Membincangkan Orang-Orang Maiyah
Setiap tanggal 17 orang-orang bekumpul di suatu tempat terbuka selama lima sampai enam jam untuk bersyafaat. Kegiatan ini sendiri dilakukan dengan sukarela tanpa ada paksaan. Semua melakukannya atas dasar niat yang baik. Tidak ada yang mengundang mereka untuk datang maiyahan. Akan tetapi, setiap tanggal 17 mereka tiba-tiba saja berkumpul bersama untuk tujuan yang mulia.
Orang yang berada di luar Maiyah mungkin akan keheranan dengan apa yang dilakukan mereka. Duduk selama lima sampai tujuh jam di malam hari tanpa rasa kantuk yang menyerang adalah suatu hal yang istimewa. Kita juga mungkin bertanya-tanya, apa yang didapatkan oleh orang-orang yang melakukan Maiyah.
Sebuah buku kumpulan Seri Ilmu Hidup yang disusun oleh Emha Ainun Nadjib ini perlahan menjawab pertanyaan serta rasa penasaran kita terhadap Orang Maiyah. Buku berjudul Orang Maiyah adalah kumpulan tulisan dari orang-orang Maiyah itu sendiri. Peran Cak Nun di sini hanya sebatas sebagai penyunting (tanpa mengubah tulisan para orang Maiyah itu sendiri).
Isi buku Orang Maiyah ini sendiri beragam, mereka bercerita bagaimana kemudian efek Maiyahan terhadap diri mereka. Singkatnya, mereka mengisahkan pengalaman-pengalaman sesaat dan setelah melakukan Maiyahan. Dari maiyahan tersebut, mereka menarasikan pengalaman dalam memaknai keikhlasan. Beberapa di antaranya memaknai maiyahan itu sendiri. Sebagian lagi mencoba memaknai hidup dengan cara yang lebih baik. Semua pengalaman “Orang Maiyah” terangkum di sini. Melalui buku ini kita tahu bahwa Cak Nun bukan satu-satunya kunci dari Maiyahan itu sendiri. Dan kita pun tahu, sebenarnya apa yang membuat para orang Maiyah bertahan untuk tetap datang setiap tanggal 17 dan berkumpul bersama?
Lamia Putri D. Setiap tanggal 17 orang-orang bekumpul di suatu tempat terbuka selama lima sampai enam jam untuk bersyafaat. Kegiatan ini sendiri dilakukan dengan sukarela tanpa ada paksaan. Semua melakukannya atas dasar niat yang baik. Tidak ada yang mengundang mereka untuk datang maiyahan. Akan tetapi, setiap tanggal 17 mereka tiba-tiba saja berkumpul bersama untuk tujuan yang mulia.
Orang yang berada di luar Maiyah mungkin akan keheranan dengan apa yang dilakukan mereka. Duduk selama lima sampai tujuh jam di malam hari tanpa rasa kantuk yang menyerang adalah suatu hal yang istimewa. Kita juga mungkin bertanya-tanya, apa yang didapatkan oleh orang-orang yang melakukan Maiyah.
Sebuah buku kumpulan Seri Ilmu Hidup yang disusun oleh Emha Ainun Nadjib ini perlahan menjawab pertanyaan serta rasa penasaran kita terhadap Orang Maiyah. Buku berjudul Orang Maiyah adalah kumpulan tulisan dari orang-orang Maiyah itu sendiri. Peran Cak Nun di sini hanya sebatas sebagai penyunting (tanpa mengubah tulisan para orang Maiyah itu sendiri).
Isi buku Orang Maiyah ini sendiri beragam, mereka bercerita bagaimana kemudian efek Maiyahan terhadap diri mereka. Singkatnya, mereka mengisahkan pengalaman-pengalaman sesaat dan setelah melakukan Maiyahan. Dari maiyahan tersebut, mereka menarasikan pengalaman dalam memaknai keikhlasan. Beberapa di antaranya memaknai maiyahan itu sendiri. Sebagian lagi mencoba memaknai hidup dengan cara yang lebih baik. Semua pengalaman “Orang Maiyah” terangkum di sini. Melalui buku ini kita tahu bahwa Cak Nun bukan satu-satunya kunci dari Maiyahan itu sendiri. Dan kita pun tahu, sebenarnya apa yang membuat para orang Maiyah bertahan untuk tetap datang setiap tanggal 17 dan berkumpul bersama?
Lamia Putri D.bentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!