kecintaan terhadap Tanah Air pun menebal. Barangkali generasi muda saat ini bermimpi kecil, pemerintah dapat menjalankan program sesuai dengan janji kampanyenya. Semua elemen bangsa termasuk generasi muda praktis akan memiliki kepercayaan diri dalam merealisasikan impian besar “Indonesia Emas” jikalau pemerintah benar-benar menyejahterakan wong cilik melalui program-programnya.</a></p>Sigit Suryanto

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta