Pencinta Horor, Kenapa Sih Harus Baca Di Ambang Kematian?

Di Ambang Kematian terbilang menjadi salah satu novel horor fenomenal tahun 2022 ini. Berangkat dari thread Twitter @JeroPoint, kisah Nadia yang berusaha keluar dari jeratan maut sanggup membius para pencinta horor. Apalagi tema cerita dalam kisah tersebut sangat dekat dengan kebiasaan kuno orang Indonesia, yakni pesugihan. Sangat wajar jika kemudian novel karya Jero ini langsung ludes saat pre order, bahkan dalam jangka waktu singkat: 7 jam saja!

 

Cerita horor memang masih menjadi jenis hiburan favorit orang Indonesia. Entah itu cerita dalam bentuk siaran podcast, video, bahkan thread Twitter. Mungkin beberapa Sobat Bentang belum sempat mengikuti thread-nya dan bertanya-tanya sebagus apa sih ceritanya? Nah, Bentang Pustaka kasih deh beberapa alasan kenapa kamu mesti baca novel Di Ambang Kematian ini. Siap-siap serba merinding ya!

Di Ambang Kematian Diangkat dari Kisah Horor Viral di Twitter

Di Ambang Kematian bermula dari kisah nyata (Pexels)

 

Seperti sudah kamu baca sebelumnya, Di Ambang Kematian merupakan buku yang berasal dari thread kisah horor dalam akun Twitter @JeroPoint. Cuitan cerita tersebut mendapat antusias yang luar biasa dari para netizen. Menurut Jero, kisah yang ia tuliskan sebenarnya merupakan kisah nyata dari seseorang. Jero hanya menulis ulang dan menatanya agar lebih nyaman untuk orang baca.

 

Thread horor viral tersebut bermula dari kisah sosok bernama Nadia yang bercerita bahwa ayahnya melakukan pesugihan demi kelancaran bisnis. Tak tanggung-tanggung, anggota keluarganya selalu menjadi tumbal setiap 10 tahun sekali. Tumbal pertama adalah sang ibu dan tumbal kedua adalah kakak Nadia yang bernama Yoga. Nadia seharusnya menjadi tumbal terakhir, tetapi akankah Nadia bisa lolos dari jurang maut tersebut? 

Bercerita Lewat Buku Harian Karakter Utama

Sekalipun Sobat Bentang pernah menikmati thread-nya, ada sensasi berbeda saat membaca versi novelnya loh. Dengan menggunakan sudut pandang orang pertama, Jero mengajak pembaca masuk dan menyelami kehidupan Nadia lewat buku hariannya. Segala perasaan Nadia seakan ingin dibagikan ke orang lain. Alhasil, kamu dapat ikut merasakan kesedihan, kegelisahan, dan ketakutan yang Nadia alami.

 

Singkatnya, Sobat Bentang menjadi lebih mudah berempati pada Nadia. Pengalaman horor Nadia bukan cuma memunculkan ketakutan, tetapi juga duka cita yang cukup panjang. Selain itu, gaya bahasa yang Jero gunakan dalam buku ini juga sangat sederhana. Beberapa bagian ia tuliskan dengan indah sekaligus memunculkan fantasi yang bikin pembaca merinding.

Baca Juga: Mengintip 4 Fakta Anak Indigo 

Cerita Horor yang Amat Dekat dengan Indonesia

Bicara mengenai cerita horor Indonesia, bentuknya pasti sangat beragam. Lihat saja, berbagai nama hantu Indonesia saja sudah cukup mengerikan. Misalnya, kuntilanak, genderuwo, pocong, dan lain-lain. Dari hantu-hantu tersebut, sudah sangat banyak kisah horor dapat diangkat. Nah, Di Ambang Kematian juga mengambil tema yang dekat dengan keseharian orang Indonesia.

 

Sobat Bentang pasti sudah tidak asing dengan praktik pesugihan bukan? Ya, sebagian orang Indonesia masih melakukan praktik ini, terutama jika ingin kelancaran dalam usaha. Namun, pesugihan ini juga mengerikan karena biasanya membutuhkan tumbal. Pada kisah karya Jero ini, tumbal dalam pesugihan adalah anggota keluarga sendiri. Kebayang ya cerita ini perpaduan antara menakutkan sekaligus menyesakkan.

Ilustrasi dan Musik sebagai Teman Baca yang Asyik

Banyak orang mengira membaca cerita horor tidaklah seseram menonton film horor. Pendapat ini mungkin ada benarnya karena film horor lebih jago menampilkan visual dan efek yang bikin bulu kuduk merinding. Misalnya, gambar, suara, musik, dan lain-lain. Itu sebabnya tidak banyak orang bisa menikmati sensasi ngeri dalam membaca buku bertema horor.

 

Namun, Di Ambang Kematian menawarkan sensasi yang berbeda loh. Untaian kata dalam buku ini seakan makin hidup melalui ilustrasi pada setiap ceritanya. Apa yang kamu bayangkan di kepala seperti menjadi nyata! Tak cuma itu, Jero juga menyertakan soundtrack atau lagu yang bakal jadi teman membacamu. Pokoknya membaca Di Ambang Kematian seperti layaknya mengikuti film horor beneran deh!

 

Nah, makin jelas ya kenapa Di Ambang Kematian sangat cocok buat jadi asupan bacaan bagi pencinta horor. Bukan cuma sekadar viral, novel ini mengangkat sisi lain kisah horor yang mungkin selama ini Sobat Bentang belum pernah temui. Jadi, sudahkah kamu siap mengikuti perjalanan Nadia menuju maut? Yuk, ikuti cerita dan petualangan Nadia sekarang juga!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta