Dampak Sampah Harus Dipahami Oleh Anak Sejak Dini, Lho, Moms!

Bungkus permen, bungkus es krim, botol air mineral kemasan sampai pembungkus mainan baru adalah sampah yang lekat dengan anak-anak. Karena sudah terlalu ingin melahap permen atau terlalu fokus mengoperasikan mainan barunya, sampah pembungkusnya pun terabaikan. Akhirnya sampah berserakan, ruangan kotor dan tidak nyaman dipandang. Akhirnya, Moms jadi punya tambahan kerjaan kan? hehe.

Bahayanya lagi, ketika sampah yang terabaikan itu menumpuk dan menghalangi aktivitas orang lain. Seperti perjalanan Jani dan Meru dalam buku cerita anak, “Apa Itu Di Tengah Jalan”. Mereka berdua hendak ke masjid untuk mengaji. Namun, perjalanannya seketika terhenti karena sampah yang menumpuk di tengah jalan. Ketika akhirnya hujan deras datang, sampah yang menumpuk di tengah itu pun menyumbat saluran perairan dan menyebabkan banjir yang masuk ke dalam rumah-rumah warga.

Bagaimana sikap positif yang dilakukan anak dalam membuang sampah?

Membuang sampah pada tempatnya adalah bentuk tanggung jawab manusia kepada alam, tempat semua makhluk hidup tinggal. Sampah yang berserakan tak karuan akan menimbulkan kerusakan alam dan kerugian bagi manusia. Aktivitas membuang sampah ada beragam macam, mulai dari membuang sampah pada tempat sampah, memilah jenis sampah, hingga memanfaatkan kembali sampah yang bisa didaur ulang. 

Sejak dini, anak harus ditanamkan sikap peduli terhadap lingkungan sebagai upaya menjaga lingkungan dan menjaga bumi tempat kita, manusia tinggal. Ketika lingkungan terjaga, kehidupan manusia pun aman dan nyaman. Terhindar dari penyakit yang berasal dari virus, kuman dan bakteri hingga minimnya jumlah korban berjatuhan akibat bencana.

Mengajarkan anak untuk peduli lingkungan butuh proses agar kelak menjadi kebiasaan. Ada beragam cara agar anak terlibat dalam aktivitas yang dapat meningkatkan kesadaran peduli lingkungan, diantaranya:

Selalu Libatkan Anak Dalam Aktivitas Peduli Lingkungan

Tidak hanya memperingatkan atau sekedar memasang slogan untuk membuang sampah pada tempatnya. Moms juga perlu melibatkan anak dalam aktivitas peduli lingkungan. Misalnya, menyapu, memilah sampah organik dan non organik atau yang seru membawakan barang belanjaan dengan tas kain yang dibawa dari rumah.

Walaupun terlihat sepele, kebiasaan yang Moms terapkan dan contohkan itu akan menjadi prinsip kuat agar anak tak hanya peduli terhadap alam tapi juga membangung tanggung jawab diri dan lingkungan sekitarnya. Bayangkan kalau anak terbiasa tidak mau menyapu sampahnya yang berserakan dalam rumah. Anak akan merasa itu bukan sampahnya dan menyapu bukanlah tugasnya. Padahal menjaga kebersihan adalah kewajiban kita semua.

Mendongeng, Salah Satu Cara Seru Edukasi Peduli Lingkungan Pada Anak

Mendongeng jadi salah satu alat pendidikan yang tepat bagi anak-anak. Berdasar jurnal penelitian efektivitas dongeng untuk menanamkan moral pada anak usia dini di rumah, mendongeng berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan yang meliputi kognitif, afektif dan emosional pada anak. Hikmah cerita yang ada dalam cerita dongeng anak dapat tersampaikan dengan baik karena adanya kedekatan interaksi serta aktifnya semua indera pada anak. Edukasi untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan pun menjadi proses yang menyenangkan!

Kalau Moms belum percaya diri untuk mendongeng, tenang Moms! hehe. Moms bisa belajar cara mendongeng melalui video mendongeng dalam buku, Apa Itu Di Tengah Jalan?. Tinggal scan barcode yang tertera pada halaman belakang buku. Moms bisa belajar bagaimana menceritakan cerita buku karya Rona Mentari ini mulai dari artikulasi nada saat bercerita sampai emosi suara. Buku cerita anak terbitan Bentang Kids ini, sedang ada promo~. Lumayan kan bisa buat bekal aktivitas menemani libur akhir tahun. Informasi buku, Apa Itu Di Tengah Jalan bisa diakses di sini ya 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta