Tag Archive for: mainan montessori

Tasting Bottles Montessori? Mau Masak-Memasak di Kelas Montessori?

Bukan-bukan guys! Tasting Bottles sendiri bukan untuk masak-memasak yaa di kelas Montessori! Tasting Bottles ini merupakan kegiatan bagi anak untuk memberikan stimulus sensoris pada mereka mengenai indera perasa anak dari kecil. Maria Montessori pun memakai kegiatan Montessori ini pada kelas pembelajarannya untuk belajar dan bermain pada kelas yang ia ciptakan.

Melalui buku Montessori Sensorial Activities juga, Rosalynn Tamara menjelaskan mengenai kegiatan tasting bottles ini. Banyak yang bilang, Tasting Bottles Montessori ini memiliki hubungan love/hate di kelas loh! Anak-anak banyak yang kurang menyukai kegiatan tasting bottles ini dikarenakan mereka biasanya akan merasakan rasa pahit dalam salah satu botolnya. Namun, orang tua juga tidak perlu khawatir, karena sebelum melakukan kegiatan Montessori ini, orang tua maupun guru bisa mengedukasi anak terlebih dahulu mengenai rasa-rasa yang nantinya akan dirasakan.

Stimulasi Indera Pengecap dalam Montessori

Rasa adalah indera yang sangat penting karena perannya dalam membantu kita menentukan rasa makanan dan zat lainnya. Faktanya, kemampuan kita untuk merasakan secara historis dikaitkan dengan kelangsungan hidup kita, karena indera perasa kita memberikan indikasi apakah suatu makanan tersebut aman untuk dimakan atau cenderung beracun.

Dalam kelas Montessori, Presentasi tipikal melibatkan dengan memberi anak-anak dua set botol dengan selera yang serasi. Anak-anak kemudian diminta mencicipi cairan di dalam botol agar sesuai dengan selera dari setiap set.

Indera perasa, disebut juga gustation, yang artinya adalah cicipan. Indera perasa bekerja dimungkinkan karena adanya sel reseptor rasa yang terletak pada taste buds di mulut kita. Sebagian besar pengecap ada di lidah, tetapi juga ditemukan di bagian mulut lainnya.

Manusia memiliki sekitar 10.000 pengecap, yang masing-masing memiliki antara 50 dan 150 sel reseptor. Namun, anak-anak memiliki reseptor rasa sekitar dua kali lebih banyak daripada orang dewasa, yang mungkin dapat menjelaskan bahwa, mengapa anak-anak seringkali lebih banyak memilih makanan daripada orang dewasa.

Kegiatan Tasting Bottles Montessori

Kira-kira, bahan dan langkah apa saja ya yang bisa digunakan dalam melakukan kegiatan Tasting Bottles Montessori ini? Para orang tua dan guru bisa menyiapkan dan menerapkan langkah-langkah di bawah ini.

Bahan

  1. Dua set empat botol dengan penetes, masing-masing berisi salah satu dari empat rasa dasar:
  • Asin: garam dan air
  • Manis: gula dan air
  • Pahit: air tonik
  • Asam: lemon dan air
  1. Satu set memiliki tutup dengan satu warna dan set lainnya memiliki atasan dengan warna berbeda. (Atau label untuk membedakan satu set botol dari set botol lainnya.) Kedua set botol ini membentuk pasangan.
  2. Empat gelas kecil air, dua untuk setiap orang.
  3. Dua sendok, satu untuk setiap orang.

 

Langkah Kegiatan

  1. Keluarkan semua botol dan susun dalam dua baris (berdasarkan warna atau label yang berbeda). Pindahkan baki ke samping.
  2. Campurkan salah satu baris, pertahankan dalam satu baris. Bawa botol pertama dari baris kiri ke dekat kalian, sehingga memisahkannya dari yang lain.
  3. Buka botol dan tunjukkan pada anak cara menggunakan penetes. Teteskan dua tetes ke sendok kalian, masukkan kembali penetes ke dalam botol dan cicipi apa yang ada di sendok kalian.
  4. Ganti sendok kalian ke dalam gelas kalian. Minta anak untuk menggunakan sendoknya dan orang tua membantu untuk menjatuhkan dua tetes dan biarkan anak sehingga membiarkan anak mencicipi.
  5. Tutup botol dan letakkan di sisi kiri meja kalian. Anak-anak dapat menyesap air dari gelas kedua untuk membersihkan langit-langit mulut.
  6. Cicipi semua toples dengan cara yang sama, selalu biarkan anak mencicipi setelah para orang tua melakukannya. Setelah semua botol dicicipi, gantilah sesuai urutannya.
  7. Pisahkan botol pertama di depan kalian dan beritahu anak bahwa kalian akan menemukan botol yang rasanya sama.
  8. Bawa botol pertama dari garis kanan ke depan. Cicipi botol pertama lalu botol kedua. (Bilas sendok kalian ketika mencicipi agar rasanya tidak tercampur)
  9. Jika tidak sama, beri tahu anak bahwa kedua rasa tidak sama, biarkan anak mencicipi keduanya, dan letakkan botol yang tepat di sebelah kanan baris botol yang tepat.
  10. Turunkan botol berikutnya dari garis kanan. Biarkan anak mencicipi keduanya, cicipi jika keduanya sama. Jika sama, letakkan berdampingan di antara kedua garis.
  11. Ulangi, bimbing anak mencicipi sampai semua botol cocok. (Setiap kali ada ketidaksesuaian, biasakan anak untuk meneguk air).

Grading Rasa di Kegiatan Tasting Bottles Montessori

Untuk kegiatan terakhir, orang tua dan guru dapat membuat empat botol pencicip dengan tingkat kemanisan yang berbeda serta menambahkan jumlah gula yang berbeda ke dalam jumlah air yang sama. Orang tua bisa memberi label pada bagian bawah botol 1 sampai 4 untuk menunjukkan mana yang memiliki gula paling sedikit dan mana yang paling banyak.

Kemudian ajak anak-anak untuk mencicipi cairan di setiap botol. Minta mereka untuk mengurutkan botol-botol itu dari yang paling tidak manis sampai yang paling manis.

Kegiatan Tasting Bottles Montessori ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Termasuk contoh kegiatan yang telah dijelaskan pada buku Montessori Sensorial Activities  karya Rosalynn Tamara. 

Pada buku tersebut, kalian tidak hanya menemukan kegiatan Tasting Bottles, anak akan diajari berbagai macam kegiatan montessori lainnya untuk menstimulus indera lainnya seperti indera penglihatan, peraba, penciuman, pengecap yang salah satunya kita pelajari sekarang, pendengaran, geometri dasar, dan aljabar.

 

Kalian bisa membeli buku ini melalui 2 cara, yaitu oflline melalui toko buku terdekat kalian, dan online melalui website resmi Bentang Pustaka maupun official store Bentang Pustaka lainnya.

Latih Kecerdasan Sensoris Anak dengan Pink Tower Montessori!

Pink Tower? Apaan tuh? Kebanyakan orang pasti berpikir bahwa kata “pink tower” merujuk pada sebuah bangunan tower yang berwarna pink. Benar bukan? Namun, pink tower Montessori berbeda. Pink Tower Montessori sendiri merupakan sebuah material pembelajaran dalam mengembangkan kecerdasan anak yang dikenalkan oleh Maria Montessori. 

Bahkan, pink tower sudah banyak dikenalkan dalam buku-buku pembelajaran Montessori baik pada buku milik Maria sendiri ataupun dari penulis lainnya. Sebagai contoh, buku Montessori Sensorial Activities milik Rosalynn Tamara juga mengenalkan bagaimana kegiatan Pink Tower sendiri. Penasaran ya? Let’s go deeper guys!

Aktivitas Sensorial Montessori: Pink Tower

Sebelum mengetahui kegiatan yang dilakukan, kita perlu pelajari dulu nih, apa itu Pink Tower Montessori. Seperti yang sedikit dijelaskan tadi, Pink Tower adalah material pembelajaran bagi orang tua maupun guru untuk membantu anak dalam mengembangkan kecerdasan mereka melalui aktivitas sensorial Montessori. 

Tujuan Aktivitas Sensorial Montessori

Jika dalam buku Filosofi Montessori karya Rosalynn Tamara, untuk membantu anak dalam memahami abstraksi dalam lingkungan dengan mudah, maka material sensoris di desain agar dapat menolong otak anak supaya bisa fokus terhadap satu kualitas. Dengan adanya isolasi pada kualitas tersebut, maka akan memudahkan anak untuk bisa fokus pada stimulus itu sendiri, yaitu material sensoris Montessori.

Fungsi dari material sensoris ini bukan untuk memberikan hal kepada anak mengenai impresi yang baru, melainkan untuk memberikan keteraturan serta sistem dari semua impresi sensoris yang diterima anak.

Bagaimana bisa? Pada mulanya, melalui aktivitas pink tower ini, tentu anak sudah pernah melihat benda berukuran besar dan kecil bukan? Nah dengan adanya aktivitas ini, kita akan memberikan anak material yang akan berfokus pada memberikan dampak impresi besar dan kecil yang bisa anak pegang, susun, manipulasi, sehingga anak mampu memahami sebuah keteraturan.

Pink Tower bertujuan untuk memperhalus indra penglihatan anak dengan membedakan perbedaan dimensi. Saat seorang anak mulai mengambil setiap kubus (mulai dari yang terkecil) ke atas tikar, mereka dapat merasakan berat dan perkembangan ukurannya. Saat mereka membangun Menara, mereka menyempurnakan gerakan sukarela mereka. Anak belajar pengendalian diri dengan melakukan aktivitas secara tepat dan benar.

Kegiatan Pink Tower Montessori

Pink Tower adalah bahan sensorik yang mengajarkan ukuran, dimensi, dan keteraturan kepada anak-anak. Ini terdiri dari 10 kubus kayu, mulai dari ukuran 1 sentimeter kubik hingga 10 sentimeter kubik, berbeda dalam tiga dimensi.

Awalnya, anak-anak diperkenalkan dengan Pink Tower dalam bentuk vertikal. Pelajaran berlanjut dengan memindahkan satu blok pada satu waktu dari menara, yang ditempatkan secara horizontal (berurutan) di atas alas kerja, menawarkan representasi visual dari yang terkecil ke yang terbesar dan sebaliknya. Anak-anak akan diperlihatkan cara merekonstruksi menara menggunakan balok-balok, dari yang terbesar hingga yang terkecil.

Balok ditempatkan dan dipindahkan oleh anak-anak satu per satu, dalam gerakan tepat yang disengaja. Selain pelajaran tentang dimensi dan ukuran, Pink Tower mendorong kontrol dan konsentrasi tubuh – yang penting untuk proses menciptakan keteraturan. Seperti yang dijelaskan pada buku Montessori Sensorial Activities karya Rosalynn Tamara berikut.

Bahan dan langkah

Untuk bahan dan langkahnya, orang tua maupun guru bisa menerapkan langkah yang telah ditunjukkan oleh buku ini. Selain bahan dan langkah yang dijelaskan, orang tua maupun guru dapat mengetahui mengenai tujuan dari kegiatan Pink Tower, bahasa yang akan berkembang pada anak, hingga kendali kekeliruan pada kegiatan ini sendiri.

Ketika seorang anak pertama kali mencoba membangun Pink Tower, mereka mungkin tidak dapat melakukannya dengan benar, mereka mungkin belum dapat mengontrol gerakan mereka. Melalui pengulangan dan pengembangan koordinasi tangan-mata mereka, anak mampu membuat tangan mereka bergerak dengan tepat. Ini adalah kunci pengendalian diri. Ketika anak menguasai keterampilan, mereka menguasai dirinya sendiri, dengan menguasai tindakan mereka. 

Dengan menggunakan persepsi visual mereka, anak dapat menilai sendiri apakah mereka telah membangun Menara secara berurutan. Kontrol kesalahan ini membantu anak menyadari apa yang salah dan memperbaiki kesalahan apa pun. Melalui ini, anak tumbuh lebih mandiri dan percaya diri.

Melalui buku Montessori Sensorial Activities, orang tua dan guru bukan hanya mendapatkan contoh kegiatan Montessori Pink Tower saja. Kita akan diajari berbagai macam material yang bisa digunakan untuk menerapkan ilmu Montessori ini. Bukankah menjadi hal yang menarik ketika bisa bermain dengan anak sambil belajar?

Untuk itu, buku ini akan sangat diperlukan bagi kita para orang tua dan guru untuk mengajarkan anak-anak kita mengenai pentingnya kecerdasan sensoris pada saat proses tumbuh kembang anak.

Kalian bisa membelinya melalui official website Bentang Pustaka loh! Atau, jika kalian lebih suka berbelanja secara offline, kalian bisa membelinya secara langsung melalui toko buku terdekat kalian.

Menerapkan Matematika dalam Kegiatan Sehari-hari

Menerapkan Matematika dalam Kegiatan Sehari-hari

Kita dapat menerapkan matematika dalam kegiatan sehari-hari. Anak-anak membangun koneksi pertama mereka terhadap angka lewat cara-cara paling sederhana: menghitung satu sampai sepuluh ketika bermain petak umpet, menghitung balok-balok mainan yang ditumpuk, dan lain-lain.

Mengajarkan matematika kepada anak usia dini adalah tantangan tersendiri. Kita tidak tahu apakah anak akan tertarik mempelajari hal tersebut, apakah anak sudah siap atau belum, atau bagaimana anak akan menangkap pembelajaran yang dilemparkan kepadanya.

Cara mengakalinya bisa dengan menerapkan matematika dalam kegiatan sehari-hari.

Baca juga: Akibat Sering Konsumsi Makanan Manis Bagi Anak

 

Mengajak Anak ke Supermarket

Supermarket menyediakan banyak kesempatan untuk menerapkan matematika. Menghitung jumlah barang yang dimasukkan ke keranjang (“Kita beli beras satu kilo.”), mencari dan menemukan lokasi rak tertentu (“Buah ada di rak ketiga dari sini.”), menghitung kapan makanan kedaluwarsa, memperkirakan harga yang tertera di rak, dan lain-lain.

 

Memasak di Rumah

Memasak dapat memanfaatkan sejumlah keterampilan matematika. Misalnya, pilih resep dengan jumlah sajian lebih kecil dari jumlah anggota keluarga, lalu minta anak mendobelkan resepnya untuk seluruh anggota keluarga. Anak juga belajar menakar, menimbang, dan mengira-ngira jumlah bahan yang dibutuhkan.

 

Menghitung Angka dalam Perjalanan

Ke mana pun kita melayangkan mata, angka ada di mana-mana. Ajak anak menghitung jumlah mobil yang lewat, jam dinding di toko, atau sepatu yang berjejer di depan pintu. Variasikan cara anak menghitung dengan menanyakan hal-hal seperti, “Ada berapa pasang sepatu yang kamu lihat?”

 

Belajar Sambil Bermain

Supaya kegiatan belajar tidak membosankan, kita bisa menggunakan permainan sebagai variasi. Terdapat banyak mainan anak untuk memfasilitasi tujuan ini: boardbook, boardgame, kartu, dan lain-lain.

Salah satu permainan untuk belajar matematika adalah Berhitung Smart Box: Montessori Edutoys. Keistimewaan mainan anak ini ada di metode Montessori yang dipakai. Berhitung Smart Box didesain untuk mengasah lima area parenting Montessori: practical life, sensorial, culture, language, dan mathematic. Anak dapat belajar berhitung sekaligus menulis, mengenal konsep ganjil dan genap, juga mengasah kemampuan motorik halus.

Berhitung Smart Box ini tersedia di Mizanstore.

 

Kontributor artikel: Anggarsih Wijayanti

Alat Peraga Montessori

Alasan Anak Perlu Bermain dengan Alat Peraga Montessori

Alat peraga untuk menunjang proses belajar anak biasa disebut alat permainan edukatif (APE). Saat ini, alat peraga banyak dipakai oleh pengajar prasekolah. Tapi, orang tua juga bisa menggunakan alat peraga untuk sarana bermain anak di rumah. Salah satu alat peraga yang efektif, mudah dibuat dan dicari, serta dapat digunakan di rumah adalah alat peraga Montessori.

Alat peraga Montessori banyak digunakan selain karena manfaatnya, juga karena mudah dibuat. Orang tua sebenarnya tidak perlu membeli alat peraga mahal. Dengan kreativitas dan panduan buku, orang tua dapat membuat alat peraga sendiri. Contohnya, alat peraga Montessori banyak yang dibuat dari peralatan yang ada di rumah. Bahkan, pakaian juga bisa menjadi alat peraga. Referensi alat peraga yang sesuai dengan aktivitas anak bisa didapatkan di buku Montessori Play and Learn yang telah diterbitkan oleh Bentang Pustaka.

Para pendidik anak usia dini menggunakan alat peraga bukan tanpa alasan. Bahkan Maria Montessori, pencetus metode Montessori, menggunakan alat peraga sebagai penunjang utama pembelajarannya. Berikut manfaat alat peraga bagi anak.

  1. Alat Peraga Montessori Meningkatkan Kreativitas Anak

Saat bermain dengan alat peraga, tidak ada batasan akan apa yang bisa anak buat. Anak bebas bermain dan berkreasi sesuai imajinasinya, terlebih jika orang tua memberi kebebasan dengan limitasi pada anak. Mereka juga dapat mengasah kemampuan memecahkan masalah dengan praktik langsung.

  1. Alat Peraga Montessori Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak

Bermain atau belajar dengan alat peraga adalah momen ketika anak memiliki kendali terhadap hidupnya. Rasa percaya diri anak akan tumbuh ketika mereka diberi kepercayaan oleh orang dewasa untuk bermain dengan hal yang mereka suka dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan begitu, mereka akan menyadari dirinya sebagai manusia seutuhnya yang mampu dan memiliki kendali akan hidupnya. Kepercayaan yang diberikan oleh orang lain juga membuat mereka sadar bahwa orang lain mengakui kemampuan mereka.

  1. Melatih Kemampuan Motorik

Ketika bermain dengan alat peraga, anak akan banyak menggerakkan anggota tubuhnya. Kemampuan motorik anak pun akan terlatih dengan banyak melibatkan gerakan. Kemampuan motorik yang terlatih merupakan motorik halus dan kasar. Motorik halus terlatih ketika anak melakukan gerakan-geran kecil seperti meraba, meraih, dan memegang mainan dengan tangannya. Sementara itu, kemampuan motorik kasar terlatih dengan gerakan menangkap, melempar, berpindah tempat, dan sebagainya.

  1. Menciptakan Perasaan Suka pada Belajar

Dengan alat peraga, orang tua maupun guru dapat menciptakan cara belajar yang tidak monoton. Kesempatan untuk membiarkan anak berkreasi, hingga belajar dengan praktik dan peralatan nyata membuat proses belajar lebih menarik. Hal ini membuat anak-anak tidak mudah bosan sehingga semangat belajar.

Dari banyak manfaat alat peraga, orang tua perlu memperhatikan satu poin penting. Aturan freedom with limitation perlu diterapkan supaya manfaat alat peraga lebih terasa. Dengan freedom with limitation, anak bisa mengembangkan kreativitas dan rasa percaya dirinya. Semangat belajar mereka pun akan bertambah karena mereka tidak merasa dikekang.

 

Baca juga: Aktivitas Islamic Montessori, Bisa Kamu Lakukan Sendiri

 

 

© Copyright - Bentang Pustaka