Buku Cerita Bergambar Bantu Tingkatkan Literasi Sosial-Emosional Anak

Buku cerita bergambar bisa membantu anak untuk meningkatkan literasi sosial-emosional mereka. Bagaimana bisa? Pada dasarnya, otak anak bisa di stimulisasi dengan menerapkan pada anak membaca nyaring melalui buku cerita bergambar.

 

Pemahaman akan emosi pada anak ini akan sangat penting bagi kehidupan mereka dan tentunya akan sangat bermanfaat untuk bisa mulai dikenalkan pada anak. Maka dari itu, kali ini kita akan mempelajari mengenai bagaimana buku cerita bergambar bisa membantu untuk meningkatkan literasi pada anak.

Buku Cerita Bergambar, Sebenarnya Apa Itu?

Buku cerita bergambar adalah buku yang biasanya dibuat untuk anak-anak, di mana ilustrasinya sama pentingnya (atau terkadang lebih penting) daripada kata-kata yang menyertainya. Kata dan gambar tersebut bekerja sama untuk cerita yang menarik bagi anak untuk bisa menstimulus otak mereka. Bahkan, banyak buku bergambar yang hanya berima, atau ada yang tidak berisi kata sama sekali. Semakin sering penuh warna pada buku cerita bergamabr tersebut, maka semakin menyenangkan serta mudah untuk diikuti anak-anak. 

 

Baca Juga: 

Latih Kecerdasan Sensoris Anak dengan Pink Tower Montessori!

Manfaat Buku Gambar Bagi Anak

Nah, sekarang kita telah belajar sedikit tentang sejarah buku bergambar, mari kita lihat manfaat buku-buku luar biasa ini untuk anak-anak.

Buku Gambar Dapat Membantu Perkembangan Pidato Dan Bahasa

Setiap kali kita membacakan buku untuk anak akan bermanfaat bagi perkembangan bahasa mereka. Mereka akan menerima kata-kata baru saat mendengarkan kita serta mendengar ritme dan pola bahasa lisan.

 

Dalam salah satu analisis penelitian, membacakan untuk anak-anak yang lebih kecil ditemukan memiliki efek yang kuat pada perkembangan bicara dan pemahaman bahasa mereka. Efeknya ternyata lebih besar jika anak dibacakan di rumah, bukan di sekolah. 

 

Membacakan buku untuk anak-anak kita juga diketahui dapat meningkatkan kosa kata mereka, dengan efek yang lebih besar pada anak-anak yang lebih kecil . Baru-baru ini juga dilaporkan bahwa anak-anak yang banyak membaca di rumah dapat mulai bersekolah setelah mendengar sekitar 1,4 juta kata lebih banyak daripada mereka yang orang tuanya tidak membacakan untuk mereka.

Mendorong Partisipasi Dan Bertanya

Penelitian telah menemukan bahwa bertanya dapat membantu meningkatkan pemahaman dan mendorong anak untuk bergabung. Tapi bukan hanya pertanyaan, gambar bisa sangat bagus untuk anak kecil untuk berlatih memberi label pada sesuatu. Itu adalah seekor anjing; itu adalah pohon; sedang hujan.

Meningkatkan Kemampuan Literasi

Manfaat luar biasa lain dari buku bergambar – mereka dapat membantu anak-anak menjadi penulis dan pembaca yang lebih baik. Menurut The Power of Pictures, sebuah proyek yang telah bekerja sama dengan 268 sekolah dan sebelas penulis-ilustrator, buku bergambar dapat menjadi cara yang luar biasa untuk membantu meningkatkan keterampilan literasi.

 

Juga, sajak sering diwakili oleh urutan ejaan yang berima serupa. Oleh karena itu, kesadaran anak-anak akan sajak dapat membantu mereka mengelompokkan kata-kata dan mempermudah membaca dan mengeja.

Meningkatkan Pemikiran Kreatif Dan Artistik

Buku bergambar dapat menjadi luar biasa untuk membuat anak-anak berpikir kreatif dan benar-benar menikmati sehingga dapat berpikir tentang ilustrasi dan pesan yang coba disampaikan oleh gambar. 

 

Karena buku cerita bergambar sangat bergantung pada gambar, mereka dapat membantu anak-anak untuk mulai berpikir secara artistik dan mulai memikirkan bagaimana mereka dapat mengekspresikan diri serta berkomunikasi melalui karya seni mereka sendiri.

Dapat Meningkatkan Pengetahuan Umum Anak

Ada begitu banyak buku bergambar bagus di luar sana dan mencakup banyak topik. Buku bergambar nonfiksi memberi anak-anak kesempatan untuk mengalami keajaiban dunia nyata. Mereka dapat belajar tentang pemangsa dan mangsanya serta bagaimana berbagai hewan di dunia berinteraksi. Tentang planet tata surya kita, Bumi dan hutannya, gurun, hutan rimba, dan lautan. Mereka juga dapat melakukan perjalanan melalui sejarah dan belajar tentang negeri, waktu, tempat, dan orang lain.

 

Bahkan dalam buku bergambar fiksi anak-anak akan belajar banyak hal. Mereka akan mulai dapat mengenali hewan dan objek yang berbeda saat kita menemukannya dan menunjukkannya kepada anak-anak Anda. Dan mereka akan dapat mentransfer pengetahuan ini ke dunia nyata.

Membantu Membangun Kecintaan Membaca

Penelitian telah menunjukkan bahwa jika anak-anak membaca dan menikmati membaca sejak usia muda, kemungkinan besar mereka akan mengembangkan kecintaan membaca seumur hidup. Membaca dan melihat buku cerita bergambar harus menjadi waktu yang dinanti-nanti anak setiap hari. 

 

Baca Juga: Cara Seru Menerapkan Empati Pada Anak Usia Dini

Literasi Berkualitas Menurut Buku Cara Ajaib Menutrisi Otak Anak

“Membaca buku cerita bergambar bersama anak akan membantu sebuah keluarga dalam membantu anak untuk bisa meregulasi emosi sekaligus meningkatkan literasi sosial-emosional mereka. Buku cerita bergambar juga memberikan kesempatan untuk mengekspos anak dalam situasi sosial dan menyentuh aspek emosi, pola pikir, nilai-nilai, dan karakter”

 

Hal tersebut telah dijelaskan pada buku Cara Ajaib Menutrisi Otak Anak oleh dr. Putri Zalika Kesuma, M.Pd.Ked. Pada buku tersebut, kalian akan dijelaskan mengenai bagaimana cara menstimulus otak anak dengan melakukan membaca nyaring. Disamping itu, menurut Putri Zalika Kesuma, literatur yang berkualitas memiliki ciri-ciri:

  • Mengandung karakter autentik
  • Membahas masalah yang realistis
  • Membantu memvalidasi emosi anak-anak sekaligus mencontohkan cara untuk mengelola emosi.

 

Pada buku Cara Ajaib Menutrisi Otak Anak juga akan dijelaskan mengenai bagaimana cara melakukan membaca nyaring yang baik dan benar beserta dengan tahapannya. Untuk itu, kalian bisa segera membeli buku ini melalui toko buku kesayangan kalian, maupun membelinya melalui official store dari Bentang Pustaka.

 

Segera dapatkan bukunya dan mulai terapkan membaca nyaring dengan buku cerita bergambar pada anak untuk literasi yang lebih baik! Jangan lupa untuk share di akun media sosialmu mengenai keseruan bareng anak-anak!

Tasting Bottles Montessori? Mau Masak-Memasak di Kelas Montessori?

Bukan-bukan guys! Tasting Bottles sendiri bukan untuk masak-memasak yaa di kelas Montessori! Tasting Bottles ini merupakan kegiatan bagi anak untuk memberikan stimulus sensoris pada mereka mengenai indera perasa anak dari kecil. Maria Montessori pun memakai kegiatan Montessori ini pada kelas pembelajarannya untuk belajar dan bermain pada kelas yang ia ciptakan.

Melalui buku Montessori Sensorial Activities juga, Rosalynn Tamara menjelaskan mengenai kegiatan tasting bottles ini. Banyak yang bilang, Tasting Bottles Montessori ini memiliki hubungan love/hate di kelas loh! Anak-anak banyak yang kurang menyukai kegiatan tasting bottles ini dikarenakan mereka biasanya akan merasakan rasa pahit dalam salah satu botolnya. Namun, orang tua juga tidak perlu khawatir, karena sebelum melakukan kegiatan Montessori ini, orang tua maupun guru bisa mengedukasi anak terlebih dahulu mengenai rasa-rasa yang nantinya akan dirasakan.

Stimulasi Indera Pengecap dalam Montessori

Rasa adalah indera yang sangat penting karena perannya dalam membantu kita menentukan rasa makanan dan zat lainnya. Faktanya, kemampuan kita untuk merasakan secara historis dikaitkan dengan kelangsungan hidup kita, karena indera perasa kita memberikan indikasi apakah suatu makanan tersebut aman untuk dimakan atau cenderung beracun.

Dalam kelas Montessori, Presentasi tipikal melibatkan dengan memberi anak-anak dua set botol dengan selera yang serasi. Anak-anak kemudian diminta mencicipi cairan di dalam botol agar sesuai dengan selera dari setiap set.

Indera perasa, disebut juga gustation, yang artinya adalah cicipan. Indera perasa bekerja dimungkinkan karena adanya sel reseptor rasa yang terletak pada taste buds di mulut kita. Sebagian besar pengecap ada di lidah, tetapi juga ditemukan di bagian mulut lainnya.

Manusia memiliki sekitar 10.000 pengecap, yang masing-masing memiliki antara 50 dan 150 sel reseptor. Namun, anak-anak memiliki reseptor rasa sekitar dua kali lebih banyak daripada orang dewasa, yang mungkin dapat menjelaskan bahwa, mengapa anak-anak seringkali lebih banyak memilih makanan daripada orang dewasa.

Kegiatan Tasting Bottles Montessori

Kira-kira, bahan dan langkah apa saja ya yang bisa digunakan dalam melakukan kegiatan Tasting Bottles Montessori ini? Para orang tua dan guru bisa menyiapkan dan menerapkan langkah-langkah di bawah ini.

Bahan

  1. Dua set empat botol dengan penetes, masing-masing berisi salah satu dari empat rasa dasar:
  • Asin: garam dan air
  • Manis: gula dan air
  • Pahit: air tonik
  • Asam: lemon dan air
  1. Satu set memiliki tutup dengan satu warna dan set lainnya memiliki atasan dengan warna berbeda. (Atau label untuk membedakan satu set botol dari set botol lainnya.) Kedua set botol ini membentuk pasangan.
  2. Empat gelas kecil air, dua untuk setiap orang.
  3. Dua sendok, satu untuk setiap orang.

 

Langkah Kegiatan

  1. Keluarkan semua botol dan susun dalam dua baris (berdasarkan warna atau label yang berbeda). Pindahkan baki ke samping.
  2. Campurkan salah satu baris, pertahankan dalam satu baris. Bawa botol pertama dari baris kiri ke dekat kalian, sehingga memisahkannya dari yang lain.
  3. Buka botol dan tunjukkan pada anak cara menggunakan penetes. Teteskan dua tetes ke sendok kalian, masukkan kembali penetes ke dalam botol dan cicipi apa yang ada di sendok kalian.
  4. Ganti sendok kalian ke dalam gelas kalian. Minta anak untuk menggunakan sendoknya dan orang tua membantu untuk menjatuhkan dua tetes dan biarkan anak sehingga membiarkan anak mencicipi.
  5. Tutup botol dan letakkan di sisi kiri meja kalian. Anak-anak dapat menyesap air dari gelas kedua untuk membersihkan langit-langit mulut.
  6. Cicipi semua toples dengan cara yang sama, selalu biarkan anak mencicipi setelah para orang tua melakukannya. Setelah semua botol dicicipi, gantilah sesuai urutannya.
  7. Pisahkan botol pertama di depan kalian dan beritahu anak bahwa kalian akan menemukan botol yang rasanya sama.
  8. Bawa botol pertama dari garis kanan ke depan. Cicipi botol pertama lalu botol kedua. (Bilas sendok kalian ketika mencicipi agar rasanya tidak tercampur)
  9. Jika tidak sama, beri tahu anak bahwa kedua rasa tidak sama, biarkan anak mencicipi keduanya, dan letakkan botol yang tepat di sebelah kanan baris botol yang tepat.
  10. Turunkan botol berikutnya dari garis kanan. Biarkan anak mencicipi keduanya, cicipi jika keduanya sama. Jika sama, letakkan berdampingan di antara kedua garis.
  11. Ulangi, bimbing anak mencicipi sampai semua botol cocok. (Setiap kali ada ketidaksesuaian, biasakan anak untuk meneguk air).

Grading Rasa di Kegiatan Tasting Bottles Montessori

Untuk kegiatan terakhir, orang tua dan guru dapat membuat empat botol pencicip dengan tingkat kemanisan yang berbeda serta menambahkan jumlah gula yang berbeda ke dalam jumlah air yang sama. Orang tua bisa memberi label pada bagian bawah botol 1 sampai 4 untuk menunjukkan mana yang memiliki gula paling sedikit dan mana yang paling banyak.

Kemudian ajak anak-anak untuk mencicipi cairan di setiap botol. Minta mereka untuk mengurutkan botol-botol itu dari yang paling tidak manis sampai yang paling manis.

Kegiatan Tasting Bottles Montessori ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Termasuk contoh kegiatan yang telah dijelaskan pada buku Montessori Sensorial Activities  karya Rosalynn Tamara. 

Pada buku tersebut, kalian tidak hanya menemukan kegiatan Tasting Bottles, anak akan diajari berbagai macam kegiatan montessori lainnya untuk menstimulus indera lainnya seperti indera penglihatan, peraba, penciuman, pengecap yang salah satunya kita pelajari sekarang, pendengaran, geometri dasar, dan aljabar.

 

Kalian bisa membeli buku ini melalui 2 cara, yaitu oflline melalui toko buku terdekat kalian, dan online melalui website resmi Bentang Pustaka maupun official store Bentang Pustaka lainnya.

Bunda, Ajari Anak Nyaman Belajar Matematika Lewat Buku Ini!

Banyak anak kesulitan belajar matematika, khususnya sejak usia dini. Alasannya pun beragam, mulai dari sulit, bosan, hingga cara belajar yang tidak menyenangkan. Maka, Bunda jangan heran ya kalau anak-anak tumbuh dengan tidak menyukai mata pelajaran tersebut.

Padahal, matematika menjadi salah satu ilmu dasar yang mesti anak-anak pelajari. Kita semua mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Suka tidak suka, konsep-konsep dasar pada matematika haruslah anak-anak kuasai.

Sebenarnya kecintaan anak akan matematika bisa orang tua atau guru pupuk sedari dini loh. Lewat konsep pendidikan montessori, matematika bertransformasi menjadi aktivitas menyenangkan untuk anak. Apakah Bunda tertarik mencobanya?

Mathematic in Montessori Way: Cara Asyik Anak Belajar Matematika

Mathematic in Montessori Way merupakan salah satu buku Bentang Pustaka yang dapat menjadi acuan dan pendamping para orang tua untuk mengajarkan matematika ke anak. Konsep pengenalan matematika pada buku ini khusus untuk anak usia dini, yakni 4-6 tahun.

 

 

Sebagai penulis, Ivy Maya Savitri menyediakan 100 aktivitas penunjang matematika ala pendidikan montessori. Lembar aktivitas yang ada dapat mempermudah anak dalam belajar matematika. Terlebih pada usia dini, anak-anak butuh kenal konsep matematika sebagai berikut:

  • Mempelajari materi sesuai tingkat kesulitan
  • Menggunakan alat-alat konkret dan aktivitas penunjang
  • Memperoleh pengajaran yang menyenangkan

Nah, berikut ini sedikit bocoran aktivitas penunjang untuk anak dalam buku Mathematic in Montessori Way:

Konsep Hitung

 

 

Pada konsep hitung, tersedia lembar aktivitas kegiatan baik untuk hitung kuantitas maupun angka/ simbol. Ini adalah dasar paling penting sebelum nantinya anak akan mengenal apa itu matematika. Begini contoh aktivitas penunjang yang melibatkan anak secara langsung lewat praktik:

Selain itu, belajar matematika lewat buku ini juga melibatkan praktik dengan benda-benda yang dekat dengan keseharian anak. Aktivitasnya memang dibuat sederhana, tujuannya agar anak lebih mudah fokus tanpa terlalu mengalami kesulitan.

Dalam pembelajaran mengenai konsep hitung ini, orang tua atau guru dapat mendampingi anak selama mengerjakan tiap aktivitas. Visual yang menarik sangat membantu anak dalam menikmati proses belajar matematika.

Mengenal Bangun Geometri

Pada usia 4-6 tahun, anak juga mulai bisa mengenal aneka bentuk geometri. Aktivitas penunjang awal ini melibatkan keaktifan anak dalam menggunting serta menempel. Tujuannya agar anak lebih mudah paham bentuk geometri dasar.

Dengan tampilan buku yang full color, anak juga akan lebih mudah mengenal berbagai jenis geometri. Ada juga aktivitas praktik lainnya yang mempermudah anak memahami geometri lewat konstruksi bentuk segitiga. Begini contohnya:

Operasi Aritmatika Sederhana

Agar anak lebih siap mempelajari konsep hitung pada matematika di tingkat lanjut, buku Mathematic in Montessori Way juga menyediakan operasi aritmatika sederhana. Ini akan menjadi pendidikan dasar terpenting agar anak lebih cakap akan matematika ke depannya.

Selain itu, terdapat juga lembar aktivitas operasi aritmatika dengan visual benda-benda yang menarik untuk anak. Orang tua bisa juga loh menggunakan benda-benda konkret agar anak makin antusias dalam belajar. Contohnya seperti ini:

Catatan dari Penulis

Mathematic in Montessori Way bagus untuk membantu anak dalam belajar matematika, entah dalam lingkungan rumah maupun institusi pendidikan. Dalam buku ini, Ivy Maya Savitri juga menambahkan sedikit catatan untuk para fasilitator, baik itu orang tua maupun guru.

Beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam menggunakan buku Mathematic in Montessori Way sebagai penunjang belajar anak antara lain:

  • Orang tua maupun guru sangat perlu untuk mencermati perkembangan anak selama belajar.
  • Buku ini menggunakan metode montessori dalam belajarnya. Maka, orang tua maupun guru sebaiknya juga sudah melibatkan sensoris anak terlebih dahulu sebelum mengerjakan lembar aktivitas pada buku.
  • Susunan buku ini sudah sesuai dengan standar pembelajaran matematika montessori berdasarkan tingkat kesulitan anak.
  • Berbagai simbol, visual, aktivitas, dan cara kerja dalam lembar aktivitas tersusun berdasarkan pendekatan pendidikan montessori.
  • Lewat pembelajaran yang menarik dan sederhana, anak-anak diharapkan dapat lebih mudah fokus serta menikmati belajar matematika.

Gimana nih, Bunda? Mulai tertarik untuk mendampingi anak belajar matematika sejak usia dini lewat buku ini? Agar tidak penasaran, segera miliki Mathematic in Montessori Way sekarang juga ya. Bunda dapat membelinya lewat https://linktr.ee/Bentang atau bisa langsung datang ke toko buku kesayanganmu.

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta