Jadi Orang Ketiga dalam Rumah Tangga, Gimana Rasanya Ya?

Sobat Bentang, adanya orang ketiga dalam rumah tangga ibarat sebuah bencana. Pasalnya, saat seseorang mencintai dua orang sekaligus, hampir pasti akan ada yang terluka. Terlebih cinta terlarang tersebut hadir dalam sebuah komitmen mengikat seperti pernikahan. Dalam budaya masyarakat kebanyakan, biasanya si pihak ketiga lah yang lantas paling sering disalahkan.

 

Namun, pernahkan Sobat Bentang berpikir atau membayangkan, bagaimana ya rasanya menjadi orang ketiga dalam pernikahan? Kerap menjadi sorotan, tetapi benarkah “kesalahan” hanya ada padanya? Kalau kita sejenak mau berpikir lebih mendalam, sebenarnya hubungan terlarang terjadi karena adanya kesepakatan dua pihak. Jadi, rasanya agak kurang adil ya jika hanya menyalahkan si pihak ketiga. Biar lebih jelas, yuk simak ulasannya berikut ini!

Terjebak dalam Rumah Tangga Orang Lain

Hubungan lain dalam pernikahan yang rumit dan sulit

Sumber: Freepik

 

Konon katanya, cinta dapat hadir kapan saja sekaligus pada siapa saja. Banyak yang percaya bahwa seseorang tidak bisa mengontrol rasa cinta yang kadang datang tiba-tiba. Ini pula lah yang kerap menjadi “biang keladi” dari sebuah hubungan terlarang dalam pernikahan. Seseorang yang sudah berkeluarga mendadak merasa dilematis ketika mencintai dua orang sekaligus, termasuk pasangan resminya.

 

Perasaan sosok pihak ketiga pun sekilas hampir mirip, yakni tidak bisa mengendalikan rasa suka, bahkan orang yang sudah berkeluarga. Di satu sisi dia senang karena merasakan cinta, tetapi di sisi lain muncul rasa bersalah. Ketika perasaannya makin tumbuh subur, kemungkinan untuk lepas dari orang yang dicintai pun makin susah. Dalam titik ini, orang tersebut pun mulai memasuki sekaligus terjebak dalam rumah tangga orang lain.

Yang Terjadi pada Orang Ketiga dari Sisi Medis

Secara medis, si orang ketiga dapat mengalami beberapa fase dalam jatuh cinta tersebut. Fase tersebut bermula dari peningkatan rasa senang, lalu berlanjut ke dorongan biologis. Namun terakhir, ada perasaan tertekan yang justru muncul. Biar nggak bingung, cermati penjabaran masing-masing fase berikut ini:

Baca Juga: Berselingkuh Lewat Situs

 

Peningkatan Gairah dan Rasa Senang

Sama halnya seperti orang jatuh cinta pada umumnya, mencintai orang yang sudah berpasangan akan membuat hormon dopamin memenuhi otak. Kehadiran hormon ini akan membuat orang tersebut lebih bahagia, bergairah, hingga berenergi. Bahkan, bukan tidak mungkin si pihak ketiga itu makin tergila-gila pada orang yang ia cintai. Dalam fase pertama jatuh cinta pada seseorang yang sudah berkeluarga, pihak ketiga akan merasa berbunga-bunga.

Munculnya Dorongan Biologis

Saat cintanya bersambut dengan sinyal lebih positif, orang ketiga akan merasakan cinta dan sayang yang banyak. Hal ini mendorong produksi hormon oksitosin meningkat sehingga hubungan dengan pasangan “terlarang” pun makin kuat dan terikat. Selanjutnya, biasanya muncul dorongan biologis yang makin kuat juga. Secara medis, kenaikan sensasi dan hormon ini memang di luar kendali. Namun, jangan lupa juga bahwa manusia memiliki akal budi untuk mengontrol dorongan tersebut, apalagi jika hubungannya pun terlarang.

Perasaan Tertekan

Selain fase-fase yang menyenangkan tadi, ternyata si pihak ketiga pun rentan mengalami perasaan tertekan loh. Apalagi jika hubungan cintanya dengan pasangan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Belum lagi biasanya si orang ketiga kerap kali merasa kesepian, memikirkan pasangannya lebih memprioritaskan keluarganya daripada dirinya. Kondisi semacam inilah yang menyebabkan sosok pihak ketiga mudah stres, cemas, hingga frustrasi.

Dampak Orang Ketiga dalam Rumah Tangga

[gambar]

Hujan Dalam Cahaya, gambaran rumitnya kehadiran pihak ketiga dalam pernikahan

 

Lantas, apa yang akan terjadi pada suatu rumah tangga jika muncul pihak ketiga? Sobat Bentang mungkin membayangkan pernikahan tersebut dapat hancur. Apalagi andai dalam pernikahan sudah hadir sosok anak. Kenyataan yang paling jelas adalah akan muncul banyak sakit hati ketiga rumah tangga mulai goyah karena kehadiran sosok ketiga.

 

Dalam buku Hujan Dalam Cahaya, Sobat Bentang dapat melihat bagaimana rumitnya mempertahankan rumah tangga setelah munculnya orang ketiga bernama Cahya. Sebuah pertaruhan besar Aldi lakukan, yaitu memilih poligami. Sementara, Ratih butuh waktu untuk menerima atau tidaknya kehadiran Cahya. Lalu, akankah cinta segitiga antara Cahya, Aldi, dan Ratih dapat berakhir indah bagi semua pihak?

Orang ketiga tak serta-merta bisa kita persalahkan dalam suatu hubungan rumah tangga. Ada kalanya sebuah pernikahan benar-benar hampir hancur, tetapi tidak semata-mata karena pihak ketiga. Bagaimanapun juga, cinta terlarang ada karena ketertarikan dua pihak. Bahkan, sosok ketiga dalam pernikahan pun merasakan sakit yang sama dalam hubungan cintanya.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta