Diary of a Void
Rp79.000
Sebegitukah kejamnya dunia kerja terhadap perempuan? Nyatanya memang begitu. Apa harus “hamil” dulu supaya mendapat perlakuan yang layak?
Itulah yang dilakukan Shibata. Tepat setelah mengumumkan kehamilannya, kehidupan Shibata berubah 180 derajat. Karyawati itu kini tak perlu mengurus pekerjaan yang bukan tanggung jawabnya. Tak ada lagi cangkir-cangkir yang harus dicuci, tumpukan sampah yang harus dibuang, atau bahkan camilan yang harus dia bagikan. Para lelaki di divisinya pun kocar-kacir. Kalau bukan Shibata, lantas siapa yang akan membuatkan kopi untuk menjamu para klien?
Shibata sangat menikmati setiap momen selama “kehamilannya”, termasuk rutin mengikuti kelas aerobik ibu hamil. Dia bahkan mulai bergaul dengan ibu-ibu muda lainnya. Shibata merasa lebih hidup meski harus menyimpan kebohongan besar. Perlahan-lahan, semua sandiwara itu mulai menjadi kenyataan. Buku harian kehamilannya berubah menjadi nyawa yang menghidupkan “sesuatu” dalam dirinya.