Nadirsyah Hosen, Perpaduan Santri Kampung dan Intelektual Islam Modern
Nadirsyah Hosen atau akrab disapa Gus Nadir lahir pada 8 Desember 1973 dari keluarga yang sangat kental dengan nilai-nilai Islam Nusantara. Ia merupakan seorang intelektual Islam yang dikenal dengan gagasan-gagasannya tentang Islam Rahmatan Lil Alamin, dimana Islam hadir sebagai rahmat bagi alam semesta. Saat ini Nadirsyah Hosen adalah seorang dosen tetap di Fakultas Hukum Monash University Australia, salah satu universitas yang masuk dalam kategori 100 universitas terbaik di dunia.
Nadirsyah Hosen telah mendobrak stigma konservatif yang kerap dilekatkan sebagai ciri khas seorang santri. Selepas menyelesaikan studinya di Fakultas Syari’ah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia merantau ke Australia dengan tekad untuk “menaklukan barat”, seperti pesan sang ayah, Prof. KH. Ibrahim Hosen.
Tidak tanggung-tanggung, di Negeri Kanguru itu Nadirsyah Hosen meraih dua gelar master dari kampus yang berbeda, yaitu Master of Arts di University of New England dan Master of Laws dari Nothern Territory University. Menggondol dua gelar master, Gus Nadir sempat pulang ke Indonesia dan mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Namun itu hanya berlangsung selama enam bulan, kehausannya akan ilmu membawanya terbang kembali meninggalkan tanah air. Nadirsyah Hosen kembali merantau ke luar negeri untuk melanjutkan studinya ke jenjang S3 atau doktoral. Dua gelar doktoral kembali ia boyong dari tanah rantau, yaitu PhD in Law dari Wollongong University dan PhD in Islamic Law dari National University of Singapore.
Dengan kedua gelar doktor yang dimilikinya, sebenarnya Nadirsyah Hosen memiliki peluang yang besar untuk berkarir di tanah air. Bahkan ia digadang-gadang sebagai putra mahkota untuk menggantikan posisi sang ayah sebagai rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ), perguruan tinggi yang didirikan oleh ayah Gus Nadir. Namun, Nadirsyah Hosen memilih jalan lain, tahun 2005 ia mulai merintis karir sebagai peneliti di Queensland University. Sekitar dua tahun berselang, pada tahun 2007 Gus Nadir mendaftarkan diri sebagai dosen di Fakultas Hukum Wollongong University, tempatnya meraih gelar doktor. Setelah menjalani seleksi yang ketat, akhirnya Gus Nadir lolos dan menjadi dosen tetap di Wollongong University.
Ternyata Wollongong bukan tempat terakhir untuknya. Ia hanya menghabiskan waktu selama 8 bulan di Wollongong. Selanjutnya, Gus Nadir mendapat angin segar dari Monash University. Meski demikian, proses kepindahannya juga cujup alot, pihak Wollongong University berat melepas sosok Gus Nadir yang sangat produktif menerbitkan berbagai karya tulis. Kendati demikian, tekad Gus Nadir sudah bulat, dan pindahlah ia ke Monash University dan menjadi dosen tetap di fakultas hukum.
Nadirsyah Hosen memang sangat aktif menulis, beberapa publikasi internasionalnya di antaranya Human Rights, Politics and Corruption in Indonesia: A Critical Reflection on the Post Soeharto Era, Shari’a and Constitutional Reform in Indonesia, Law and Religion in Public Life: The Contemporary Debate, serta Islam in Southeast Asia.
Selain itu, Nadirsyah Hosen juga telah menerbitkan beberapa buku berbahasa Indonesia seperti Tafsir Al-Quran di Medsos dan beberapa buku lainnya. Hingga kini ia masih aktif menulis baik untuk publikasi ilmiah, buku, maupun kolom di berbagai media.
Meski tingkat intelektualnya tidak diragukan lagi dan telah menyandang berbagai pendidikan formal, Nadirsyah Hosen tak serta merta menjadi sosok yang kaku. Seperti tabiat santri-santri (Nahdlatul Ulama) NU pada umumnya, Nadirsyah adalah seorang yang humoris. Gus Nadir cukup aktif berinteraksi di sosial media, khususnya Twitter. Selain menggunakan Twitter untuk berdakwah, Gus Nadir juga kerap membuat twit-twit humor dan bercanda dengan pengguna sosial media lainnya.
Selain menjadi dosen di Fakultas Hukum Monash University, saat ini Nadirsyah Hosen juga aktif sebagai Rais Syuriah Cabang Istimewa NU Australia-New Zealand. Amanah ini sudah disandang olehnya sejak tahun 2005.
Ketahui lebih banyak tentang Teladan Kepemimpinan Sang Nabi, karya terbaru Nadirsyah Hosen. Dapatkan info selengkapnya tentang buku tersebut di sini.
Kontributor: Widi Hermawan
Sumber gambar: wikipedia.org
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!