Menaklukkan Si Picky Eaters

Setelah berjuang mengandung selama 9 bulan, melahirkan, memberikan ASI eksklusif hingga membuat makanan pendamping ASI` bagi si kecil, ternyata perjuangan seorang ibu tidak akan berhenti begitu saja. Memang benar apa yang dikatakan oleh salah seorang pepatah bahwa menjadi ibu adalah sebuah perjalanan seumur hidup. Anak yang tidak mau makan atau sangat pemilih ketika berhadapan dengan makan menjadi momok tersendiri bagi para orang tua, khususnya ibu yang baru memiliki anak pertama untuk melanjutkan fase perjuangannya. Bagaimana tidak, ketika kita sudah membayangkan bahwa anak akan lahap makan dengan yang kita masak dan hidangkan, ternyata ekspektasi tersebut musnah begitu saja ketika anak berkata bahwa ia tidak mau makan masakan yang ada di depannya. Alasannya bermacam-macam, mulai dari tidak suka sayurnya, bosan makan lauknya, atau bahkan mampu berkelit dengan berkata ia belum lapar. <p style="text-align: justify;">Setelah berjuang mengandung selama 9 bulan, melahirkan, memberikan ASI eksklusif hingga membuat makanan pendamping ASI` bagi si kecil, ternyata perjuangan seorang ibu tidak akan berhenti begitu saja. Memang benar apa yang dikatakan oleh salah seorang pepatah bahwa menjadi ibu adalah sebuah perjalanan seumur hidup. Anak yang tidak mau makan atau sangat pemilih ketika berhadapan dengan makan menjadi momok tersendiri bagi para orang tua, khususnya ibu yang baru memiliki anak pertama untuk melanjutkan fase perjuangannya. Bagaimana tidak, ketika kita sudah membayangkan bahwa anak akan lahap makan dengan yang kita masak dan hidangkan, ternyata ekspektasi tersebut musnah begitu saja ketika anak berkata bahwa ia tidak mau makan masakan yang ada di depannya. Alasannya bermacam-macam, mulai dari tidak suka sayurnya, bosan makan lauknya, atau bahkan mampu berkelit dengan berkata ia belum lapar.</p>

<p style="text-align: justify;">Duh, jika sudah seperti ini bisa-bisa ketika akan makan menjadi ajang perang antara kita sebagai orang tua dan si kecil. Masak, sih, makan tiga kali sehari perangnya juga harus tiga kali sehari? Pasti kita tidak mau, kan, <em>Great Parents?</em> Nah, untuk membantu <em>Moms & Dads</em> yang ada di rumah mengatasi masalah ini, <a href="https://www.instagram.com/bentangkids/"><span style="color:#0000CD;">Bentang Kids</span></a> memiliki solusinya. Yuk kita simak, siapa tahu solusi-solusi berikut bisa ampuh membuat si kecil mau makan tanpa harus disertai ancaman ataupun perang dengan kita sebagai orang tuanya.</p>

<p style="text-align: justify;"><strong>Pertama, </strong>rencanakan menu lengkap 4 sehat 5 sempurna yang di <em>mix and match</em> setiap hari. Hindari menu yang berulang, karena menu yang berulang riskan membuat si kecil bosan dan mencari-cari alasan untuk tidak makan. Variasikan juga macam buah dan susunya, seperti rasa susu yang berganti-ganti tiap harinya, atau bermacam-macam buah yang dipotong dengan bentuk lucu pastinya akan menarik perhatian si kecil. Dan, jika terpaksa si kecil tetap tidak mau makan makanan yang sudah kita siapkan, minimal ia mau minum susu dan makan buahnya.</p>

<p style="text-align: justify;"><strong>Kedua, </strong>manfaatkan <em>siblings bonding</em> atau waktu bersama antara kakak atau adiknya untuk membuat si kecil makan. Kita bisa memotivasinya dengan cara “Nah, tuh, Kakak/Adik saja makan. Kamu juga harus makan, ya, bersama-sama dengan Adik/Kakak dan Mama.” Ajak juga sang kakak untuk menjadi tim yang solid dengan ikut membuat adiknya makan bersama. Biasanya, jika si kecil dekat dengan kakaknya dan ia mudah percaya dengan kakaknya, ia akan menurut.</p>

<p style="text-align: justify;"><strong>Ketiga, </strong>makan tidak selalu di meja makan. <em>Moms & Dads</em> bisa mengajak si kecil untuk makan di mana saja, misalnya saja membuat aktivitas kamping di halaman belakang rumah dan makan di sana bersama. Jika aktivitas ini susah dilakukan karena terhalang oleh keterbatasan waktu , <em>Moms & Dads</em> bisa melakukannya pada akhir pekan. Suasana yang tidak biasa dan kehadiran orang tua yang lengkap akan membuat si kecil lebih mudah makan.</p>

<p style="text-align: justify;"><strong>Keempat, </strong>beri ia contoh. Anak adalah <em>imitator </em>yang hebat, ia meniru siapa saja yang ia lihat dan mengkritisi siapa saja yang menyuruhnya tetapi tidak melakukan. Hal-hal kecil, misalnya kita minum soda di depannya saja bisa ia ingat, bahkan akan ia contoh jika ada kesempatan. Dan ketika kita melarangnya, ia akan berkata, “Kan, Papa sama Mama juga minum soda, <em>masak</em> Adek enggak boleh?” atau “Papa sama Mama juga enggak makan wortel, kok, kenapa aku harus makan?” Nah, untuk menghindari hal-hal seperti itu, yuk kita beri contoh si kecil untuk makan makanan sehat dan jangan lupa sebelum menyuruh sesuatu, alangkah baiknya kita juga melakukannya terlebih dahulu.</p>

<p style="text-align: justify;"><strong>Kelima, </strong>sesekali biarkan ia sendiri yang meminta untuk makan. Terkadang, ia tidak mau makan dengan tujuan agar kita memperhatikannya lebih. Sesekali kita bisa mencoba agar ia sendiri yang meminta makan kepada kita. Walaupun awalnya tidak mau makan, ia pasti akan lapar dan makan, karena lapar adalah salah satu bentuk respons fisiologis mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh.</p>

<p style="text-align: justify;"><strong>Keenam, </strong>berikan ia pemahaman kenapa makan itu penting dan apa akibatnya jika kita tidak makan. Untuk lebih mudah memberikannya pemahaman, <em>Moms & Dads</em> dapat membeli buku dari<span style="color:#0000CD;"> </span><a href="https://www.instagram.com/bentangkids/"><span style="color:#0000CD;">Bentang Kids</span></a><span style="color:#0000CD;"> </span>yang berjudul <a href="https://mizanstore.com/mengapa_kita_harus_makan-hc_63231"><span style="color:#0000CD;"><em>Mengapa Kita Harus Makan</em><em>?</em></span></a> yang sudah terbit di seluruh toko Indonesia.</p>

<p style="text-align: justify;">Selamat mencobanya, <em>Moms</em>! Menjadi ibu memang penuh dengan perjuangan, tetapi itu akan terbayar ketika melihat perkembangan si kecil yang terus tumbuh menjadi anak yang membanggakan.</p>

<p style="text-align: justify;"> </p>

<p style="text-align: justify;">Diolah dari berbagai sumber.</p>

<p style="text-align: justify;">Sumber gambar : www.unsplash.com</p>Larasati M

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta