Menahan Buang Air Kecil

5 Bahaya Sering Menahan Buang Air Kecil

Menahan buang air kecil sudah menjadi hobi banyak orang dengan berbagai alasan. Padahal, sering menahan buang air kecil bisa berisiko buruk pada kesehatan tubuh. Kita membahayakan kesehatan kandung kemih dan ginjal setiap kali menahan buang air kecil.

Rata-rata frekuensi orang buang air kecil sebanyak 4 sampai 10 kali dalam sehari. Normal urine yang dikeluarkan dalam sehari berkisar 400 sampai 2.000 ml. Kita harus sadar bahwa kebutuhan BAK kita sama pentingnya dengan kebutuhan kita lainnya. Karena menahan BAK berbahaya untuk kesehatan, kita juga perlu memastikan bahwa anak-anak tidak suka menahan BAK supaya terbiasa BAK teratur sehingga terhindar dari risiko yang mungikin terjadi. Berikut risiko dari sering menahan BAK.

  1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

ISK merupakan akibat sering menahan BAK yang paling umum. ISK terjadi karena urine yang kita tahan mengandung bakteri. Bakteri tersebut akan ikut terbuang ketika kita buang air kecil. Oleh karena itu, ketika kita menahan BAK, bakteri tersebut dapat berkembang biak dan membuat infeksi saluran kemih.

  1. Menahan Buang Air Kecil Menyebabkan Retensi Urine

Retensi urine merupakan penyumbatan pada kandung kemih yang membuat kita sulit untuk mengeluarkan urine saat BAK. Akibat dari retensi urine adalah urine yang keluar saat BAK tidak tuntas bahkan urine sama sekali tidak bisa keluar walaupun kita merasa ingin buang air kecil. Hal ini akan sangat mengganggu aktivitas sehari-sehari. Oleh karena itu, rutin BAK sangat penting sebelum kita kesulitan untuk buang air kecil.

  1. Menahan Buang Air Kecil Menyebabkan  Gagal Ginjal

Gagal ginjal terjadi karena ginjal sudah tidak bisa lagi menyaring kotoran atau limbah hasil dari pencernaan akibat sering menahan buang air kecil. Ketika kita tidak rutin BAK sesuai kebutuhan, kotoran di dalam ginjal akan semakin menumpuk. Gejala yang biasa terjadi saat orang mengalami gagal ginjal adalah memar hingga feses yang berdarah. Jika gagal ginjal sudah serius, dokter perlu melakukan transplantasi ginjal.

  1. Pembengkakan Kandung Kemih

Pembengkakan kandung kemih terjadi ketika volume urine yang ditampung kandung kemih terlalu banyak. Rata-rata kandung kemih dapat menampung hingga 15 ons urine. Jika kita banyak minum, tetapi sering menahan BAK, volume urine yang terdapat dalam kandung kemih akan terus bertambah. Oleh karena itu, kita perlu rajin BAK supaya volume urine di kandung kemih tetap dapat ditampung.

  1. Batu Ginjal

Jarang buang air kecil akan mengakibatkan berlebihnya kalsium dan natrium dalam ginjal. Mineral-mineral tersebut akan mengendap jika dibiarkan berada di dalam ginjal dan berubah menjadi batu. Batu tersebut dapat keluar melalui saluran kemih. Namun, proses pengeluarannya mengakibatkan rasa sakit.

Tidak hanya orang dewasa yang sering menahan BAK, tetapi banyak anak yang tidak sadar dan tidak tahu akan bahaya menahan BAK. Mereka lebih memilih bermain daripada menyempatkan waktu ke kamar mandi untuk buang air kecil. Selain menjaga rutinitas buang air kecil sendiri, kita sebagai orang dewasa perlu memastikan anak-anak supaya rajin BAK sesuai kebutuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengedukasi mereka melalui buku anak atau diskusi dengan orang dewasa.

resep popsicles

Resep Popsicles Sehat dan Mudah

Resep popsicles berbeda dengan resep es krim, walaupun bentuknya mirip. Popsicles merupakan camilan berbentuk es stik, es pop, atau es lolipop yang beku dengan bahan dasar air maupun susu. Camilan es satu ini banyak disukai anak kecil hingga dewasa karena kesegarannya dan rasanya yang bervariasi.

Untuk menghasilkan bentuk Popsicles, kita perlu menyediakan stik dan wadah cetak Popsicles. Wadah cetak Popsicles sendiri memiliki berbagai macam bentuk dan bahan. Ada yang berbentuk seperti Popsicles biasa, ada juga yang berbentuk berlian, buah-buahan, bintang, dan sebagainya. Bukan hanya bentuknya yang bervariasi, resep Popsicles juga bisa dibuat dengan beragam variasi. Ada Popsicles buah-buahan, coklat, matcha, hingga kopi.

Kemudahannya untuk dibuat dan resep yang variatif merupakan alasan banyak orang menggandrungi Popsicles. Kita bisa menyesuaikan resep Popsicles sesuai tujuan dan selera. Jika untuk konsumsi makanan sehat, terutama untuk anak, kita bisa membuat Popsicles dengan buah-buahan. Jika kita ingin camilan manis, kita bisa mencoba cokelat dan rasa lainnya. Berikut beberapa resep Popsicles sehat yang bisa dibuat di rumah untuk menunjang kesehatan anak.

  1. Resep Popsicles Pisang

Alat dan bahan:

  • 150 gr buah pisang
  • 123 ml susu UHT
  • 1 saset kental manis
  • 6 buah stik es krim
  • Cetakan Popsicles

 

Cara membuat:

  • Simpan bahan dalam freezer kurang lebih 1 jam.
  • Potong-potong pisang. Campur dan haluskan semua bahan dalam blender.
  • Tuang adonan yang sudah dihaluskan ke dalam cetakan Popsicles, lalu tusuk dengan stik es krim.
  • Simpan dalam freezer hingga beku, lalu sajikan.

 

  1. Healthy Funfetti Popsicles

Bahan:

  • Greek yogurt
  • Madu
  • Sprinkles pelangi bebas pewarna

 

Cara membuat:

  • Campurkan semua bahan yang telah disediakan.
  • Tuang adonan ke dalam cetakan Popsicles dan masukan ke dalam freezer hingga beku ± 1 malam.
  • Sajikan dan nikmati Popsicles sehat kaya akan protein ini.

 

  1. Popsicles Yogurt Buah

Bahan:

  • Yogurt
  • Buah sesuai selera. Rekomendasi: stroberi, nanas, manggga, ceri, blueberry, raspberry, blackberry,
  • Madu

 

Cara membuat:

  • Blender yogurt, madu, dan buah hingga halus.
  • Tuang ke dalam cetakan
  • Masukan ke freezer ± 4 jam hingga 1 malam.

 

Resep-resep Popsicles di atas cocok untuk dikonsumsi semua umur, terutama anak-anak karena sehat dan sesuai dengan selera mereka. Popsicles sendiri dapat menjadi trik orang tua supaya anak mau makan makanan sehat, seperti buah-buahan. Jika anak tidak suka makan buah, kita dapat mengganti buah menjadi Popsicles buah untuk dikonsumsi anak tanpa mereka ketahui bahwa mereka pada dasarnya sedang mengonsumsi buah. Jika anak hanya suka makanan manis seperti cokelat dan permen, kita dapat memberinya Popsicles yogurt sebagai pengganti cokelat. Popsicles memang wajib dibuat di rumah.

makanan sehat untuk anak

Tujuh Makanan Paling Sehat untuk Anak

Semua dokter, bidan, bahkan pemerintah pasti merekomendasikan orang tua untuk menjaga pola makan anak dan memberi anak makanan sehat, bukan hanya makan tiga kali sehari. Orang tua diharapkan untuk sadar akan makanan yang dikonsumsi anak. Kesadaran yang diharapkan yaitu kesadaran akan kandungan, manfaat makanan, dan kapan makanan tersebut baik untuk dikonsumsi.

Makanan sehat sangat penting karena merupakan salah satu faktor penting untuk perkembangan anak. Oleh karenanya, semakin dini anak mengonsumsi makanan sehat, semakin baik perkembangan anak. Selain itu, memberi makanan sehat kepada anak sejak kecil dapat membiasakan anak mengonsumsi makanan sehat hingga dewasa. Tujuannya supaya ketika dewasa, anak tidak terlalu banyak makan makanan tidak sehat seperti junk food karena mereka sudah terlatih untuk memperhatikan makanan yang mereka konsumsi.

Makanan sehat juga perlu bervariasi supaya kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh anak tercukupi. Dulu, kita menganut slogan “empat sehat lima sempurna” untuk menjamin nutrisi anak. Namun, slogan tersebut sudah tidak lagi dikampanyekan oleh pemerintah. Indonesia sudah mengganti empat sehat lima sempurna dengan pedoman gizi seimbang yang penjelasannya lebih detail. Makanan yang dianjurkan dalam pedoman gizi seimbang juga lebih variatif.

Untuk memahami kebutuhan nutrisi anak dan kandungan nutrisi pada makanan, orang tua dapat berkonsultasi ke dokter atau bidan. Selain itu, orang tua dapat mencari informasi di internet dari situs tepercaya dan membaca buku anak atau parenting. Kesadaran orang tua akan makanan sehat adalah kunci pertama anak yang sehat. Berikut sembilan makanan sehat bagi anak:

  1. Sayur-sayuran

Sayuran memang salah satu makanan sehat yang paling dihindari anak. Namun, sudah jelas bahwa sayuran merupakan makanan sehat dengan banyak kandungan nutrisi di dalamnya. Sayuran mengandung banyak serat yang sehat bagi pencernaan anak dan bisa mencegah banyak penyakit, seperti gula darah dan jantung. Mengonsumsi sayuran dengan cukup juga membantu anak untuk memiliki berat badan yang ideal.

  1. Buah-buahan

Untuk buah-buahan, orang tua tidak perlu terlalu pusing memikirkan cara supaya anak mau mengonsumsinya. Di balik jenis dan rasanya yang variatif, buah-buahan mengandung banyak nutrisi, seperti vitamin dan mineral. Warna pada buah juga menentukan nutrisi yang terkandung di dalamnya.

Buah-buahan berwarna hijau lebih banyak mengandung vitamin dan mineral. Ada pula kandungan lain pada buah berwarna hijau, seperti asam alegat yang dapat mencegah kanker dan menormalkan tekanan darah. Sementara itu, buah berwarna merah mengandung banyak antosianin dan likopen yang dapat mencegah infeksi, kanker, penyakit jantung, dan menunjang fungsi mental dan fisik. Selain itu, buah warna biru atau ungu juga mengandung banyak antosianin. Untuk buah berwarna putih, ada banyak kandungan serat dan vitamin C di dalamnya yang baik untuk pencernaan dan daya tahan tubuh.

  1. Kacang-kacangan

Anak-anak baik dikenalkan dengan kacang-kacangan pada usia satu tahun. Ada banyak jenis kacang, seperti kacang kedelai, kacang merah, kacang hijau, kacang almond, kacang mete, dan kacang hitam. Nutrisi yang terkandung dalam setiap jenis kacang pun berbeda-beda.

Kacang kedelai mengandung banyak protein untuk menjaga fungsi organ, pembentukan tulang, dan antibodi. Sementara itu, kacang merah memiliki banyak serat dan kandungan zat besi yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, daya ingat, dan energi. Untuk kacang hijau, vitamin E mendominasi kandungannya yang baik untuk kesehatan kulit. Selain itu, ada pula kandungan kalsium dan magnesium. Kacang almond mengandung antioksidan yang tinggi. Bukan hanya almond, kacang hitam juga kaya akan antioksidan karena mengandung flavonoid. Protein, serat dan asam lemak omega 3 juga terkandung dalam kacang hitam. Seperti kacang lainnya, kacang mete juga tak kalah manfaatnya karena mengandung protein, lemak tak jenuh, dan serat.

  1. Gandum

Gandum mengandung serat seperti sayuran. Selain itu, ada juga kandungan karbohidrat dalam gandum. Gandum dapat diolah menjadi sereal dan roti gandum supaya anak lebih tertarik mengonsumsinya. Untuk memberi menu yang variatif bagi anak, gandum dapat menjadi pengganti nasi karena karbohidrat yang terkandung merupakan karbohidrat kompleks.

  1. Daging

Tidak hanya digemari oleh banyak orang, daging juga penuh nutrisi ketika dikonsumsi dengan takaran dan diolah dengan baik. Anak sudah dapat mengonsumsi daging sejak berusia satu tahun. Umumnya, danging banyak mengandung protein, lemak, zat besi, vitamin B kompleks, selenium, omega 3, dan seng. Walau daging terdengar sehat dan enak, orang tua perlu ektra hati-hati ketika memberikan daging kepada anak karena anak masih kesulitan untuk mengunyah makanan.

  1. Telur

Telur kaya akan vitamin, seperti vitamin A, B2, B5, B6, B12, D, E, dan K. Selain itu, telur juga mengandung asam folat, selenium, kalsium, seng, dan fosfor.

  1. Ikan

Pernah mendengar orang yang menyarankan anak untuk mengonsumsi banyak ikan supaya menjadi pintar? Hal tersebut benar adanya karena ikan kaya akan protein yang bisa meningkatkan perkembangan otak. Selain itu, ikan juga mengandung lemak, vitamin, dan mineral. Karena kaya akan nutrisi, ikan sangat baik untuk dikonsumsi secara rutin.

 

Ada banyak makanan sehat yang bisa orang tua berikan kepada anak. Masalahnya adalah apakah anak mau mengonsumsinya atau tidak. Sudah menjadi tugas orang tua untuk mencari cara supaya anak mau mengonsumsi makanan sehat. Salah satu caranya yaitu dengan mengolah makanan tersebut dalam berbagai variasi. Selain itu, makan makanan sehat bukan berarti anak tidak boleh memakan gorengan, junk food, dan makanan sejenisnya. Izinkan anak untuk mengonsumsi makanan yang bukan makanan sehat sekali dua kali untuk menghindari kejenuhan anak. Untuk menciptakan anak sehat, keseimbangan hidup juga diperlukan. Hal ini berlaku dalam perihal makanan.

 

sarana aktivitas montessori di rumah

Rekomendasi Sarana Montessori untuk Aktivitas Montessori di Rumah

“Aktivitas Montessori itu ribet nggak, sih?”

 

“Duh, bingung nih mau bikin permainan apa.”

 

“Di rumah nggak ada alat buat bikin permainan Montessori, nih.”

 

Kesadaran akan metode Montessori sudah semakin bertambah di Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya sekolah dan komunitas Montessori yang bermunculan. Buku Montessori juga selalu menjadi best seller. Namun, masih ada anggapan bahwa Montessori merupakan metode yang sulit dan hanya bisa diterapkan oleh orang tua tertentu. Mungkin untuk filosofi Montessori tentang parenting, bukan merupakan masalah bagi banyak orang tua. Namun, praktik Montessori dalam permainan atau aktivitasnya untuk mengasah lima prinsip Montessori merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua.

Anggapan sulitnya menerapkan metode Montessori karena orang tua berpikir bahwa aktivitas Montessori hanya bisa dilakukan dengan alat tertentu dan dengan aturan tertentu berdasarkan apa yang ada dalam buku. Padahal, aktivitas atau permainan Montessori dapat dilakukan sesuai dengan kreativitas orang tua. Yang penting, ada salah satu area utama Montessori yang terasah karena permainan atau aktivitas tersebut. Lima area Montessori yaitu area sensorial, practical life, language, mathematics, culture. Bahkan, aktivitas Montessori bisa dilakukan di mana saja, seperti di rumah (mulai dari dapur, ruang keluarga, halaman belakang, kamar mandi, dan lainnya), kebun, pedesaan, dan perkotaan.

Jika orang tua masih awam dengan metode Montessori, orang tua dapat terlebih dahulu mencari referensi permainan atau aktivitas Montessori melalui buku Montessori, seperti buku Montessori Play and Learn maupun melalui internet. Dengan berjalannya waktu, kreativitas orang tua pun akan semakin terlatih untuk menciptakan atau memodifikasi permainan dan aktivitas Montessori.

Untuk membantu orang tua, artikel ini akan membahas beberapa peralatan dan aktivitas Montessori yang dapat ditemukan dan dilakukan di rumah. Rekomendasi ini diambil dari buku Montessori Play and Learn yang ditulish oleh Lesley Britton. Untungnya, buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Bentang Pustaka.

  1. Kertas dan Alat Tulis Lain

Ketas dan alat tulis adalah alat yang paling mudah untuk melakukan aktivitas Montessori karena banyak macam permainan yang dapat diciptakan. Dengan menggunakan kertas, kita bisa membuat sesuatu dan melibatkan anak sejak proses pembuatan hingga memainkan permainan yang dibuat. Contoh aktivitas yang bisa dibuat dengan bahan dasar kertas adalah membuat kelompok makanan dan mencetak tangan dan kaki.

  • Aktivitas Montessori Mengelompokan Makanan

Aktivitas ini dapat menambah pengetahuan anak dalam bidang sains dengan memberi pengetahuan tentang kelompok makanan dasar untuk hidup yang sehat.

Bahan:

  • Kertas besar.
  • Gambar makanan yang berbeda. Gambar ini bisa dicetak atau diambil dari majalah.
  • Selotip doble (double tape).

Cara bermain:

  • Bagi kertas ke dalam tujuh bagian, lalu beri judul berdasarkan kelompok makanan seperti sayur, buah-buahan, dan sebagainya.
  • Diskusikan makanan yang baru saja kita konsumsi dan minta anak untuk menempelkan gambar jenis makanan tersebut ke dalam kertas sesuai dengan kelompoknya.

 

  1. Bagian Tumbuhan

Di sekitar rumah biasanya terdapat tumbuhan, entah itu pohon besar, bunga, maupun rumput. Tumbuhan bisa dijadikan sarana aktivitas Montessori untuk menambah pengetahuan mengenai sains maupun mengasah kreativitas. Dengan kreativitas orang tua, semua bagian tumbuhan bisa dijadikan alat aktivitas atau permainan Montessori, mulai dari bunga hingga akarnya.

  • Aktivitas Montessori Mengurutkan dengan Ranting dan Bunga

Aktivitas ini bisa dilakukan oleh anak berusia tiga sampai empat tahun. Dengan aktivitas ini, anak belajar mengurutkan dari yang besar ke kecil, baik itu angka maupun bentuk.

Bahan:

  • Ranting dan bunga.

Cara bermain:

  • Kumpulkan ranting dan bunga yang memiliki warna, bentuk, maupun ukuran yang berbeda.
  • Mintalah anak untuk mengurutkan ranting maupun bunga berdasarkan ukuran atau warna sesuai permintaan orang tua.

 

  1. Kancing Baju

Alat lainnya yang mudah ditemukan di rumah adalah kancing baju. Permainan atau aktivitas dengan kancing baju bisa digunakan untuk berlatih berhitung dengan penerapan yang cukup mudah. Salah satu permainan yang bisa dilakukan adalah memilah kancing baju.

  • Aktivitas Montessori Memilah Kancing Baju

Permainan ini bisa dilakukan oleh anak berusia tiga sampai empat tahun dan bisa dilakukan sendiri atau didampingi orang tua.. Permainan ini memberi anak pengalaman untuk memilah baju ke dalam set dan dapat mempersiapkan anak untuk belajar matematika.

Bahan:

  • Tempatkan tiga sampai empat piring di bak. Piring yang lebih besar ada di tengah.
  • Tiga atau empat set kancing yang sesuai. Setiap set memiliki ukuran dan warna yang berbeda. Lalu, tempatkan kancing baju tersebut di piring yang paling besar.

Cara Bermain:

  • Mintalah anak untuk menutup mata atau pakaikan penutup mata. Usahakan untuk menggunakan penutup mata yang lembut dan jangan mengikat terlalu kencang.
  • Tunjukkan kepada anak bagaimana merasakan kancing dan memilah semua kancing sesuai ukuran ke dalam piring.
  • Buka tutup mata anak setelah selesai. Jika warna yang sama ada di piring yang sama, itu artinya anak berhasil memilah kancing sesuai ukuran.

 

Aktivitas Montessori memang sangat mudah untuk diterapkan dan bisa dilakukan dengan alat yang mudah ditemukan. Tidak ada lagi alasan untuk tidak melakukan permainan atau aktivitas Montessori. Orang tua hanya perlu jeli dan kreatif untuk melihat peluang. Walaupun begitu, orang tua tetap harus berhati-hati dalam menggunakan alat atau bahan selama melakukan aktivitas Montessori dengan anak. Usahakan untuk menjauhkan anak dari benda berbahaya, seperti pisau dan benda tajam lainnya. Keselamatan wajib diutamakan.

 

 

Tipe-TIpe orang tua setelah membaca buku parenting

3 Tipe Orang Tua Setelah Baca Buku Parenting

Sadar atau tidak, buku parenting adalah bacaan wajib setiap orang tua. Buku yang akan membantu orang tua mengasuh anak, hal yang terdengar sangat sulit. Namun, dengan mengedukasi diri sendiri, mengasuh anak tidak sesulit bayangannya. Dengan arahan dan ilmu dari buku parenting, mengasuh anak akan menjadi lebih terarah. Kita tidak lagi buta berada di dunia parenting.

Membaca buku parenting itu penting. Bukan hanya supaya kita tahu apa yang harus kita lakukan selama mengasuh anak, tapi ilmu yang kita dapatkan juga bisa dipercaya. Buku yang membahas pengasuhan anak tidak dibuat sembarangan menggunakan imajinasi. Perlu riset lama untuk menulisnya. Oleh karena itu, dengan penerapan yang baik, teori yang ada di buku dapat berbuah positif.

Sumber yang tepercaya merupakan pembeda antara buku parenting dengan sumber lainnya, apalagi sumber yang berasal dari kepercayaan budaya tanpa riset mendalam. Banyak aturan mengenai pengasuhan anak yang dilakukan oleh beberapa generasi. Sayangnya, tidak semua kepercayaan mengenai cara mengasuh anak akan membuahkan hasil positif. Contohnya, ada kepercayaan bahwa orang tua perlu mengatur hidup anak supaya anak tidak terjerumus ke pergaulan yang salah. Namun, apakah hal tersebut benar? Jika dilihat lebih dalam, ketatnya orang tua dalam mengatur anak tidak sepenuhnya berpengaruh ke pergaulan anak. Buktinya, banyak anak yang masih bisa pacaran, merokok, maupun berkelahi diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua. Jika memang mereka bisa bergaul secara sehat berdasarkan harapan orang tua, akan ada hal yang dikorbankan, seperti mental yang tertekan atau terbatasnya eksplorasi untuk mengembangkan diri. Oleh karena itu, diharapkan orang tua memiliki kemauan dan akses untuk membaca buku parenting.

Dewasa ini, topik dan metode yang diangkat oleh buku parenting sudah semakin beragam. Ada yang berfokus ke pengasuhan anak balita hingga remaja. Ada juga yang fokus ke cara mengajari anak membaca, melakukan toilet training, membuat anak disiplin, dan topik penting lainnya. Metode juga bermacam-macam, seperti parenting menggunakan metode Montessori, gentle parenting, parenting ala orang Denmark hingga Prancis.

Apa Saja Tipe-Tipe Orang Tua Setelah Membaca Buku Parenting?

Apa pun bentuknya, buku parenting tetap penting untuk dibaca. Semua buku memiliki nilainya tersendiri. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak pula ilmu parenting yang kita punya. Namun, membaca buku yang membahas parenting mirip dengan membaca novel karena memberikan kesan yang berbeda bagi setiap pembaca. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan reaksi orang tua setelah membaca buku tersebut. Berikut beberapa tipe orang tua setelah membaca buku parenting.

  1. Siap Menerapkan Ilmu

Orang tua di tipe ini akan sangat antusias untuk mempraktikkan ilmu yang mereka dapat. Mereka sadar bahwa tujuan membaca buku parenting adalah untuk menerapkan ilmunya dalam mengasuh anak dalam kehidupan sehari-hari. Tipe ini cenderung fokus ke satu permasalahan atau satu teknik dan segera mengaplikasikannya setelah mereka selesai membaca buku. Pelan-pelan, tetapi pasti, ketika dirasa sudah bisa menerapkan ilmu tersebut dengan baik, orang tua di tipe ini akan mencari teknik untuk menyelesaikan permasalahan lain dan menerapkannya kembali. Begitu seterusnya, hingga membentuk sebuah siklus.

  1. Baca Buku Lain

Membaca satu buku tidak membuat orang tua di tipe ini puas. Mereka dengan bersemangat mencari buku lain banyak-banyak untuk menyerap ilmunya sebelum dipraktikkan. Baru ketika mereka sudah merasa memiliki ilmu yang cukup, mereka akan mempraktikkannya.

Ada beragam alasan mereka membaca banyak buku terlebih dahulu. Mereka bisa saja merasa kurang percaya dengan ilmu yang mereka dapatkan dari satu buku. Bisa saja mereka ingin mendapatkan banyak perspektif tentang suatu teknik parenting sebagai pertimbangan baik dan buruknya teknik tersebut. Ada juga kemungkinan alasan mereka sesederhana belum siap untuk mengaplikasikannya.

  1. Bingung

Tipe ini merupakan lanjutan dari tipe kedua. Kenapa? Ketika kita membaca banyak buku, akan semakin banyak pula ilmu yang kita dapat. Mendapatkan banyak ilmu adalah hal yang positif. Namun, jika ilmu tersebut tidak dikelola dengan baik di memori otak kita, memori otak akan overload dengan materi yang telalu banyak masuk. Hasil akhirnya, kita kesulitan untuk mengingat apa yang sudah kita baca. Bisa saja kita tidak bisa berfokus untuk menerapkan satu teknik secara mendalam karena materi yang kita dapatkan berserakan di otak kita. Semua ilmu yang kita ingat ingin untuk segera diaplikasikan.

Untungnya, masalah tersebut bisa ditangani. Ada beberapa tips yang bisa orang tua lakukan selama membaca buku parenting supaya materi yang didapat lebih tertata. Tips ini berlaku untuk semua tipe orang tua setelah membaca buku tersebut.

Mencatat atau Journaling

Menulis materi yang disampaikan guru selama kita sekolah tidak dilakukan tanpa alasan. Kita menulis materi dengan tulisan tangan karena hal tersebut dapat membantu otak kita untuk mengingat materi dengan lebih mudah. Selain itu, akan lebih mudah juga untuk kita melacak atau membuka kembali materi saat kita lupa.

Mencatat atau journaling tidak harus dilakukan dengan ketat dan serius. Kita bisa membuat jurnal harian tentang teknik apa saja yang sudah kita pelajari secara singkat. Jika kita memiliki waktu luang lebih, kita bisa menulis penjelasan singkat dari setiap poin penting di dalam buku. Lakukan journaling sesuai dengan kenyamanan masing-masing.

Buat Prioritas

Sebelum membaca buku parenting, kita bisa menuliskan masalah pengasuhan yang dihadapi. Setelah itu, kita bisa urutkan mulai dari yang paling mendesak. Contohnya, jika anak kita masih balita, kita bisa berfokus ke buku parenting yang berfokus pada pengasuhan balita. Daftar prioritas akan membantu kita memilah materi yang dirasa perlu sehingga meminimalkan materi yang overload.

Jika kita masih kebingungan dalam menjadi orang tua, terutama ibu, buku parenting adalah kunci jawaban dari kebingungan kita. Sekarang, buku parenting tidak hanya membahas masalah teknis. Ada juga buku parenting yang bersifat inspiratif, seperti buku berjudul Real Mom Real Journey yang menceritakan 30 kisah para ibu. Buku parenting inspiratif ini akan membantu orang tua untuk tidak merasa sendiri. Kita juga bisa mengambil tips-tips parenting dari kisah para ibu lainnya.

Buku Real Mom Real Journey dapat dibeli dengan harga promo di Festival Komidi Putar yang berlangsung dari 23 Juni hingga 23 Juli 2020. Pembelian buku Real Mom Real Journey dapat diakses melalui link www.komidiputar.com. Bukan hanya buku parenting inspiratif, Festival Komidi Putar juga menyediakan buku parenting lainnya dan buku anak dengan harga promo.

Permasalahan Toilet Training

Permasalahan Toilet Training yang Sering Dialami

Salah satu hal penting untuk diajarkan kepada anak, namun banyak permasalahan terjadi dalam praktiknya adalah toilet training. Toilet training diajarkan supaya anak dapat BAK atau BAB di toilet secara mandiri. Toilet training pasti akan diajarkan oleh setiap orang tua kepada anaknya karena anak tidak bisa secara otomatis dapat menggunakan toilet secara mandiri. Anak memerlukan pelatihan dan rutinitas untuk mewujudkannya.

Tidak ada patokan paten kapan anak perlu diajarkan toilet training. Namun, kebanyakan toilet training diajarkan saat anak berusia 1 hingga 2 tahun. Sehingga, pada tahun ketiga, anak sudah dapat BAB dan BAK secara mandiri. Banyak pula orang tua yang mengajarkan toilet training berdasarkan kesiapan mental anak. Memang toilet training memerlukan kesiapan mental supaya anak dapat bekerja sama dengan baik dan toilet training berjalan lancar.

Kenapa Harus Toilet Training?

Toilet training diajarkan karena sangat bermanfaat. Selain membiasakan anak supaya dapat BAB dan BAK di tempat yang semestinya, toilet training juga dapat membantu anak mengerti akan kebutuhan biologis mereka. Selain itu, toilet training berguna untuk melatih kemandirian anak sejak kecil karena tidak selalu bergantung kepada orang tua untuk membantunya BAK dan BAB. Dengan menggunakan toilet, anak juga dapat menjaga kebersihan karena mereka akan sadar bahwa mereka harus membersihkan tempat dan diri dari kotoran setelah BAK maupun BAB. Karenanya, toilet training membantu untuk membentuk anak menjadi healthy kids, impian semua orang tua.

Pengajaran toilet training bisa dimulai dari diskusi pentingnya BAB dan BAK di toilet dan dilanjut pengenalan alat-alat yang ada di toilet. Setelah itu, anak dapat dibantu dalam praktik menggunakan alat-alat tersebut. Selama toilet training, BAB dan BAK di toilet juga harus dijadikan rutinitas supaya menjadi kebiasaan. Lebih banyak praktik juga akan membantu anak lebih cepat menguasai penggunaan toilet. Anak juga akan lebih peka terhadap kebutuhan biologisnya sehingga sadar kapan mereka butuh ke toilet.

Pada praktiknya, toilet training bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Banyak masalah yang sering dihadapi oleh orang tua. Terlebih lagi ketika anak tidak mau diajak bekerja sama, seperti malas atau bahkan tidak peduli dengan toilet training. Berikut empat permasalahan toilet training yang sering dialami.

  1. Anak Merasa Takut atau Cemas

Rasa takut atau cemas yang dialami anak ketika toilet training adalah hal yang lumrah. Mereka masih asing untuk berdiam diri di toilet sendiri. Walaupun ditemani orang tua, toilet tetap menjadi hal asing bagi mereka untuk BAK dan BAB. Mereka terbiasa menggunakan kamar mandi hanya untuk mandi. Berbeda dengan BAK dan BAB, mandi bisa menjadi hal yang menyenangkan untuk bermain air dan dapat membuat mereka rileks.

Selain karena masih asing, rasa takut atau cemas juga dapat ditimbulkan karena mereka cemas jika mereka tidak dapat menggunakan toilet dengan baik dan benar. Mereka juga dibayang-bayangi skenario buruk, seperti cedera ketika mereka jongkok atau duduk di atas toilet. Selain itu, pengaruh lingkungan yang percaya bahwa toilet adalah salah satu tempat yang horor juga dapat menjadi faktor anak merasa takut atau cemas.

  1. Permasalahan Toilet Training karena Toilet Tidak Nyaman

Ukuran toilet kebanyakan disesuaikan dengan ukuran orang dewasa. Untuk fisik anak yang masih kecil, toilet bisa jadi membuat mereka merasa tidak nyaman karena ukuran toilet tidak sesuai dengan tubuh mereka. Bisa jadi jarak antar bak mandi dengan toilet terlalu jauh untuk tangan mereka. Untuk toilet duduk, kemungkinan toilet tersebut terlalu tinggi dan tempat duduk toilet yang tidak sesuai dengan ukuran badan anak.

Hal tersebut cukup mudah untuk ditangani. Orang tua dapat menyediakan alas duduk toilet untuk anak. Alas duduk ini memiliki lubang yang lebih kecil dari toilet dewasa sehingga lebih banyak ruang untuk anak duduk. Ada juga alas duduk yang tersambung dengan tangga mini untuk membantu anak menaiki toilet.

  1. Tidak Bisa Menahan BAB dan BAK

Kontrol anak terhadap keingingan BAK dan BAB tidak sebagus kontrol orang dewasa yang bahkan dapat menahannya. Anak masih sulit untuk mengetahui dan menahan rasa BAK dan BAB. Mereka masih belum terbiasa untuk menunggu hingga sampai di toilet karena mereka terbiasa untuk langsung BAB dan BAK ketika mereka memerlukannya. Bahkan, mereka masih belum mahir dalam menahan BAB dan BAK walaupun mereka sebenarnya ingin menahannya hingga sampai ke toilet. Hal ini yang membuat mereka keburu BAB dan BAK sebelum sampai toilet.

Orang tua dapat mengatasi masalah ini dengan lebih peka terhadap kebutuhan BAB dan BAK anak. Dengan mengamati kebiasaan atau gerak-gerik anak ketika ingin ke toilet, orang tua dapat dengan cepat dan tanggap membantu anak ke toilet sebelum terlambat. Melalui kebiasaan pergi ke toilet, masalah ini juga dapat terselesaikan dengan sendirinya karena anak perlahan akan sadar dan menguasi kontrol diri.

  1. Anak Sulit Diajak Bekerja Sama

Rasa malas dan bahkan tidak peduli dapat menjadi faktor anak sulit untuk diajak bekerja sama. Mereka merasa malas ke toilet karena lebih menyukai aktivitas lain yang sedang mereka lakukan. Bahkan, rasa malas ke toilet juga dialami oleh orang dewasa yang merupakan alasan orang dewasa menahan BAB dan BAK.

Selain itu, anak bisa jadi tidak peduli dengan toilet training karena mereka masih belum sadar akan pentingnya penggunaan toilet. Terlebih lagi, mereka masih suka berada di zona nyaman saat mereka tidak perlu pusing memikirkan BAB dan BAK di toilet. Hal ini menunjukkan anak belum siap mental untuk melakukan toilet training. Kabar baiknya, orang tua dapat mengubahnya dengan memberi banyak paparan tentang pentingnya BAB dan BAK di toilet dan membuat toilet training terdengar menyenangkan.

Walaupun akan ada banyak permasalahan toilet training dalam praktiknya, mau tidak mau orang tua harus mengajarkan toilet training kepada anak. Apalagi, toilet training merupakan salah satu tahap anak untuk menjadi healthy kids, agenda yang sedang banyak dikampanyekan oleh berbagai pihak. Untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi, orang tua dapat mencari referensi di internet, buku parenting, maupun buku anak yang menceritakan kisah toilet training anak.

© Copyright - Bentang Pustaka