Menulis Tentang Banda Neira Sampai Merinding!
Tidak terpikirkan sebelumnya oleh Murni dan Vira Indohoy bahwa keduanya akan menulis cerita horror dari hobi traveling. Keduanya sama-sama tak percaya dengan hal-hal yang berbau ‘dunia lain’, pun perihal gaib. Namun, mendapat tawaran dari Trinity dan Bentang Pustaka untuk bergabung menulis cerita horror dari pengalaman traveling, membuat keduanya merasa tertantang. Akhirnya, Murni dan Vira berhasil menjawab tantangan dengan turut menuliskan cerita mereka di The Naked Traveler: Anthology Horror
“Horror kan definisinya macem-macem ya. Menurut gue, makan bola mata sapi itu juga horror. Makanya gue dan Vira sempet ngajuin beberapa ide cerita sebelum ditulis,” kata Murni.
Dari sekian banyak pengalaman traveling, dipilih cerita Murni dan Vira saat bertualang di Banda Neira. Di tanah asli buah pala ini, Murni dan Vira sempat mengalami hal-hal ganjil yang tak terduga.
“Masa ya, pas di Banda Neira kamera gue jadi tiba-tiba nggak mau fokus. Itu kejadiannya waktu di sana aja,” celetuk Murni.
Sebagai buku pertama mereka, Murni dan Vira mengaku sempat kesulitan menulis. Apalagi, dengan tema horror, keduanya harus menulis sambil mengingat kejadian yang tak ingin mereka ingat. Keduanya juga harus membangun suasana horror yang bagi mereka itu bukan hal mudah.
“Tapi seru sih, gue dan Vira nulis sambil agak merinding gitu. Kami juga harus menyamarkan beberapa nama ‘sensitif’,” kekeh Murni. “Kalo gue sih, pas nulis dan merasakan suasana horror, langsung tutup laptop dan tidur,” kelakarnya.
Tidak terpikirkan sebelumnya oleh Murni dan Vira Indohoy bahwa keduanya akan menulis cerita horror dari hobi traveling. Keduanya sama-sama tak percaya dengan hal-hal yang berbau ‘dunia lain’, pun perihal gaib. Namun, mendapat tawaran dari Trinity dan Bentang Pustaka untuk bergabung menulis cerita horror dari pengalaman traveling, membuat keduanya merasa tertantang. Akhirnya, Murni dan Vira berhasil menjawab tantangan dengan turut menuliskan cerita mereka di The Naked Traveler: Anthology Horror
“Horror kan definisinya macem-macem ya. Menurut gue, makan bola mata sapi itu juga horror. Makanya gue dan Vira sempet ngajuin beberapa ide cerita sebelum ditulis,” kata Murni.
Dari sekian banyak pengalaman traveling, dipilih cerita Murni dan Vira saat bertualang di Banda Neira. Di tanah asli buah pala ini, Murni dan Vira sempat mengalami hal-hal ganjil yang tak terduga.
“Masa ya, pas di Banda Neira kamera gue jadi tiba-tiba nggak mau fokus. Itu kejadiannya waktu di sana aja,” celetuk Murni.
Sebagai buku pertama mereka, Murni dan Vira mengaku sempat kesulitan menulis. Apalagi, dengan tema horror, keduanya harus menulis sambil mengingat kejadian yang tak ingin mereka ingat. Keduanya juga harus membangun suasana horror yang bagi mereka itu bukan hal mudah.
“Tapi seru sih, gue dan Vira nulis sambil agak merinding gitu. Kami juga harus menyamarkan beberapa nama ‘sensitif’,” kekeh Murni. “Kalo gue sih, pas nulis dan merasakan suasana horror, langsung tutup laptop dan tidur,” kelakarnya.
@fitriafarisabentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!