Belajar Menghormati ala Montessori

Sikap saling menghormati yang terbentuk dengan baik di lingkungan keluarga akan menjadikan suasana yang kondusif dan menyenangkan. Tentunya hal ini tidak bisa tercipta atau terbentuk dengan sendirinya. Sikap saling menghormati sangat dipengaruhi dari bagaimana anak mendapatkan pengasuhan dan juga pengalaman yang dialaminya sejak kecil. Di sinilah metode Montessori bisa menjadi acuan utama dalam membentuk hubungan saling menghormati di lingkungan keluarga ataupun lingkungan yang lebih luas.

Kebanyakan orang menyangka mengasuh dan membesarkan anak adalah keterampilan alami sehingga tidak perlu dipelajari secara formal. Hal itulah yang membuat kebanyakan orang tidak mempersiapkan dengan baik pada saat akan menjadi orang tua. Hal itu berdampak signifikan ketika mereka melewatkan masa saat anak di usia seharusnya mendapatkan stimulus sehingga keterampilan sosialnya yang penuh hormat tidak terasah dengan maksimal.

Metode Montessori memberikan perincian yang komprehensif sekaligus aplikatif dalam upaya membangun hubungan saling menghormati antaranggota keluarga. Hal itu akan mempermudah penerapannya di lingkup keluarga.

Menghormati Saudara

Untuk menstimulus hubungan yang baik dan saling menghormati antara kakak dan adik, metode Montessori memberikan langkah-langkah yang sangat lengkap dan komprehensif. Pakar pendidikan dan pengasuhan dengan pendekatan Montessori, Simone Davies dan Junnifa Uzodike dalam bukunya yang terbaru berjudul The Montessori Child: Panduan Orang Tua dalam Membesarkan Anak yang Berdaya, Berpikir Kreatif, dan Berhati Welas Asih (Bentang Pustaka, 2024) memaparkan urutannya sebagai berikut: Memulai sejak dini, memupuk kedekatan dengan kakak, tidak membanding-bandingkan, menyediakan tempat bermain bersama, tetap netral ketika kakak adik berselisih pendapat, menjalin kedekatan dengan masing-masing secara individual, mengutamakan keadilan dan kesetaraan, mendorong anak-anak untuk mengekspresikan perasaan terhadap satu sama lain, dan melakukan observasi jika ada pertengkaran.

Sikap menghormati antarsaudara juga bisa dipupuk dengan aktivitas saling berbagi. Dengan berbagi dan antre menggunakan barang atau mainan, anak juga belajar bersabar dan menghargai pekerjaan orang lain. Oleh sebab itu, akan sangat baik jika ada kesepakatan yang jelas di rumah tentang cara berbagi agar mudah dipahami oleh anak.

Memperkenalkan cara menyela atau meminta perhatian juga bisa diajarkan sejak kecil. Misal jika orang tua sedang menelepon, anak diajari untuk menyentuh pundak sebelum berbicara atau menyela untuk mendapatkan perhatian.

Menghormati saudara yang lebih muda juga ditekankan untuk menghilangkan egoisme senioritas pada kakak. Misalnya kita bisa memberi pemahaman bagaimana bersikap adil dalam berbagi.

Berbagi

Metode Montessori sangat menekankan sikap atau perilaku berbagi. Hal ini sesuai dengan prinsip Montessori yang mendorong untuk hidup dengan semangat kebersamaan. Disebutkan pula dalam buku The Montessori Child: Panduan Orang Tua dalam Membesarkan Anak yang Berdaya, Berpikir Kreatif, dan Berhati Welas Asih bahwa Dr. Maria Montessori meyakini dengan belajar berbagi, anak akan belajar bersabar dan menghormati pekerjaan orang lain sekaligus menekan rasa kompetitif yang negatif (The Montessori Child, hlm. 151).

 

Perilaku berbagi ini meliputi kesepakatan tentang barang atau perangkat yang digunakan di rumah, barang istimewa untuk tiap anak, menyimpan barang yang akan dibagi ketika ada tamu, dan bagaimana cara menyelesaikan perselisihan yang mengemuka.

Dalam berbagi, orang tua juga bisa mengajak anak-anak untuk bernegosiasi tentang kegiatan-kegiatan di luar rumah. Misalnya dalam kegiatan olahraga di lapangan, kita bisa mengajari anak untuk bernegosiasi untuk menentukan siapa yang akan menendang bola terlebih dahulu, siapa yang menempati posisi penendang atau kiper, atau membuat giliran siapa yang melempar dan siapa yang memukul.

Metode pengasuhan Montessori tentang berbagi sebagai usaha membangun sikap hormat kepada anggota keluarga dan lingkungan sekitar ini dengan terperinci dijelaskan dalam buku berjudul The Montessori Child: Panduan Orang Tua dalam Membesarkan Anak yang Berdaya, Berpikir Kreatif, dan Berhati Welas Asih karya Simone Davies dan Junnifa Uzodike. Buku yang diterbitkan Bentang Pustaka ini dapat dibeli di toko-toko buku terdekat atau dipesan melalui website: www.bentangpustaka.com

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta