Tag Archive for: rekomendasi buku anak

Kenalkan Rukun Iman Ke Si Kecil Dengan Cara Ini, Yuk, Moms!

Mengenalkan konsep iman kepada anak merupakan sebuah proses yang menantang tapi juga menyenangkan bagi orangtua. Tidak hanya anak yang akan mengambil hikmah, orangtua juga akan mengambil hikmah dan pada akhirnya akan berproses untuk belaj

ar nilai agama dan moral secara bersama. Melalui buku cerita anak “Ikan yang Aku Inginkan”, anak aka

n dikenalkan dengan konsep iman dengan melalui cerita petualangan alam!. 

Yuk! mengenalkan iman kepada anak melalui cerita berima melalui buku Ikan yang Aku Inginkan

Apa itu Rukun Iman?

Rukun iman adalah nilai-nilai dasar atau bisa juga disebut pilar-pilar agama Islam yang harus dimiliki seorang muslim. Konsep iman pun bisa dikenalkan dengan cara memahami apa saja rukun iman dalam Islam. Pada anak usia dini, mengenalkan apa saja rukun iman bisa dilakukan dengan cara mengenalkan secara perlahan, step by step melalui cara yang dapat memantik pertanyaan. Rasa ingin tahu anak yang tinggi dapat membantu anak mengenal apa itu iman.

Apa Saja Rukun Iman?

Dalam Islam, konsep iman diurai menjadi beberapa poin dasar atau dikenal dengan istilah rukun. Totalnya ada enam poin dan disebut dengan rukun iman. Buku “Ikan yang Aku Inginkan” mengajarkan anak untuk memahami rukun iman yang pertama, yakni iman kepada Allah.

 

Perjalanan tokoh pertama, Salim bersama kedua orangtuanya membawa sang anak bertemu ragam macam ciptaan Allah yang terbentang luas di Alam dan memunculkan banyak pertanyaan. Pertanyaan itu adalah “Siapa pencipta luwak?”, “Siapa pencipta batu?” hingga saat Salim dan kedua orangtuanya sampai di tempat tujuan dan berhasil menangkap banyak udang. Salim pun bertanya, “Siapa pencipta udang?”. Kalau Moms sendiri, pernah dapat pertanyaan serupa dari anak juga tidak?, hehe.

Bagaimana Cara Mengenalkan Rukun Iman Kepada Anak?

Pengalaman Salim pertama kali ke sungai membawa Salim dan ditemani orangtuanya melakukan perjalanan yang sangat menakjubkan. Salim melihat dan menemukan banyak hal yang menakjubkan. Hingga akhirnya, Salim pun bertanya-tanya siapa yang menciptakan semua hal yang membuat ia takjub selama perjalanan menuju sungai?

 

Salah satu cara mengenalkan rukun iman kepada anak terutama anak usia dini adalah dengan cara healing. Kata healing dalam pengertian ini adalah berpetualang. Bukan hanya melepas penat tapi juga mencari makna dari segala yang telah diciptakanan oleh-Nya. Moms bisa mengajak anak untuk berpetualang alam (taddabur alam) atau melakukan aktivitas alam untuk memberi kesempatan bagi anak mengeksplorasi segala ciptaan dari Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. 

 

Melalui eksplorasi, anak bisa lebih mengenal segala ciptaan-Nya melalui interaksi. Seperti yang dilakukan oleh Salim dan kedua orangtuanya. Sepanjang jalan Salim dan kedua orangtuanya tak henti-henti merasa takjub karena melihat dan menemukan ciptaan Allah.

 

Jika Moms belum bisa healing alias berpetualang bersama anak dan keluarga karena suatu hal, Moms bisa ajak si kecil untuk berpetualang bersama melalui buku cerita anak “Ikan yang Aku Inginkan”. Buku cerita karya Elis S. Toyibah ini merupakan cerita anak berima untuk mengenal iman yang sangat direkomendasikan untuk dibaca dan diceritakan bersama pada anak usia 6-8 tahun. 

 

Kalimatnya pun mudah dibaca oleh para orang tua dan dapat dipahami dengan mudah oleh anak karena menggunakan pola berima, misalnya

“Aku pergi ke sungai menangkap ikan.

Ikan kutangkap dengan ayakan.

Ini hari yang sangat cerah!

Semua terlihat begitu indah.”

 

Melalui buku cerita anak ini, diharapkan dapat mengajarkan anak untuk mengenal sang pencipta, sekaligus merasakan nikmat syukur atas apa yang telah diciptakan oleh-Nya. Gimana Moms, sudah terbayang dong gimana serunya mengenalkan rukun iman kepada anak melalui buku cerita anak yang penuh kisah petualangan ini?, hehe.  Informasi lebih lanjut perihal buku cerita anak, Ikan yang Aku Inginkan bisa diakses di Official Shopee Bentang Pustaka ya, Moms!

Dampak Sampah Harus Dipahami Oleh Anak Sejak Dini, Lho, Moms!

Bungkus permen, bungkus es krim, botol air mineral kemasan sampai pembungkus mainan baru adalah sampah yang lekat dengan anak-anak. Karena sudah terlalu ingin melahap permen atau terlalu fokus mengoperasikan mainan barunya, sampah pembungkusnya pun terabaikan. Akhirnya sampah berserakan, ruangan kotor dan tidak nyaman dipandang. Akhirnya, Moms jadi punya tambahan kerjaan kan? hehe.

Bahayanya lagi, ketika sampah yang terabaikan itu menumpuk dan menghalangi aktivitas orang lain. Seperti perjalanan Jani dan Meru dalam buku cerita anak, “Apa Itu Di Tengah Jalan”. Mereka berdua hendak ke masjid untuk mengaji. Namun, perjalanannya seketika terhenti karena sampah yang menumpuk di tengah jalan. Ketika akhirnya hujan deras datang, sampah yang menumpuk di tengah itu pun menyumbat saluran perairan dan menyebabkan banjir yang masuk ke dalam rumah-rumah warga.

Bagaimana sikap positif yang dilakukan anak dalam membuang sampah?

Membuang sampah pada tempatnya adalah bentuk tanggung jawab manusia kepada alam, tempat semua makhluk hidup tinggal. Sampah yang berserakan tak karuan akan menimbulkan kerusakan alam dan kerugian bagi manusia. Aktivitas membuang sampah ada beragam macam, mulai dari membuang sampah pada tempat sampah, memilah jenis sampah, hingga memanfaatkan kembali sampah yang bisa didaur ulang. 

Sejak dini, anak harus ditanamkan sikap peduli terhadap lingkungan sebagai upaya menjaga lingkungan dan menjaga bumi tempat kita, manusia tinggal. Ketika lingkungan terjaga, kehidupan manusia pun aman dan nyaman. Terhindar dari penyakit yang berasal dari virus, kuman dan bakteri hingga minimnya jumlah korban berjatuhan akibat bencana.

Mengajarkan anak untuk peduli lingkungan butuh proses agar kelak menjadi kebiasaan. Ada beragam cara agar anak terlibat dalam aktivitas yang dapat meningkatkan kesadaran peduli lingkungan, diantaranya:

Selalu Libatkan Anak Dalam Aktivitas Peduli Lingkungan

Tidak hanya memperingatkan atau sekedar memasang slogan untuk membuang sampah pada tempatnya. Moms juga perlu melibatkan anak dalam aktivitas peduli lingkungan. Misalnya, menyapu, memilah sampah organik dan non organik atau yang seru membawakan barang belanjaan dengan tas kain yang dibawa dari rumah.

Walaupun terlihat sepele, kebiasaan yang Moms terapkan dan contohkan itu akan menjadi prinsip kuat agar anak tak hanya peduli terhadap alam tapi juga membangung tanggung jawab diri dan lingkungan sekitarnya. Bayangkan kalau anak terbiasa tidak mau menyapu sampahnya yang berserakan dalam rumah. Anak akan merasa itu bukan sampahnya dan menyapu bukanlah tugasnya. Padahal menjaga kebersihan adalah kewajiban kita semua.

Mendongeng, Salah Satu Cara Seru Edukasi Peduli Lingkungan Pada Anak

Mendongeng jadi salah satu alat pendidikan yang tepat bagi anak-anak. Berdasar jurnal penelitian efektivitas dongeng untuk menanamkan moral pada anak usia dini di rumah, mendongeng berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan yang meliputi kognitif, afektif dan emosional pada anak. Hikmah cerita yang ada dalam cerita dongeng anak dapat tersampaikan dengan baik karena adanya kedekatan interaksi serta aktifnya semua indera pada anak. Edukasi untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan pun menjadi proses yang menyenangkan!

Kalau Moms belum percaya diri untuk mendongeng, tenang Moms! hehe. Moms bisa belajar cara mendongeng melalui video mendongeng dalam buku, Apa Itu Di Tengah Jalan?. Tinggal scan barcode yang tertera pada halaman belakang buku. Moms bisa belajar bagaimana menceritakan cerita buku karya Rona Mentari ini mulai dari artikulasi nada saat bercerita sampai emosi suara. Buku cerita anak terbitan Bentang Kids ini, sedang ada promo~. Lumayan kan bisa buat bekal aktivitas menemani libur akhir tahun. Informasi buku, Apa Itu Di Tengah Jalan bisa diakses di sini ya 

Si Kecil Suka Kepo, Moms? Coba Ajak Berpetualang, Yuk!

Apa Arti Kepo?

KEPO adalah sebuah singkatan slang bahasa Inggris yang artinya (Knowing Every Particular Object). Kepo merupakan bahasa gaul untuk mendefinisikan seseorang dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Kata kepo biasa digunakan orang dewasa untuk menggambarkan seseorang yang ingin tahu suatu hal atau masalah untuk segera dibicarakan bersama, kebanyakan sih masalah pribadi orang lain, ya, kan?, hehe. Namun, kata kepo juga biasa digunakan untuk menggambarkan anak-anak dengan rasa ingin tahu yang tinggi karena kepolosan mereka. Moms sering merasa kewalahan nggak nih dibombardir pertanyaan kepo dari anak? hehe.

Rasa ingin tahu yang tinggi anak bukanlah suatu hal yang mengganggu. Rasa ingin tahu anak baik untuk perkembangan diri dan modal pengetahuan anak di kemudian hari. Walaupun memang challenging bagi orang tua karena tidak hanya menghadapi banyak pertanyaan tapi juga bagaimana menjawab pertanyaan. Namun, Moms bangga dan tenang karena anak secara langsung bisa belajar bersama orang tua. Bukan dari orang lain yang tidak dikenal dan juga bukan dari internet yang penuh dengan banjir informasi.

Bagaimana Cara Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Anak?

Anak-anak senantiasa mempertanyakan hal-hal kecil yang ada di sekitarnya. Bahkan mempertanyakan siapa dirinya dan siapa yang menciptakan dirinya. Pertanyaan yang kadang bingung buat dijawab bagaimana, ya, Moms? hehe. Untuk bisa memberi jawaban sekaligus mengasah rasa ingin tahu anak agar pengetahuan anak semakin luas ajak anak berpetualang, yuk, Moms!

Ajak Anak Berpetualang Alam

Aktivitas berpetualang alam bagi anak dapat memantik rasa ingin tahu anak akan apa saja yang ada di alam. Dalam buku cerita anak “Ikan yang Aku Inginkan”, tokoh Salim pergi ke sawah karena ingin sekali menangkap ikan. Ditemani oleh kedua orangtuanya, Salim tidak hanya melihat sungai tapi juga melihat sawah, aktivitas di sawah, melewati bukit. Tidak hanya melihat hal-hal yang baru baginya, Salim juga mempertanyakan hal-hal kecil dan mampu meningkatkan rasa ingin tahunya. Petualangan yang seru bersama orangtuanya ini adalah salah satu cara untuk memperluas ilmu pengetahuan anak. Sekaligus untuk mengenal alam raya kuasa Allah Swt.

Melalui Cerita Petualangan Anak Bisa Juga Kok, Moms!

Belum sempat berpetualang dengan anak karena butuh persiapan yang cukup matang. Moms bisa menggunakan metode bercerita (storytelling) buku cerita anak dengan topik petualangan untuk memberi jawaban atas pertanyaan anak dengan cara yang unik. Menurut penelitian, Storytelling sebagai metode parenting untuk pengembangan kecerdasan anak usia dini bercerita menjadi metode paling efektif untuk pengembangan kecerdasan anak usia golden age (0-6 tahun).

Buku Ikan yang Aku Inginkan mengajarkan anak berpetualang melalui visual ilustrasi yang menarik serta alur cerita yang asyik. Melalui tokoh Salim, anak bisa belajar mengenal siapa tuhannya sekaligus belajar mensyukuri nikmat atas segala ciptaan Allah Swt. Dalam buku ini, anak akan menemui pertanyaan yang pernah atau biasa mereka tanyakan tentang hal-hal yang ada disekitarnya, misalnya saat sedang di sungai dan berhasil menangkap banyak udang, Salim bertanya “Siapa yang menciptakan udang?”

Buku cerita berirama ini masuk dalam seri Islamic Read-Aloud terbitan Bentang Kids. Semua seri Islamic Read-Aloud bisa Moms dapatkan di official Shopee Bentang Pustaka. Yuk, Moms siapkan buku cerita anak seri Islamic Read-Aloud untuk menemani aktivitas anak, bentar lagi juga liburan akhir tahun perlu banyak kegiatan bareng anak nih, hehe. 

Cara Seru Menerapkan Empati Pada Anak Usia Dini

Bagaimana cara menerapkan rasa empati pada anak?

Sikap empati adalah kemampuan seseorang dalam memahami apa yang dirasakan orang lain.

Dari memahami apa yang sedang dirasakan orang lain itulah, seseorang yang berempati akan memberikan respon yang sesuai dengan kondisi. Manfaatnya bagi manusia, rasa empati dapat memperkuat hubungan manusia satu dengan lain. 

Hal ini pun didukung oleh pernyataan Dr. Bruce D. Perry M.D Ph.D seorang anggota senior dari Child Trauma Academy yang mengatakan “Empati bisa jadi merupakan anugerah yang paling bermutu bagi ras manusia. Kita tidak bisa bertahan hidup tanpa menciptakan hubungan dan kelompok yang berfungsi secara bersamaan.”

Sikap empati adalah kemampuan yang harus dimiliki semua orang termasuk anak-anak. Bahkan sejak anak usia dini pun yakni kisaran usia 2-8 tahun orang tua sudah bisa menerapkan sikap empati kepada anaknya. Karena sikap empati adalah kemampuan, perlu melatih kemampuan berempati kepada anak-anak bahkan sejak usia dini. Menerapkan sikap empati kepada anak oleh orangtua perlu dilakukan agar kelak anak bisa peduli terhadap orang lain. Harapannya, anak mampu memposisikan diri dan memberikan respon yang sesuai dengan keadaan orang lain

Untuk dapat menerapkan sikap empati kepada anak. Sobat Bentang bisa menemani anak atau ponakannya melalui kegiatan mendongeng bersama anak melalui buku cerita anak muslim yang berjudul “Apa itu Di Tengah Jalan?”.

Menumbuhkan Empati Anak Melalui Buku Cerita Anak

Membaca buku cerita anak yang diceritakan oleh orangtua mampu menstimulasi kecerdasan dan kemampuan berbahasa anak. Pesan-pesan yang disampaikan buku cerita anak pun dapat tersampaikan dengan baik. Karena buku cerita anak sudah dirancang khusus baik secara visual maupun alur ceritanya sesuai dengan usia anak. Membaca buku cerita anak bersama juga menjadi aktivitas menyenangkan dan mampu mempererat hubungan anak dan orang tua juga, lho, Sobat Bentang!

Menerapkan Kemampuan Empati Melalui Tolong Menolong

Jani dan Meru adalah dua tokoh dalam cerita anak muslim “Apa itu Di Tengah Jalan?”. Kedua anak itu hendak pergi ke masjid untuk mengaji. Namun, karena hujan deras dan banjir, mereka berdua akhirnya membantu keluarga rumah kelinci yang terdampak banjir. Mengasah empati anak bisa dilakukan dengan melibatkan anak pada aktivitas membantu orang lain tanpa pengharapan apapun dari orang lain yang kita tolong, atau dengan kata lain dengan ikhlas.

Menumbuhkan Empati Anak dengan cara mengendalikan emosi negatif

Ketika emosi negatif sedang mendominasi, setiap orang akan menjadi egois bahkan parahnya bisa mencelakakan diri dan orang lain. Jani dan Meru terhalang pergi ke masjid karena sampah yang menghalangi jalanan yang dilaluinya. Jani dan Meru pun tak lantas marah-marah karena kesal perjalanan mereka terhalang. Mereka pun mengendalikan emosinya dengan cara mencari siapakah yang membuang sampah sembarangan di tengah jalan itu. Apa yang dilakukan Jani dan Meru ini adalah pengaplikasian dari kegiatan verifikasi atau tabbayun, untuk mencari kebenaran sekaligus mengasah kepedulian

 

Buku cerita anak “Apa itu Di Tengah Jalan?” merupakan seri Islamic Read-ALoud oleh penerbit Bentang Kids. Seri ini terdiri dari tiga buku, yakni tentang Islam, Iman dan Ihsan. Menariknya, buku ini juga disertai barcode yang bisa Sobat Bentang scan untuk melihat video mendongeng, Apa itu Di Tengah Jalan?. Jadi punya berbagai cara untuk mengajak anak bercerita sekaligus belajar nilai-nilai kebaikan kan Sobat Bentang?, hehe.

© Copyright - Bentang Pustaka