Keunikan Muslim Indonesia dari Negara Lain

Indonesia sebagai negara multikultural. Sekalipun dikenal sebagai negara yang majemuk, mayoritas agama yang dipeluk adalah Muslim. Muslim Indonesia lebih unik dibandingkan dengan negara lain. Apa saja keunikan umat Muslim di Indonesia? <p style="text-align: justify;">Indonesia sebagai negara multikultural. Sekalipun dikenal sebagai negara yang majemuk, mayoritas agama yang dipeluk adalah Muslim. <a href="https://mizanstore.com/patah_hati_di_tanah_60894">Muslim Indonesia</a><strong> </strong>lebih unik dibandingkan dengan negara lain. Apa saja keunikan umat Muslim di Indonesia?  Simak keterangan di bawah ini!</p>

<ol>
<li style="text-align: justify;">Jemaah Haji Terbanyak di Tanah Suci</li>
</ol>

<p style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">Indonesia sebagai negara kepulauan, jika dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia termasuk negara kepulauan yang kecil. Menariknya, setiap kali musim haji, jemaah haji terbanyak adalah dari Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, banyak <a href="https://mizanstore.com/patah_hati_di_tanah_60894">Muslim Indonesia</a> yang pergi haji lebih dari satu kali. Padahal, Nabi Muhammad Saw. merekomendasikan naik haji hanya satu kali.</p>

<ol>
<li style="text-align: justify;" value="2">Penganut Ajaran Islam Moderat</li>
</ol>

<p style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">Islam moderat, itulah mayoritas <a href="https://mizanstore.com/patah_hati_di_tanah_60894">Muslim Indonesia</a><strong> </strong>menyebutnya. Islam moderat lahir karena proses akulturasi dan asimilasi budaya yang ditularkan oleh Walisongo. Semasa memperkenalkan Islam, Walisongo melakukan pendekatan dan cara yang halus. Wajar jika Islam di Indonesia itu unik. Menariknya, setiap pulau memiliki budaya yang berbeda dalam menjalankan ajaran Islam.</p>

<p style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">Pandangan Islam moderat ini pulalah yang menjadikan Indonesia di kagumi oleh negara luar, terutama negara Timur Tengah dan negara-negara lain. Mereka mencontoh <a href="https://mizanstore.com/patah_hati_di_tanah_60894">Muslim Indonesia</a><strong> </strong>yang mampu hidup beriringan dengan agama lain dan hidup rukun damai. Saling mengulurkan tangan sekalipun berbeda keyakinan.</p>

<ol>
<li style="text-align: justify;" value="3">Lintas Agama dan Lintas Ormas Islam</li>
</ol>

<p style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">Menariknya <a href="https://mizanstore.com/patah_hati_di_tanah_60894">Muslim Indonesia</a><strong> </strong>adalah membebaskan warga untuk memeluk agamanya. Negara yang terbuka dengan kepercayaan agama lain. Bahkan, agama Islam di Indonesia pun beragam aliran dan muncul beberapa organisasi Islam. Organisasi Islam terbesar di Indonesia yang banyak diikuti adalah NU (Nahdlatul Ulama) dan MD (Muhammadiyah).</p>

<ol>
<li style="text-align: justify;" value="4">Perbedaan dalam Menentukan Waktu</li>
</ol>

<p style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/patah_hati_di_tanah_60894">Muslim Indonesia</a><strong> </strong>dalam menentukan waktu Ramadan dan Lebaran menggunakan dua kalender. Ada yang menggunakan kalender masehi dan kalender hijriah. Perbedaan dasar perhitungan dalam menentukan hari besar itulah yang menjadikan perbedaan awal Ramadan maupun Lebaran. Meskipun terjadi perbedaan, masyarakat di Indonesia memahami perbedaan itu.</p>

<p style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">Perbedaan penentuan waktu Ramadan dan Lebaran kini menjadi hal yang biasa. Tidak ada lagi cacian atau semacamnya. Banyak <a href="https://mizanstore.com/patah_hati_di_tanah_60894">Muslim Indonesia</a><strong> </strong>yang sadar bahwa kemajemukan dan perbedaan itu bukan menjadi bahan perdebatan. Banyak masyarakat yang tidak lagi menyalahkan kenapa begini dan begitu, karena setiap alasan dan ormas memiliki dasar sendiri.</p>

<ol>
<li style="text-align: justify;" value="5">Memiliki Banyak Pondok Pesantren</li>
</ol>

<p style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify;"><a href="https://mizanstore.com/patah_hati_di_tanah_60894">Muslim Indonesia</a><strong> </strong>memiliki banyak sekali pondok pesantren. Perkembangan pondok pesantren di Indonesia sangat pesat. Hampir setiap kota, memiliki pesantren. Mulai dari pesantren yang basisnya kecil hingga besar. Khususnya di pulau Jawa, pondok pesantren mudah ditemui.</p>

<ol>
<li style="text-align: justify;" value="6">Analogi Muslim Moderat</li>
</ol>

<p style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">Tugas kita merawat kemajemukan yang ada saat ini. Sebagai negara Islam yang moderat, sudah sepantasnya kita menghormati saudara beda iman dan saudara seiman tetapi berbeda pandangan. Pada prinsipnya, Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda satu dengan yang lain.</p>

<p style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">Perbedaan itu sebuah keindahan jika kita mampu memaknainya. Seperti pelangi, meskipun berbeda warna, tetap indah dipandang. Sama ketika memandang pelangi, perbedaan warna itulah yang membuat kita terpukau dan ingin mengejar. Sebaliknya, bagi yang tidak mampu mendalami keindahan, pelangi hanya dipandang sebagai kumpulan warna yang abstrak.</p>

<p style="text-align: justify;">Itulah keenam keunikan <a href="https://mizanstore.com/patah_hati_di_tanah_60894">Muslim Indonesia</a>. Semoga bermanfaat dan bisa melunakkan hati kita agar tidak mudah merasa benar sendiri. Kebenaran yang kita percayai sejatinya hanya persepsi yang kita tanam menjadi sebuah kebenaran.</p>

<p style="text-align: justify;">Kalau sudah tahu menariknya Muslim di Indonesia, kamu bisa membuktikan sendiri perbedaan saudara sesama negeri kita di Tanah Suci dengan Muslim dari negara lain. Kamu juga bisa membaca buku <a href="https://mizanstore.com/patah_hati_di_tanah_60894"><em>Patah Hati di Tanah Suci </em></a>karya Tasaro GK untuk tahu kisah-kisah napak tilas sejarah Nabi Muhammad saw. <em>Subhanallah, </em>semoga kita senantiasa menjadi insan yang dapat mengambil hikmah dari kisah-kisah zaman Nabi dan bahkan bisa mengunjungi tanah kelahiran nabi.</p>Elisa

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta