IIDN Semarang Antusias Berkunjung Ke Bentang
Pagi itu Kamis (7/01), kantor Bentang Pustaka telah ramai oleh aktivitas stafnya. Nampak kesibukan yang sedikit berbeda, karena beberapa staf menyiapkan jajaran kursi, meja, dan LCD. Ternyata setelah seluruhnya siap, kantor Bentang kedatangan serombogan ibu-ibu muda dari Semarang yang mengatasnamakan diri mereka sebagai IIDN, Ibu-Ibu Doyan Nulis. 21 ibu yang beberapa mengajak serta buah hati mereka, seketika memenuhi lantai dasar kantor Bentang Pustaka.
Kunjungan IIDN Semarang ke Bentang disambut hangat oleh seluruh staf Bentang. Pada mulanya, CEO Bentang Pustaka, Salman Faridi, memperkenalkan lebih dalam mengenai Bentang Pustaka, dan mengajak para ibu untuk berdiskusi tentang industri buku saat ini. Karena senang menulis, tentu saja sebagian besar anggota IIDN sangat antusias menerbitkan naskahnya di Bentang.
“Menerbitkan naskah melalui Bentang itu gampang. Asal memiliki keunikan, mengandung unsur kebaruan, dan memuat diferensiasi dari naskah pada umumnya, pasti akan kami pertimbangkan,” tegas Salman.
Diskusi semakin seru ketika menjelang siang, pemimpin redaksi Bentang, Imam Risdiyanto, dan editor nonfiksi Bentang, Nurjannah Intan, membocorkan trik agar naskah mudah diterima oleh editor, khususnya bagi penulis pemula.
“Bentang senantiasa menjaga agar buku-buku yang diterbitkan selalu berasal dari penulis yang kredibel. Namun, tak menutup kemungkinan penulis baru dapat menerbitkan naskah di Bentang. Tenang saja, peluang itu pasti ada,” kata Imam.
Animo anggota IIDN sangat tinggi terbukti dari diskusi yang berlangsung ramai, dan besarnya antusias ibu-ibu untuk lolos seleksi penerbitan naskah. Menjelang siang, acara diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan IIDN kepada Bentang Pustaka, dan sebaliknya. Namun, tak cukup sampai di situ, karena acara masih berlanjut dengan bincang informal bersama staf Bentang Pustaka.
Pagi itu Kamis (7/01), kantor Bentang Pustaka telah ramai oleh aktivitas stafnya. Nampak kesibukan yang sedikit berbeda, karena beberapa staf menyiapkan jajaran kursi, meja, dan LCD. Ternyata setelah seluruhnya siap, kantor Bentang kedatangan serombogan ibu-ibu muda dari Semarang yang mengatasnamakan diri mereka sebagai IIDN, Ibu-Ibu Doyan Nulis. 21 ibu yang beberapa mengajak serta buah hati mereka, seketika memenuhi lantai dasar kantor Bentang Pustaka.
Kunjungan IIDN Semarang ke Bentang disambut hangat oleh seluruh staf Bentang. Pada mulanya, CEO Bentang Pustaka, Salman Faridi, memperkenalkan lebih dalam mengenai Bentang Pustaka, dan mengajak para ibu untuk berdiskusi tentang industri buku saat ini. Karena senang menulis, tentu saja sebagian besar anggota IIDN sangat antusias menerbitkan naskahnya di Bentang.
“Menerbitkan naskah melalui Bentang itu gampang. Asal memiliki keunikan, mengandung unsur kebaruan, dan memuat diferensiasi dari naskah pada umumnya, pasti akan kami pertimbangkan,” tegas Salman.
Diskusi semakin seru ketika menjelang siang, pemimpin redaksi Bentang, Imam Risdiyanto, dan editor nonfiksi Bentang, Nurjannah Intan, membocorkan trik agar naskah mudah diterima oleh editor, khususnya bagi penulis pemula.
“Bentang senantiasa menjaga agar buku-buku yang diterbitkan selalu berasal dari penulis yang kredibel. Namun, tak menutup kemungkinan penulis baru dapat menerbitkan naskah di Bentang. Tenang saja, peluang itu pasti ada,” kata Imam.
Animo anggota IIDN sangat tinggi terbukti dari diskusi yang berlangsung ramai, dan besarnya antusias ibu-ibu untuk lolos seleksi penerbitan naskah. Menjelang siang, acara diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan IIDN kepada Bentang Pustaka, dan sebaliknya. Namun, tak cukup sampai di situ, karena acara masih berlanjut dengan bincang informal bersama staf Bentang Pustaka.
@fitriafarisabentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!