Tag Archive for: Self Improvement

Filsafat kehidupan membosankan: Patung Filsafat Tokoh Filsuf Marcus Aurelius, Seneca, Epictetus

Filsafat Kehidupan Membosankan, Kata Siapa? Inilah Beberapa Alasan Filsafat Membantu Menyelesaikan Permasalahanmu!

Filsafat kehidupan membosankan! Sangatlah monoton! Gelap! Tidak ada cerita seru dan gambar bergeraknya!

Boleh kita beranggapan seperti itu. Memang pada kenyataannya, berbagai buku, film, ataupun musik bergenre filsafat tidaklah sama dengan yang lainnya. Gambar menarik tak ada, sekalinya ada itu pun hitam putih berlatar belakang seorang filsuf.

Namun, adakalanya kita menilik lebih lanjut untuk apa filsafat kehidupan lahir dan hadir kalau tidak berguna memberikan pencerahan terhadap kegelapan hidup kita. Justru, ketika saya menuliskan hal ini, masih saja ada yang berpendapat bahwasanya filsafatlah yang membuat hidup menjadi gelap gulita. Tak apa, dengan adanya kamu membaca artikel ini hingga selesai, kita akan memiliki sudut pandang pemikiran yang lebih luas dan mampu berkaca pada ilmu filsafat.

Baca Dulu: Sakit Hati Berkepanjangan? Kendalikan Diri dengan Ekspektasimu Sendiri!

Filsafat Kehidupan Membosankan? Nyatanya Berawal dari Pengalaman Hidup

Empirisitas filsafat kehidupan tidak lain, ya, bermula dari pengalaman hidup itu sendiri. Saya mengambil contoh yang pernah dihadapi oleh Jules Evans, salah seorang penulis sekaligus praktisi filsafat di London. Semasa mudanya, ia dikelilingi dengan permasalahan hidup yang hampir serupa dengan kita: quarter life crisis, kesulitan mengendalikan emosi, dan bahkan sekecil permasalahan ditinggal pergi sahabat atau kesayangannya menjauh.

Mulai dari kompleksitas permasalahannya, ia beranjak dari duduk perkara dan memulai menuangkan kisah pembelajaran hidup yang berarti ke dalam sebuah buku. Faktanya, hidup kehilangan arah tak selamanya memberikan dampak buruk jika kita tak menginterpretasikannya ke dalam hal-hal buruk tersebut. Memang, pikiran manusia senang sekali melanglang buana. Maka dari itu, patutlah kita untuk terus mengontrolnya.

Perpaduan Ilmu Filsafat dan Psikologi

Jules Evans, selaku penulis buku Philosophy for Life And Other Dangerous Situations, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Bentang Pustaka ini telah menuangkan segala pengalaman hidupnya ke dalam buku yang memadukan ilmu filsafat dan psikologi.

Di dalam bukunya tersebut, memberikan rasa yang berbeda dari buku-buku filsafat atau bahkan pengembangan diri lainnya. Mengapa? Karena, Jules Evans menggabungkan ilmu psikologi dan filsafat. Jules Evans berani menggabungkan kedua ilmu tersebut karena memang sudah bertahun-tahun ia mengurus klub filsafat dan menjadi pembicara sebagai seorang praktisi filsafat di seluruh dunia. Karya-karya yang lainnya bisa ditengok di Wall Street Journal, The Times, Spectator, Prospect, dan Psychologies.

Obat untuk Jiwa

Dalam menjalani kehidupan, kita terus disibukkan dengan hal-hal yang bersifat duniawi dan hal-hal luar yang semestinya jauh dari jangkauan kita. Artinya, kita terlalu mengurusi segala hal yang bukan menjadi kendali kita, namun kita menaruh ekspektasi besar di sana. Alhasil, sering kita terima kenyataan hidup pahit yang tiada henti, kekecewaan yang tak kunjung reda, dan emosi yang selalu membara setiap saat.

Ada celah di dalam filsafat kehidupan masuk ke dalam permasalahan tersebut. Mudah kita pahami, bahwa filsafat kehidupan mampu digunakan sebagai obat untuk jiwa. Salah seorang filsuf, Socrates, pernah memberikan catatan optimistis kalau sebenarnya kita sebagai manusia punya daya untuk menyembuhkan luka diri sendiri. Kita dapat menguji prinsip, memilih untuk mengubahnya, dan hal tersebut akan mengubah emosi kita.

Montaigne pun menyahut Socrates dengan jawaban sarkasme untuk kita semua, bahwa memang kita sebenarnya lebih kaya daripada yang kita pikir. Namun, kita lupa kekuatan itu ada di dalam diri kita, sehingga kita mengemis ke sana kemari di luar sana.

Saya jadi teringat oleh perkataan Rob Lewis, salah satu pendiri gerakan Philosophy in Pubs (PIP), “Mempraktikkan filsafat membantuku mengatasi rasa terkucil yang kadang melanda kebanyakan kita, yang muncul karena berada di tengah masyarakat yang ingin menghakimi kita dan melihat kesempatan hidup macam apa yang layak untuk kita peroleh.”

3 poin di atas bisa dijadikan alasan kuat kenapa buku filosofi yang baru saja diterbitkan Bentang Pustaka bisa segera meredakan kembimbangan hidup ataupun menyelesaikan masalahmu. Sebenarnya, ada satu lagi yang menjadi paket komplet untuk melengkapinya, kelengkapannya ada di dalam buku Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya. Ikuti masa pre-order­-nya hingga 11 Oktober mendatang di bit.ly/pesanfilosofi.

Teruntuk yang hidupnya sedang tak baik-baik saja, semoga lekas pulih dengan segera, ya!

Pamungkas Adiputra.

 

Introspeksi Diri: Sudahkah Dirimu Berkaca pada Langkahmu Sendiri?

Introspeksi diri bagi beberapa orang menjadi sebuah kelalaian yang sering terjadi. Bercakap dengan lantang, namun enggan untuk membuka diri demi kesiapan yang matang. Benar, kesiapan diri ketika akan menginjak proses pendewasaan. Cukup rumit, bisa dijabarkan?

Sebuah proses introspeksi diri itu berkaitan juga dengan proses menghargai diri sendiri dan hal-hal yang ada di sekitar kita. Bagaimana sudut pandang kita arahkan dengan sebijak mungkin, tanpa ada hati yang merasa tersakiti, termasuk kita.

Kadang kala, introspeksi diri menjadikan kita bisa becermin terhadap diri sendiri, tanpa harus menyalahkan orang lain dalam suatu kondisi yang kita alami. Namun, bagaimana proses yang tepat? Apakah kita sudah mampu menjadikan diri kita sebagai tumpuan bijak? Mulai sekarang, renungkan hal-hal kecil yang mampu menjadikan dirimu lebih bisa menatap lebih dalam arti sebuah kehidupan, salah satu halnya dengan berbenah diri atau koreksi diri.

Baca Juga: Kontrol Diri, Mengendalikan Marah dengan Beberapa Pesan dari Seneca, si Filsuf Stoa

Introspeksi Diri dengan Mengurangi Penghakiman Diri

Era kini memang segalanya bisa cas cis cus dengan gampang, namun tentunya tidak bisa diselaraskan dengan penghakiman. Belum terbukti suatu kabar atau berita perihal kebenarannya, kita sudah bersuara dengan lantang saja, seolah-olah sudah seperti sumber utama. Alhasil, memberikan justifikasi tersendiri. Iya kalau benar, bagaimana jikalau salah?

Introspeksi diri yang paling awal dengan menghindari adanya penghakiman diri, baik terhadap diri sendiri dan orang lain. Memberikan tafsiran tersendiri tanpa mengetahui kebenarannya sesungguhnya hanya merugikan kita sebagai manusia yang sebenarnya sudah dibekali dengan akal dan pikiran yang bisa digunakan untuk berwawasan luas.

Jadikan Dirimu sebagai Alarm Diri

Kalau hidup itu perihal saling mengingatkan, berarti diri kita bisa dijadikan sebagai sebuah perantara antar-ikatan. Ikatan dengan diri sendiri, alam, dan Tuhan sebagai Sang Maha Pencipta. Sikapilah hal-hal yang membuat kita lupa diri dengan rendah hati. Jangan selalu menuntut semesta harus berbaik hati ini-itu kepada kita, justru kitalah yang semestinya menjadi roda penggerak utama (setelah Sang Pelaksana, Tuhan, mengilhami kita).

Baik buruknya tingkah laku atau perkataan juga cerminan diri. Penilaian sepenuhnya ada pada orang-orang yang melihatnya. Kita, sebagai sosok si pemiliki diri, wajibnya menunaikan hal-hal yang tidak lebih dari batasnya. Maka dari itu, adanya introspeksi berguna untuk menuntun kita ke arah yang lebih baik dari kehidupan sebelumya.

Bentuklah karakter diri yang mampu selaras dengan bumi. Jadilah manusia yang mampu mengilhami jiwa dan raga dalam ruhnya. Temukan filosofi hidup lainnya dalam buku yang bertajuk Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya melalui masa pre-order-nya di Bentang Pustaka pada tanggal 1-11 Oktober 2020 mendatang.

Selamat berproses, ya!

Pamungkas Adiputra.

Kumpulan Buku Bacaan Nonfiksi

10 Bacaan Nonfiksi untuk Kamu yang Dijamin Nggak Bikin Ngantuk!

Bacaan nonfiksi jarang sekali saya temui dalam daftar belanjaan buku teman-teman. Berbagai alasan pun dilontarkan. Mulai dari ada yang belum sempat memasukkan ke daftar belanjaan bacaan, hingga alasan klise yang membuat seolah-olah muak atau lebih baik undur diri jika disuguhkan dengan bacaan nonfiksi.

Apa yang salah dengan bacaan nonfiksi? Jikalau para buku nonfiksi bisa bersuara, pastilah mereka tertegun dan meronta-ronta kepada kita alasan jarang sekali untuk disentuh dan dibaca. Sungguh malang nasibmu, Nak!

Artikel kali ini hadir untuk Sahabat Bentang yang sedang: (1) merasa bosan dengan kumpulan buku as known as ingin keluar dari zona nyaman; (2) memiliki buku bacaan nonfiksi yang tak mudah membuat kantuk, dan atau; (3) para pencinta buku nonfiksi yang hendak mencari rekomendasi buku apa lagi yang sekiranya bisa masuk ke daftar belanjaan. Mari kita simak~.

Mengheningkan Cinta

Bacaan nonfiksi pertama untuk kalian yakni yang sedang gundah gulana terkait diri sendiri pada saat ini, masa depan, ataupun masa lalu. Mengheningkan Cinta hadir untuk memberikan sisi terbaik dari hati yang terluka, yaitu dengan penerimaan diri yang berharga.

Meskipun ada kata “cinta” di bagian judulnya, karya dari Mas Adjie Santosoputro ini sejatinya membantu kita semua yang sedang terluka bukan hanya karena asmara, melainkan juga bagaimana menyembuhkan luka batin yang sedang mendera.

Kalian akan bertemu dengan sosok Sunyi jika membaca buku ini. Siapa Sunyi? Ada hubungan apa Mas Adjie dengannya? Intip lebih jauh di dalam bukunya, ya!

Dear Tomorrow

Kadang kala, kita merasa khawatir dengan masa depan kita. Pencapaian apa saja yang dibutuhkan pada masa depan? Apakah masa depan kita akan gemilang? Sesuai rencana? Hal-hal apa saja yang dibutuhkan diri kita agar bisa mencapai target impian yang sedang membumbung tinggi? Karya dari Maudy Ayunda jawabannya!

Notes to My Future Self. Sebuah kompilasi perjalanan hidup Maudy yang dikemas dalam perspektif menarik menjadi sebuah buku. Berbagai tips berupa pengembangan diri akan kalian temukan melalui buku ini.

The Moment of Lift

Selama dua puluh tahun terakhir, Melinda Gates telah menjalankan misi demi menemukan solusi bagi orang-orang dengan kebutuhan paling mendesak, di mana pun mereka tinggal. Dalam buku yang menyentuh hati dan memikat ini, Melinda Gates membagikan inspirasi berharga dari orang-orang inspiratif yang dia temui selama bekerja dan bepergian ke seluruh dunia. Beberapa cerita akan membuat hati kita hancur, tetapi cerita-cerita yang lain mampu melambungkan harapan. Para pahlawan ini telah membangun sekolah, menyelamatkan hidup, mengakhiri perang, memberdayakan anak perempuan, dan mengubah budaya.

Sepanjang perjalanan ini, satu hal semakin jelas bagi Melinda Gates: jika kalian ingin mengangkat masyarakat, kalian harus berhenti menekan perempuan. Dia telah membuktikan bahwa hanya cara inilah yang memberikan lebih banyak kesempatan untuk mengubah dunia—dan diri kita sendiri.

Apa yang Benar, Bukan Siapa yang Benar

Apa yang Benar, Bukan Siapa yang Benar merupakan tulisan terbaru bergaya novel karya Cak Nun, yang membahas interaksi antara Simbah bersama tiga penerusnya dengan watak dan latar belakang yang berbeda: Gendhon, Pèncèng, dan Beruk dalam memaknai setiap tujuan hidup manusia serta dinamika di dalamnya.

Buku ini banyak melibatkan fenomena yang terjadi masa kini dan lampau, mulai dari agama, politik, budaya, sejarah, hingga kehidupan setelahnya, yang seolah mengajak kita berkaca kembali, apakah Indonesia saat ini sudah tercipta sesuai dengan harapan para pendahulunya?

Kalian juga masih bisa mengikuti pre-order buku Cak Nun melalui laman Cak Nun Mencari Kebenaran.

TRUTH: Temukan Rasa Utuhmu, Temukan Hidup

Setelah mengajak pembaca menerima diri sendiri lewat buku pertamanya, Hati yang Gembira Adalah Obat (2016), Sophie kembali menguraikan sekelumit pikiran dan segenap hatinya untuk bertutur melalui buku ini. Kali ini, Sophie mengajak kita untuk berpikir bersama-sama, sembari menemukan “rasa utuh” dalam diri. Sebuah kelanjutan proses setelah dapat menerima diri sendiri.

Tanpa sadar, jika ditempa masalah kita mungkin terbiasa mendengar saran selayaknya: Forgive yourself and move on …. Namun, dalam kenyataannya, kok, tidak bisa semudah itu, ya? Rupanya ada satu faktor yang terlupa, faktor yang justru lebih penting daripada diri kita, yaitu tentang DARI MANA semua—termasuk diri ini—bermula. Alasan mendasar diri kita bisa hadir saat ini, hidup dan berkarya di bumi, adalah Sang Pencipta, Sang Maha Kasih, DIA yang selalu siap mengampuni dan menerima kita apa adanya. Semua orang ingin diterima, kan, keberadaannya? Jawabannya pasti, ya.

Baca Juga: Fiksi atau Nonfiksi: Mau Menulis yang Mana?

Talijiwo dan Senandung Talijiwo

Manusia harus saling mengingatkan pada kebaikan karena hutan, gunung, sawah, dan lautan hanya bisa mengingatkan kita kepada mantan.

Demi itu buku ini ada. Namun, Sujiwo Tejo tak ingin mendudukkan kalian sebagai pembaca, Sujiwo Tejo ingin mengajakmu duduk sebagai teman ngobrol.

Banyak jalan menuju Roma, tapi tak ada yang sepasti setiap jalan menuju takdir. Saat dipamiti adik atau anak ke sekolah, kita menjelma sebagai kakak atau orang tua. Bertemu teman kuliah atau sejawat kantor, mendadak kita menjadi sohib atau saingan. Sepernano detik yang lalu, kamu kekasihnya dan kini malah menjadi mantannya.

Begitulah. Hidup selalu bergerak seperti kisah-kisah Talijiwo yang hendak  diobrolkan kepadamu. Aku akan mendengarmu. Dengar aku juga. Siapa tahu setiap kata yang kuobrolkan, mengandung senandung untuk kita nyanyikan berdua.

Alasan Kita Rela Menderita

Penulis buku terlaris dan pembicara TED Talks yang terkenal, Dan Ariely, mengungkapkan wawasan baru yang menarik tentang motivasi—betapa upaya ini jauh lebih kompleks daripada yang pernah kita bayangkan. Setiap hari kita bekerja keras untuk memotivasi diri kita sendiri, orang-orang yang tinggal bersama kita, maupun orang-orang yang bekerja bersama kita. Dengan semua upaya itu, apa yang sesungguhnya melandasi kita untuk berusaha mencapai sesuatu yang sulit dan menantang, meski prosesnya cukup menyakitkan? Apa yang sesungguhnya membuat kita rela menderita demi mencapai keinginan kita?

Dalam buku ini, Ariely menyajikan serangkaian riset eksperimentalnya. Ia mendatangi kantor Intel dan melakukan tes tentang hubungan peningkatan kinerja dan bonus, mengunjungi pasien dengan luka bakar akut yang tengah berjuang untuk sembuh, hingga menelisik dorongan sederhana mengapa orang-orang rela bersusah payah dan menghabiskan waktu merakit produk IKEA dengan petunjuknya yang rumit. Semua ini bertujuan menemukan akar motivasi—cara kerjanya dan bagaimana kita dapat menggunakan pengetahuan ini untuk memutuskan pilihan-pilihan penting dalam kehidupan kita sendiri.

The Naked Traveler 8: The Farewell

Trinity menumpahkan hal-hal seru, yang bikin senang, kesal, geli, haru, sedih, dan bikin nagih―semua lagi-lagi menularkan virus untuk traveling. Dari perjalanan menyaksikan pesona Iceland yang overrated, menikmati megahnya alam Afganistan dari perbatasaan saat road trip di Asia Tengah, merasakan atmosfer Islam di Iran, menderitanya menjadi traveler difabel, hingga mencoba peruntungan kencan online di Eropa.

The Life-Changing Magic of Tidying Up

Konsultan berbenah asal Jepang, Marie Kondo, memperkenalkan metode merapikan yang ampuh tiada duanya, KonMari. Keampuhan metode yang kini semakin marak diterapkan di Jepang dan telah dikemas dalam program televisi laris, Tidy Up with KonMari! ini telah menular ke seluruh dunia. Saking ampuhnya, tak seorang pun klien Kondo kembali ke kebiasaan berantakan (dan calon kliennya harus masuk daftar tunggu selama tiga bulan).

Keuntungan kalian jika mendapatkan buku ini ialah: menjadi klien jarak jauh Kondo, menentukan barang-barang mana saja di rumah Anda yang “membangkitkan kegembiraan” dan mana yang tidak. Memulai kebiasaan berbenah yang efektif dengan sistem berbenah berdasarkan kategori. Membabat habis situasi berantakan, hingga menikmati efek ajaib dari rumah yang rapi—beserta pikiran damai yang mengikutinya.

Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner

Bacaan nonfiksi terakhir yaitu Rudy Habibie. Kisah dalam buku ini merupakan kumpulan cerita B.J. Habibie yang belum diceritakan sebelumnya. Ini adalah kisah tentang perjalanan tumbuh dewasa seorang anak laki-laki dan Indonesia yang masih belia.

Tak banyak yang tahu bahwa cita-cita membangun industri pesawat terbang untuk Indonesia justru diawali oleh ketakutan Rudy akan burung besi pada masa Perang Dunia Kedua. Tak banyak juga yang tahu kisah cinta tersembunyi Rudy sebelum akhirnya ia bertemu Ainun, cinta sejatinya, dan fakta bahwa Rudy tak terlalu suka kata “mimpi” sebagai kata ganti hal yang sangat diinginkannya. Baginya, “cita-cita” adalah kata yang lebih menjejak dan nyata.

Rekomendasi dari saya sudah cukup menarik, bukan? Sebenarnya, masih ada banyak lagi bacaan nonfiksi yang bisa membuat jatuh hati, tetapi sudikah dirimu untuk mengintip lebih jauh di mizanstore.com the one and only? ^^

Salam,

Pamungkas Adiputra

Karir Gemilang Maudy dan beberapa tips untuk kamu

Karir Gemilang Maudy Seperti Apa? Ini Beberapa Nasihat untuk Kamu!

Karir Gemilang Maudy: Sukses dan berhasil bukan semata-mata karena privilese, melainkan lahir dan terbentuk dari pola pemikiran yang ditata apik sedemikian rupa.

Karir Gemilang Maudy: Kalau ngobrolin soal privilese, saya meyakini setiap orang memilikinya, kok! Saya percaya juga dengan beberapa pemikiran masyarakat jika privilese yang dimiliki segelintir orang tertentu dengan yang lain berbeda. Misalkan, ketika si A memiliki latar belakang dengan kedua orang tua yang mumpuni secara finansial dan lain hal, tentunya si anak juga memiliki langkah yang berprospek ke depannya. Berbeda halnya dengan si B yang berasal dari keluarga yang dikatakan jauh dari kata layak perihal finansial, pastinya langkah yang dijangkau oleh si B harus lebih ekstra.

Terlepas dari itu semua, percayalah, semuanya masih berpeluang untuk maju dan berkembang sesuai dengan pilihan kita. Ada banyak jalan menuju kebahagiaan yang kita ingin capai. Tolong, jangan anggap kalimat tersebut hanya bualan semata. Tujuan saya juga ingin menyadarkan beberapa orang yang masih berontak terhadap hak istimewa bahwa usaha dan kerja keras itu pasti ada hasilnya. Pun saya bukanlah motivator andal layaknya Mario Teguh maupun Merry Riana, mohon kontrol emosinya.

Cukup sekian bahasan perihal privilese, mari kita lanjut ke bahasan utama. Beberapa obrolan perihal kesuksesan di bawah ini bisa kalian renungi barangkali dapat dijadikan pencerahan.

Berhasil Melihat Berbagai Kesempatan di Sekitar

Penafsiran sukses dari Maudy Ayunda yang pertama sangatlah sederhana, tergantung dari perspektif mana kita melihatnya. Maudy Ayunda memberikan penjabaran arti sukses agar kita lebih peka terhadap sesuatu di sekitar kita. Melihat berbagai peluang yang ada, menemukan, dan menjadikannya aset untuk memulai tindakan nyata sudah termasuk arti dari kesuksesan itu sendiri.

Kita terlalu fokus pada angan-angan masa depan, sampai-sampai melupakan hal-hal bernilai di sekeliling kita. Kalau sudah seperti itu, bukan berarti saya melarang jika tidak boleh memikirkan masa depan. Justru kita semua wajibnya berprospek demi karier mendatang dari berbagai celah selagi ada kesempatan.

Pesan Kak Maudy, selagi masih muda, teruslah eksplorasi diri kita. Bagian mana yang perlu kita unggulkan, cari tahu bakat dan minat kita dari sisi mana. Jika ada kesempatan emas di samping atau depan kita, jangan pernah ragu untuk menjajakinya. Dari situ siapa tahu kita memiliki kacamata yang lebih luas sehingga tak ragu lagi memilih fokus atau konsentrasi yang ingin digeluti.

Memiliki Energi Positif untuk Lingkungan dan Dunia

Setelah berhasil menerjemahkan arti sukses dari melihat berbagai kesempatan di sekitar kita, langkah selanjutnya yaitu sukses ketika kita membawa energi positif lalu dibagikan ke khalayak luas. Tentunya, setelah kita semua menuntaskan suatu pekerjaan yang kita peroleh, alangkah berartinya jika ilmu beserta hal-hal baik yang dapat menunjang pengembangan diri dapat disebarkan kepada orang lain pula.

Baca Juga : Khawatir Besok Mau Jadi Apa? Ini Kata Maudy Ayunda

Berhasil Mengalahkan Keinginan untuk Menyerah

Tak bisa dimungkiri, Maudy Ayunda pernah mengalami titik terendah dalam hidupnya. Banyak orang beranggapan bahwa Maudy merupakan sosok yang sempurna dan tak ada sisi buruknya. Namun, tidak dengan segelintir orang yang mengolok-olok gigi Maudy Ayunda layaknya gigi kelinci, tubuh terlalu kurus, dan kulit tak secerah konstruksi sosial yang terbentuk. Bahagianya, Maudy mengempas celaan itu semua dengan cara berdamai dengan diri sendiri.

Oleh karena itu, ia membeberkan obrolan kesuksesan yang ketiga mengenai cara kita bisa segera bangkit dari keterpurukan dan menambalnya dengan prestasi gemilang. Saya juga yakin kalau setiap manusia memiliki keunggulannya masing-masing. Maka dari itu, keunggulan-keunggulan apa pun bisa kita bangkitkan agar orang-orang bisa menganga melihat balas dendam yang elegan versi kita.

Karir Gemilang Maudy: Ketika Kita Berhasil Mencapai Kedamaian Pikiran

Beristirahatlah sejenak. Ambisius memang boleh, tetapi jangan sampai memforsir dirimu sendiri dengan berbagai macam tekanan agar segera meraih kesuksesan. Alih-alih ingin meraih kesuksesan dengan gemilang, justru kamu akan jatuh pingsan.

Menghindari hal semacam itu, beberapa latihan seperti bermain gawai sejenak, meditasi, dan mengajak diri sendiri ngobrol, jauh lebih baik dengan harapan dan pikiran kita bisa lebih damai. Penerimaan diri di sini-kini sangat diperlukan. Orang-orang sukses di luar sana–termasuk Maudy Ayunda–bisa berhasil selain karena faktor kegigihan dalam berusaha, juga bisa pandai memanajemen olah pikir dan rasa.

Sukses ketika Kita Berhasil Mengabaikan Perkataan Negatif dari Orang Lain

Orang yang gigih hingga mengantarkannya pada pintu masuk keberhasilan tentunya tak terlepas dari halang rintang yang mengadang. Kak Maudy berpesan kepada kita semua untuk terus mengabaikan ocehan negatif dari orang lain karena jika kita menanggapi ocehan tersebut, dikhawatirkan akan berdampak pada mental kita.

Oleh karena itu, jika kita ingin mendapatkan definisi kesuksesan ini, diharapkan kita bisa menjadikan diri lebih tangguh dan kebal atas perkataan-perkataan yang tak penting. Lebih baik kita terus introspeksi diri atau berbenah diri untuk kelangsungan masa depan kita yang jauh lebih baik. Kita bisa membuktikan kepada khalayak bahwa kita bisa mengempaskan segala hal-hal buruk yang dilontarkan kepada kita.

Karir Gemilang Maudy: Berhasil Membuat Orang Tersayang Bisa Tersenyum

Satu hal yang perlu kamu pahami, ketika segala usaha yang telah kamu kerahkan itu berhasil, terlebih usaha tersebut didedikasikan untuk orang tersayang, sungguh kamu menjadi orang yang mulia. Mengapa mulia? Kamu bisa mendobrak keterbatasan diri dengan kegigihan dan berhasil membuat hati orang-orang yang kamu perjuangkan bisa senang. Mampu memuliakan diri sendiri dan orang lain merupakan salah satu ciri-ciri orang yang mampu bertanggung jawab atas segala konsistensi yang dilakoninya.

Itulah beberapa penafsiran kesuksesan menurut Maudy Ayunda, kalian bisa menemukan berbagai tips pengembangan diri lainnya melalui buku Dear Tomorrow #NotesToMyFutureSelf di laman mizanstore.com.

Salam,

Anggit Pamungkas Adiputra

 

daftar toko buku

Daftar Toko Buku Dear Tomorrow The Book

DIY dan Jawa Tengah

Gramedia Ambarukmo

Gramedia Malioboro

Gramedia Pandanaran

Gramedia Pemuda Semarang

Gramedia Satelit Hartono Mall

Gramedia Solo Square

Gramedia Sudirman

Gramedia Surakarta

Gramedia Surakarta

Togamas Affandi

Togamas Solo

Gunung Agung 13 Citraland

Gunung Agung 13 Paragon

Jawa Barat

Gramedia Bandung Super Mall

Gramedia Cirebon—Cipto

Gramedia Cirebon

Gramedia Festival City Link

Gramedia Istana Plaza

Gramedia Merdeka

Gramedia Paris Van Java

Gramedia Rita Tegal

Gramedia Tasikmalaya

Togamas Bandung

Togamas Buah Batu

Togamas Suroto

Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Luar Jakarta

Gramedia AEON

Gramedia Balekota

Gramedia BSD City

Gramedia Central Park

Gramedia Daan Mogot

Gramedia Gading Serpong

Gramedia Karawaci

Gramedia Mall Ciputra

Gramedia Matraman

Gramedia Puri Indah

Gramedia Taman Anggrek

Jakarta Selatan

Gramedia Alam Sutera

Gramedia Bintar

Gramedia Botani Square

Gramedia Cibinong City Mall

Gramedia Cijantung

Gramedia Cinere

Gramedia Ciputra Cibubur

Gramedia Depok

Gramedia Emerald Bintaro

Gramedia Harapan Indah Bekasi

Gramedia Kalibata

Gramedia Melawai baru

Gramedia MM Cileungsi

Gramedia Pejaten Village

Gramedia Pondok Indah

Gunung Agung ARION

Gunung Agung Kwitang 38

Gunung Agung Lippo KJI

Gunung Agung Margo City

Gunung Agung Resinda Karawang

Gunung Agung Senayan

Jakarta Timur dan Jakarta Utara

Gramedia Baywalk Mall—Pluit

Gramedia Cikupa

Gramedia Semanggi

Gramedia Artha Gading

Gramedia CBD Karawang

Gramedia Emporium Pluit

Gramedia Gajah Mada

Gramedia Grand Metropolitan Bekasi

Jawa Timur, Bali, dan NTB

Gramedia Bali Galeria

Gramedia Bali Level 21

Gramedia Basuki Rahmat Malang

Gramedia Ciputra World

Gramedia Expo Surabaya

Gramedia Jember

Gramedia Kediri

Gramedia Lippo Plaza SDA

Gramedia Lombok

Gramedia Madiun

Gramedia Manyar Surabaya

Gramedia Nikita Plaza

Gramedia Pakuwon Surabaya

Gramedia Royal Plaza Surabaya

Gramedia Town Square

Gramedia Tunjungan Plaza Surabaya

Gramedia Satelit Mojokerto

Jawa Timur, Bali, dan NTB

Toga Banyuwangi

Toga Diponegoro

Toga Lumajang

Toga Madiun

Toga Mas Hayam Wuruk Bali

Toga Mas Margorejo

Toga Mas Soehat Malang

Toga Mojokerto

Toga Probolinggo

Toga Singaraja

Toga UNESA

Togamas Bojonegoro

Togamas Jember Ahmad Yani

Togamas Petra

Togamas Malang

Gunung Agung 13 Galaxi Surabaya

Makassar

Gramedia Makassar Panakkukang

Gramedia Makassar Ratu Indah

Medan

Gramedia Gajah Mada

Gramedia Sun Plaza

Pekanbaru

Gramedia Sudirman Pekanbaru

Gramedia Batam BCS

Gramedia Mall Pekan Baru

Gramedia Mall SKA PKU

Bengkulu

Gramedia Bengkulu

© Copyright - Bentang Pustaka