Cara Motivasi Diri Sendiri untuk Masa Depan setelah Jatuh dan Gagal

Menciptakan motivasi diri sendiri untuk masa depan bukan hal mudah. Apalagi bagi orang yang pernah merasakan pahitnya kegagalan. Bahkan, seseorang enggan mencoba kembali saat sudah pernah gagal. Alasannya beragam, mulai dari kapok, takut, sampai pilih menyerah. Padahal, kegagalan menjadi hal yang pasti akan selalu manusia temui sepanjang hidupnya.

Apakah Sobat Bentang pernah merasakan kepedihan yang begitu mendalam karena sebuah kegagalan? Butuh waktu berapa lama bagi kamu untuk memulihkan diri? Kali ini Bentang Pustaka mau ajak kamu menyelami kegagalan dalam hidup dan cara membangun motivasi diri sendiri untuk masa depan. Simak sama-sama yuk!

Terima dan Peluk Semua Emosi yang Muncul

Saat berhadapan dengan kegagalan, emosi dan perasaan apa yang biasanya kamu rasakan? Jawabannya pasti macam-macam. Ada sedih, kecewa, menyesal, hingga marah. Kunci penting pertama dalam menyikapi kegagalan adalah menerima semua emosi tersebut. Jika perlu, kamu peluk semua perasaanmu itu erat-erat. Jangan menolaknya!

Menolak emosi negatif atau bahkan sengaja mengabaikannya berdampak buruk bagi kesehatan mental. Kamu tidak perlu berpura-pura baik-baik saja saat gagal. Andai sedih, ya tunjukkan atau ungkapkan. Kamu tidak harus langsung bangkit kembali begitu gagal. Jika memang butuh waktu untuk pulih, itu pun tidak apa-apa kok.

Kegagalan dalam Hidup Itu Normal

Ingat, gagal itu wajar

Sumber: Freepik

 

Yang mesti kamu pahami, gagal itu normal dan semua orang pasti mengalaminya. Penting untuk mengingat hal ini agar kamu tidak terlalu larut dalam kesedihan. Tidak perlu malu juga jika gagal. Masing-masing orang punya cerita kegagalan dalam hidup, hanya saja mungkin kamu belum mengetahuinya. Bahkan, orang-orang sukses di dunia pun pasti pernah gagal.

Dengan memandang kegagalan sebagai hal yang wajar, maka kamu lebih mudah untuk memaafkan diri sendiri. Kamu tidak lagi menganggap gagal sebagai kehancuran, melainkan proses buat belajar. Percaya deh, ada banyak pesan baik tersembunyi di balik kegagalan. Mungkin jawabannya belum kamu lihat sekarang, tetapi nanti-nanti. 

 

Baca Juga: Mencari Tujuan Hidup: Pentingnya Mengenal Diri Sendiri

Evaluasi Diri

Kini, kamu paham kalau gagal sebagai media untuk belajar. Maka, secara tidak langsung kegagalan adalah waktu untuk mengevaluasi diri. Setelah perasaanmu lebih tenang, kamu dapat berkaca dan mengulas kegagalanmu. Apakah ada cara yang bisa kamu pelajari dan perbaiki untuk rencana selanjutnya? Melalui hal ini, secara tidak langsung kamu melakukan motivasi diri sendiri untuk masa depan.

Evaluasi diri bukan berarti mencari-cari kesalahan sendiri ya. Tujuan dari proses ini adalah untuk menyiapkan hati melihat masa depan lebih baik. Apa yang belum bisa kamu capai hari ini, belum tentu menentukan masa depanmu. Bisa jadi suatu saat nanti, kamu dapat memperbaikinya dan memperoleh apa yang kamu inginkan.

Siapkan Hati buat Bangkit Kembali

Meski gagal, pasti bisa bangkit kok

Sumber: Freepik

 

Terakhir, siapkanlah hati untuk kembali bangkit. Seusai menjalani tiga proses sebelumnya, hati kamu pasti mudah menerima kegagalan. Kamu tidak lagi punya sudut pandang negatif terhadap kegagalan. Kamu justru bisa mengambil hikmah tersendiri dari kejadian itu, lalu bersiap untuk mencobanya kembali. Nah, jadikan ini sebagai motivasi diri sendiri untuk masa depan!

Mengalami kegagalan membuatmu lebih dewasa dalam menjalani hari-hari berikutnya. Bukannya terpuruk karena bayang-bayang kegagalan di masa lalu, kamu menjadi lebih berserah dan berpengharapan menghadapi masa depan. Andai nanti kamu gagal lagi, kamu sudah lebih siap menerimanya.

Sobat Bentang, peluklah kegagalan selayaknya sahabat terbaik. Kegagalan akan selalu hadir, baik atau tidaknya tergantung dari sudut pandang apa yang kamu pilih. Menjadi dewasa memang berat, tetapi bukan berarti kamu tidak sanggup menjalaninya. Seperti apa yang Misyka Zahra tulis dalam buku  The Journey is a Mess But This is Me Trying. Buat yang ingin mendorong motivasi diri sendiri untuk masa depan, coba deh pesan bukunya sekarang di Bentang Pustaka!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta