Di “Kubus”, penjara supercanggih Israel, Nahr mengenang hari-hari kemarin; Ketika dia kawin muda dan ditinggal minggat suami dan jadi warga kelas dua di Kuwait, terusir ke Yordania, lalu jatuh cinta pada gerilyawan di Palestina tanah leluhurnya.
Hidup Nahr babak belur. Digebuk kuasa dengan banyak alias: Zionis, Imperialis, Patriarki. Namun, Nahr tetap bertahan, puluhan tahun dipenjara—belasan tahun di Kubus, belasan tahun di dunia tanpa cinta—untuk menunaikan tugas mahaberat: tetap hidup.