Aroma Karsa; Tiga Babak Kehidupan Jati

Aroma Karsa; Tiga Babak Kehidupan Jati <div style="text-align: justify;"><b>Judul:</b> Aroma Karsa</div>

<div style="text-align: justify;"><b>Penulis: </b>Dee Lestari</div>

<div style="text-align: justify;"><b>Penerbit: </b>Bentang Pustaka</div>

<div style="text-align: justify;"><b>Tebal:</b> 724 halaman</div>

<p style="text-align: justify;"><br />
<i>Aroma Karsa </i>dibuka dengan akhir kematian Janirah Prayagung. Seorang wanita keturunan abdi dalam kraton yang berhasil melejit tinggi dengan berbisnis. Janirah meninggalkan wasita pada cucunya, Raras Prayagung, carilah Puspa Karsa, bunga sakti yang bisa memberikan segalanya.<br />
<br />
Pada awalnya, saya pikir kisah ini akan bercerita tentang kehidupan Raras, tapi ternyata saya salah.<br />
<br />
Begitu Janirah sudah tutup usia, pembaca justru dikenalkan pada Jati Wesi, bukan Raras. Jati adalah anak yang tumbuh di TPA. Dia menghabiskan hidupnya mulai dari jadi pemulung, tukang kebun, pekerja di pabrik kompos, dan peracik parfum di toko <i>refill </i>kecil. Dari semua pekerjaan yang paling dia lakoni, peracik parfum adalah kegemarannya.<br />
<br />
Jati tumbuh dalam augerah yang berbeda dari kebanyakan orang, hidungnya sangat peka pada aroma. Itu sebabnya dia paling menikmati jadi peracik parfum. Sampai suatu keluarga Prayagung masuk dalam hidup Jati.<br />
<br />
<b>Tiga Bagian</b><br />
<br />
<i>Aroma Karsa</i> ini tebalnya 724 halaman. Tentunya tergolong sangat tebal kan? Namun, seperti nama Dee Lestari yang tak perlu diragukan, buku ini berhasil disajikan dengan sangat baik. Pembaca akan dibuat terlena oleh pilihan kata dan gaya bercerita Dee sehingga 700 lebih halaman tidak akan terasa.<br />
<br />
Nah, dalam 724 halaman ini, <i>Aroma Karsa</i> secara umum bisa dibagi menjadi tiga bagian, (1) Perkenalan karakter dan dunia <i>Aroma Karsa</i>, (2) Pendalaman karakter Jati dan interaksinya dengan karakter lain, khususnya Suma, dan (3) Ekspedisi pencarian Puspa Karsa.<br />
<br />
Di awal cerita ini, pembaca seri <i>Supernova</i> bakal merasa deja vu. Dee memasukkan semua karakternya dan kesemuanya punya kisah yang nggak kalah sedikit. Paling tidak satu bab dibutuhkan oleh Dee untuk mengisahkan tiga tokoh sentral buku ini, Jati, Raras, dan Suma.<br />
<br />
Selain ketiganya, karakter-karakter lain pun punya intro yang tak kalah sedikit. Nurdin, Khalil, bahkan Inem. Sebagian besar pembaca akan merasakan sepertiga bagian awal ini lambat dan membosankan.<br />
<br />
Memasuki bagian kedua, cerita bergulir semakin jelas. Siapa saja yang bakal terus muncul sampai akhir kisah, siapa yang akan membengkokkan cerita, lengkap dengan misteri tentang masa lalu Jati yang perlahan dikuak pelan-pelan. Oh, dan tentu saja tentang Puspa Karsa juga.<br />
<br />
Dee tidak mengisahkan tentang bunga sakti itu secara gamblang sedari awal. Dee menyebutkan berbagai nama, kerajaan, dan bisa jadi fakta sejarah yang benar-benar ada beberapa kali. Namun, hal ini masih terus menjadi misteri bagi pembaca di bagian kedua ini.<br />
<br />
Bagian kedua ini pun lebih banyak membuat pembaca mengenali Jati. Mengenali perubahan kehidupan Jati dari TPA ke kawasan perkantoran di Sentul. Pun membawa pembaca menikmati aneka istilah aroma, juga parfum. Saya sendiri belum baca buku <i>Perfume</i> karya Patrick Suskind, tapi saya sudah pernah menonton filmnya. Dan sampai dua pertiga bagian awal ini saya merasakan keterikatan antara kedua buku ini.<br />
<br />
Bukan, kisah Jati jelas berbeda dengan kisah dalam <i>Perfume</i>. Hanya saya keduanya sama-sama punya penciuman yang peka dan berpusat pada parfum serta aroma. Sehingga saya merasakan kesamaan antara <i>Aroma Karsa</i> dan <i>Perfume</i>.</p>

<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">Suma paham bagaimana aroma dapat digunakan untuk menjangkarkan kenangan. (Hal. 404)</blockquote>

<p style="text-align: justify;">Baru ketika memasuki bagian ketiga, ketika nama Puspa Karsa tidak lagi hanya muncul sesekali, ketika Raras akhirnya mengejar bunga itu (seperti yang saya harapkan sedari membaca bab 1), <i>Aroma Karsa</i> memasuki babak pamungkas.<br />
<br />
Bagian ketiga ini padat. Sebabnya Dee sudah membisikkan nama-nama dan karakter-karakter dan misteri tentang sesuatu yang melatari Jati. Saya jamin pembaca penasaran setengah mati sejak awal kenapa bisa begini dan begitu. Karena saya pun begitu. Memasuki bagian terakhir ini, susah sekali untuk melepaskan<i> Aroma Karsa</i>. Apalagi Dee memperkaya buku ini dengan karakter-karakter tambahan yang membuat ekspedisi menjadi seru dan dinamis!<br />
<br />
Dee berhasil membungkus misteri itu rapat-rapat dengan sangat baik sampai pada bagian ketiga ini. Masa lalu Jati, kebenaran di balik Puspa Karsa, kepingan kisah Raras yang hilang, dan segala misterinya.<br />
<br />
Pembaca sama sekali tidak akan merasakan sudah membaca 700 lebih halaman jika tulisan Dee satu ini yang dibaca.<br />
<br />
<b>Majapahit, Jawa Kuno, dan Gunung Lawu</b><br />
<br />
<i>Aroma Karsa </i>sendiri kental dengan sejarah, yang entah benar-benar pernah ada atau hanya rekaan Dee. Sebelum menuliskan review ini, saya sudah cari-cari soal Puspa Karsa, tapi sepertinya hanya merujuk pada buku karangan Dee ini. Bisa jadi ini hanya karangan Dee, tapi hal-hal lain yang melikupinya bukanlah karangan.<br />
<br />
Puspa Karsa sendiri mulai dikisahkan dari sudut keraton Yogyakarta. Lalu kisah itu berjalin dengan sejarah Majapahit. Saya sendiri nggak paham bagaimana keduanya bisa bersambungan, tapi Dee juga tidak memberikan penjelasan lebih.<br />
<br />
Ketika memasuki bagian ketiga, bisa jadi pembaca mulai mendapatkan jawabannya. Gunung Lawu. Dee menjadikan gunung itu sebagai lokasi ekspedisi pencarian Puspa Karsa. Di Gunung Lawu, ada Candi Sukuh. Candi ini diperkirakan sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit dan dibangun menjelang keruntuhan Majapahit.<br />
<br />
Nah, berhubung Puspa Karsa ini bunga sakti alias juga bunga gaib, dan lokasi ekspedisi di gunung, ketika membaca saya lantas langsung merasakan bahwa akan ada yang sakti-sakti lainnya yang muncul. Dan benar saja, semakin ke belakang, semakin banyak <i>demit</i>.<br />
 </p>

<div style="text-align: justify;">Yah, gunung mana sih yang nggak punya kisah angkernya?</div>

<p style="text-align: justify;"><br />
Nah, Dee memasukan demit dan keangkeran yang umum ditemui di Gunung Lawu, meski tentu saja beberapa bagian menjadi hal yang berbeda untuk kisah <i>Aroma Karsa</i> ini. Namu, dunia berdasarkan mitologi Jawa (benar bisa disebut begini kan ya?) karangan Dee ini hanya muncul riak di permukaannya saja. Dalam 724 halaman, Dee lebih banyak memperkenalkan pembaca pada karakternya dan interaksinya, bukan pada dunia yang dibangun olehnya.<br />
<br />
Alhasil, saya merasa <i>world building </i>dalam <i>Aroma Karsa </i>ini tidak memuaskan.<br />
<br />
<b>Penutup</b><br />
<br />
Terlepas dari itu semua, <i>Aroma Karsa </i>adalah buku fantasi, misteri, petualangan yang mengaggumkan! Penuturan Dee yang piawai dan kisah yang membuat penasaran setengah mati merupakan poin menarik pertama yang disuguhkan. Namun, justru bab-bab terakhirlah yang membuat <i>Aroma Karsa </i>ini berakhir lura biasa.<br />
<br />
Meski dimulai dengan lambat, bagian terakhir <i>Aroma Karsa </i>ini menguarkan ketegangan. Lalu, Dee pun berhasil menutup <i>Aroma Karsa </i>dengan akhir yang bikin saya cuma bisa melongo.<br />
<br />
Oya, porsi <i>romance </i>dalam kisah ini pun cukup, tidak berlebihan, tidak juga kurang. Dee berhasil menuliskan kisah yang menjadikan asmara sebagai penggerak cerita tanpa membuat kisah Jati dan Suma ini menjadi sebatas drama percintaan.</p>

<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">"Asmara. Tidak bisa dipahami, cuma bisa dirasakan akibatnya." (h. 661)</blockquote>

<p> (Teks: http://www.bymissfiore.com/2018/04/aroma-karsa.html)</p>publisis-bentang-pustaka

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta