The Chocolate Chance Dipinang Dari Hati Film

the chocolate chanceJendela besar itu selalu diam.

Di sekelilingnya, mengapit dinding dari bata merah kecoklatan, yang syarat nilai artisitk dan vintage a la Eropa. Di lantai dasar, pintu berdaun dua dan bercat coklat tua ? yang bagai siraman cokelat, juga diam tak bergeming, menjadi saksi bisu sekeliling. Di atas daun pintu itu, melengkung luwes kanopi bercat coklat muda.

Pintu besar itu juga diam.

Memperhatikan kehangatan Orvala dan Aruna dengan seksama. Aroma soleil choco, perbincangan yang kadang disisipi kelakar, hingga derap-derap langkah yang lalu lalang di sekitaran kaki-kaki meja dan kursi. Sampai pada suatu hari, Juno datang membawa kisah masa lalunya, meminta jawaban pada Orvala dan Aruna.

Maka, Fedde Velten Cafe pun tetap diam.

Menjadi pendengar terbaik yang tak butuh didengarkan. Menjadi pengamat pertama yang tak perlu diperhatikan. Menjadi awal sekaligus akhiran, bagi kisah cinta segitiga yang tertatih menemukan jalan pulangnya.

Itulah sekelumit cerita dari kafe yang terletak di kawasan Kota Lama, Semarang. Fedde Velten Cafe milik Aruna, tak akan kehabisan cerita jika memang ia diminta. Kisah cinta Aruna dan Orvala, kebahagiaan Orvala akan mimpinya yang jadi nyata, hingga kembalinya Juno menjadi sosok tengah di antara dua orang yang telah lama dikenalnya. The Chocolate Chance: Manisnya cintamu, hangat merengkuhku.

                Ditulis oleh Yoana Dianika, buku ini terbit pada tahun 2013. Bercerita tentang perjalanan hidup, mimpi, hingga kisah cinta yang tertuang dalam cokelat yang disesap tiga orang penggilanya, Orvala, Aruna, dan Juno. Lewat tulisannya, Yoana tak hanya berhasil merebut hati pembaca dalam negeri, namun juga mancanegara. Tebukti, setahun setelah diterbitkan Bentang, Lejen Press memutuskan untuk menerbitkan The Chocolate Chance dalam bahasa Melayu, dengan judul Coklat.

Setelah sukses menggondol perhatian pembaca hingga Malaysia, Yoana patut berbangga kembali tahun ini. Sebab, The Chocolate Chance resmi dipinang Dari Hati Film untuk diangkat ke layar lebar.

“Saya suka cerita The Chocolate Chance, dan kebetulan saya juga penggemar cokelat. Jadi, sebagai sutradara, akan lebih mudah memahami dalam proses pembuatan film, termasuk konten ceritanya,” aku Jay Sukmo, sutradara The Chocolate Chance.

Jay menambahkan, setelah membaca novel The Chocolate Chance, ia dan produser Dari Hati Film kepincut dengan ide ceritanya.

“Ada big idea yang bisa diambil di sini. Yaitu kesempatan cinta antara Aruna dan Juno, bahwa cinta itu tak pernah menanti,” kata Jay.

Jelas ini menjadi kabar gembira bagi penggemar novel The Chocolate Chance. Selain dapat bernostalgia dengan para tokohnya, pembaca dapat bersiap untuk menjadi penonton yang menikmati visualisasi soleil choco, serta keanggunan Fedde Velten Cafe.

@fitriafarisa the chocolate chanceJendela besar itu selalu diam.

Di sekelilingnya, mengapit dinding dari bata merah kecoklatan, yang syarat nilai artisitk dan vintage a la Eropa. Di lantai dasar, pintu berdaun dua dan bercat coklat tua ? yang bagai siraman cokelat, juga diam tak bergeming, menjadi saksi bisu sekeliling. Di atas daun pintu itu, melengkung luwes kanopi bercat coklat muda.

Pintu besar itu juga diam.

Memperhatikan kehangatan Orvala dan Aruna dengan seksama. Aroma soleil choco, perbincangan yang kadang disisipi kelakar, hingga derap-derap langkah yang lalu lalang di sekitaran kaki-kaki meja dan kursi. Sampai pada suatu hari, Juno datang membawa kisah masa lalunya, meminta jawaban pada Orvala dan Aruna.

Maka, Fedde Velten Cafe pun tetap diam.

Menjadi pendengar terbaik yang tak butuh didengarkan. Menjadi pengamat pertama yang tak perlu diperhatikan. Menjadi awal sekaligus akhiran, bagi kisah cinta segitiga yang tertatih menemukan jalan pulangnya.

Itulah sekelumit cerita dari kafe yang terletak di kawasan Kota Lama, Semarang. Fedde Velten Cafe milik Aruna, tak akan kehabisan cerita jika memang ia diminta. Kisah cinta Aruna dan Orvala, kebahagiaan Orvala akan mimpinya yang jadi nyata, hingga kembalinya Juno menjadi sosok tengah di antara dua orang yang telah lama dikenalnya. The Chocolate Chance: Manisnya cintamu, hangat merengkuhku.

                Ditulis oleh Yoana Dianika, buku ini terbit pada tahun 2013. Bercerita tentang perjalanan hidup, mimpi, hingga kisah cinta yang tertuang dalam cokelat yang disesap tiga orang penggilanya, Orvala, Aruna, dan Juno. Lewat tulisannya, Yoana tak hanya berhasil merebut hati pembaca dalam negeri, namun juga mancanegara. Tebukti, setahun setelah diterbitkan Bentang, Lejen Press memutuskan untuk menerbitkan The Chocolate Chance dalam bahasa Melayu, dengan judul Coklat.

Setelah sukses menggondol perhatian pembaca hingga Malaysia, Yoana patut berbangga kembali tahun ini. Sebab, The Chocolate Chance resmi dipinang Dari Hati Film untuk diangkat ke layar lebar.

“Saya suka cerita The Chocolate Chance, dan kebetulan saya juga penggemar cokelat. Jadi, sebagai sutradara, akan lebih mudah memahami dalam proses pembuatan film, termasuk konten ceritanya,” aku Jay Sukmo, sutradara The Chocolate Chance.

Jay menambahkan, setelah membaca novel The Chocolate Chance, ia dan produser Dari Hati Film kepincut dengan ide ceritanya.

“Ada big idea yang bisa diambil di sini. Yaitu kesempatan cinta antara Aruna dan Juno, bahwa cinta itu tak pernah menanti,” kata Jay.

Jelas ini menjadi kabar gembira bagi penggemar novel The Chocolate Chance. Selain dapat bernostalgia dengan para tokohnya, pembaca dapat bersiap untuk menjadi penonton yang menikmati visualisasi soleil choco, serta keanggunan Fedde Velten Cafe.

@fitriafarisabentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta