School Refusal pada Anak, Salah Siapa?
Pernahkah mendapati si kecil di rumah mendadak sakit ketika akan berangkat sekolah padahal selama semalam ia baik-baik saja, Moms? Atau, pernahkah mendapati anak yang tiba-tiba mengeluhkan sakit perut, sakit kepala, dan sakit-sakit lainnya ketika dibangunkan pada pagi hari untuk berangkat sekolah? Atau, malah secara terang-terangan anak berkata tidak mau sekolah? Eits, jangan remehkan gejala-gejala tersebut, ya, Happy Moms! Sebab, bisa jadi si kecil sedang mengalami school refusal, nih. Wah, apa itu? Yuk, kita cari tahu bersama tentang school refusal dan bagaimana cara menanganinya! <p style="text-align: justify;">Pernahkah mendapati si kecil di rumah mendadak sakit ketika akan berangkat sekolah padahal selama semalam ia baik-baik saja, <em>Moms</em>? Atau, pernahkah mendapati anak yang tiba-tiba mengeluhkan sakit perut, sakit kepala, dan sakit-sakit lainnya ketika dibangunkan pada pagi hari untuk berangkat sekolah? Atau, malah secara terang-terangan anak berkata tidak mau sekolah? Eits, jangan remehkan gejala-gejala tersebut, ya, <em>Happy Moms</em>! Sebab, bisa jadi si kecil sedang mengalami <em>school refusal</em><em>,</em> nih. Wah, apa itu? Yuk, kita cari tahu bersama tentang <em>school refusal</em> dan bagaimana cara menanganinya!</p>
<p style="text-align: justify;">Setiap orang tua pasti ingin anaknya menjadi anak yang rajin sekolah, tidak pernah bolos, dan juga patuh ketika diperintah. Namun, bagaimana jika yang terjadi malah sebaliknya? Tentu kita sebagai orang tua yang berharap banyak pada si kecil akan merasa sedih, kecewa, bahkan memarahi anak dan menuding anak sebagai subjek yang malas. Padahal, tahukah Moms, apa yang sebenarnya terjadi pada anak di sekolah, hari-hari yang ia lewati ketika ia belajar di sekolah, dan apa yang sebenarnya ingin ia utarakan kepada kita sebagai orang tua?</p>
<p style="text-align: justify;">Sebuah studi menyebutkan bahwa di Asia sebanyak 60% wanita yang merupakan Ibu merupakan wanita karier yang bekerja dari pagi hingga sore. Wah, itu berarti sebanyak 60% wanita yang menjadi wanita karier di Asia tidak mengetahui aktivitas anaknya di sekolah. Bahkan, mungkin sering kita menemui fenomena anak diantar dan ditunggui dengan <em>baby sitter</em><em>-</em>nya. Kalau begitu, yuk, kita ubah pandangan kita dan bersikaplah adil ketika tiba-tiba gejala <em>school refusal</em> ada pada diri si kecil karena bisa jadi kita ikut menjadi penyebab anak tidak mau sekolah, Moms. Wah, jangan sampai itu terjadi, ya, <em>Happy Moms</em>!</p>
<p style="text-align: justify;">Menurut Wenar, seorang peneliti yang meneliti tentang kasus <em>school refusal</em>, mengartikan <em>school refusal</em> sebagai perilaku menghindari sekolah karena adanya tekanan emosi, perasaan takut, dan cemas menghadapi sekolah. Mereka biasanya merasa bersalah dengan meninggalkan sekolah dan rasa bersalah. Munculnya <em>school refusal</em> biasanya dikaitkan dengan faktor keluarga. Berhubungan dengan berbagai pola interaksi yang kurang sehat di dalam keluarga, misalnya adanya ketergantungan yang berlebihan antaranggota keluarga, masalah komunikasi, serta masalah pembagian peran dalam keluarga. Misalnya, anak yang dipaksakan untuk mengikuti pendidikan <em>playgroup</em> secara formal di sekolah, sedangkan umurnya belum genap 3 tahun, ketergantungan dengan sosok ibu sehingga menyebabkan <em>separation anxiety</em> atau kecemasan ketika berpisah dengan sosok ibu, atau anak merasa orang tua menyekolahkan mereka karena mereka tidak memiliki waktu untuk si kecil. Waduh, terus gimana cara agar anak mau kembali bersekolah tanpa paksaan? Jangan khawatir, <em>Moms</em>, kali ini <a href="https://www.instagram.com/bentangkids/"><span style="color:#0000CD;">Bentang Kids</span></a> akan mengulas bagaimana agar si kecil kembali bersekolah dengan perasaan senang.</p>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><strong>Selalu sempatkan waktu untuk menanyakan kabar dan bagaimana aktivitas anak di sekolah.</strong></li>
</ol>
<p style="text-align: justify;">Menyempatkan waktu untuk bertanya kabar dan bagaimana sekolah si kecil akan membuat si kecil merasa diperhatikan dan dicintai oleh orang tuanya. Selain itu, pancing anak dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti &ldquo;Dek, tadi bagaimana di sekolah, main apa saja?&rdquo; atau &ldquo;Bagaimana ibu gurunya? Cantik-cantik dan baik-baik, kan?&rdquo; atau bisa bertanya tentang teman-temannya di sekolah. Secara tidak langsung, kita akan tahu bagaimana pendapat si kecil tentang sekolah, guru, dan teman-temannya.</p>
<ol>
<li style="text-align: justify;" value="2"><strong>Beri anak <em>reward</em> karena sudah berusaha untuk sekolah dengan baik.</strong></li>
</ol>
<p style="text-align: justify;">Ketika kita mendapati anak lelah setelah seharian sekolah, usahakan dengan memberi hadiah yang bisa mengobati lelahnya. Contohnya dengan menyiapkan makan siang atau makan malam kesukaannya, membuatkan puding-puding atau camilan, dan jangan lupa berterima kasihlah karena si kecil sudah bersekolah dengan baik seharian.</p>
<ol>
<li style="text-align: justify;" value="3"><strong>Jika si kecil memaksa tidak mau bersekolah, tanyakan alasannya dengan kepala dingin dan jangan menghakimi.</strong></li>
</ol>
<p style="text-align: justify;">Jika suatu waktu anak mencoba menolak untuk berangkat sekolah, tanyakan alasannya dengan baik-baik dan mintalah kepadanya untuk menjelaskan secara rasional kenapa si kecil tidak mau ke sekolah. Selain itu, jangan coba-coba menghakiminya seperti &ldquo;Adek males banget sih, ayo sekolah.&rdquo; Label malas yang kita ucapkan akan membentuk citra negatif pada dirinya pada kemudian hari lo, <em>Moms</em>.</p>
<ol>
<li style="text-align: justify;" value="4"><strong>Konsultasikan dengan guru si kecil di sekolahnya.</strong></li>
</ol>
<p style="text-align: justify;">Jika kita sudah mengetahui penyebab anak menolak sekolah dan penyebabnya ada pada faktor eksternal (bukan dalam keluarga), mintalah bantuan guru selaku orang tua keduanya di sekolah untuk membantu memecahkan masalahnya. Jika guru tidak bisa, ajaklah anak untuk berkonsultasi dengan psikolog anak atau psikolog pendidikan yang ada ya, <em>Moms</em>.</p>
<ol>
<li style="text-align: justify;" value="5"><strong>Latihlah anak untuk menyukai sekolah.</strong></li>
</ol>
<p style="text-align: justify;">Cara terbaik untuk membuat anak menyukai sekolah adalah dengan mengubah pandangannya tentang sekolah itu sendiri. Seperti sekolah itu menyenangkan, bertemu dengan teman-teman di sekolah itu asyik, guru-guru di sekolah itu baik. Seperti buku <a href="https://mizanstore.com/pencarian/hasil_pencarian?kata_pencarian=cerita+anak+jagoan"><span style="color:#0000CD;">Seri Cerita Anak Jagoan</span></a> dari <a href="https://www.instagram.com/bentangkids/">Bentang Kids</a> yang berjudul <a href="https://mizanstore.com/cerita_anak_jagoan_lala_63663"><span style="color:#0000CD;"><em>Lala Senang Sekolah</em></span></a> yang akan membantu si kecil belajar mencintai sekolahnya, <em>Moms</em>. Yuk, dikoleksi!</p>
<p style="text-align: justify;">&nbsp;</p>
<p style="text-align: justify;">Diolah dari berbagai sumber.</p>
<p style="text-align: justify;">Sumber gambar : www.tumblr.com</p>Larasati M
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!