Ketika Pemain Bola Menghapus Islamofobia

Mohamed Salah telah menjadi salah satu pemain bola yang menarik perhatian belakangan ini. Pesepak bola dari Mesir yang kini membela klub Liverpool ini terus menunjukkan performa luar biasa. <p>Mohamed Salah telah menjadi salah satu pemain bola yang menarik perhatian belakangan ini. Pesepak bola dari Mesir yang kini membela klub Liverpool ini terus menunjukkan performa luar biasa. Sejauh ini, Salah telah meraih banyak penghargaan, mulai dari Pemain Terbaik AS Roma pada 2015-2016, Pemain Terbaik Liverpool, bahkan Liga Primer Inggris musim 2017-2018 sekaligus top skor di Liga Primer Inggris. Salah juga berperan besar membawa timnas Mesir lolos ke Piala Dunia Rusia 2018 kemarin.

Namun, perbincangan tentang Mo Salah, begitu ia biasa dipanggil, tak sekadar tentang prestasi atau penampilannya yang impresif di lapangan. Mo Salah adalah fenomena tentang bagaimana prestasi seorang pemain bisa membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat luas. Di buku karya Iqbal Dawami ini kita disuguhi banyak hal tentang Mo Salah, baik tentang perjuangan, perjalanan karir, hingga kepribadian seorang Mohamed Salah sebagai seorang pemain sepak bola Muslim.

Meskipun telah menjadi salah satu pemain paling bersinar saat ini, Mo Salah tetap menjadi pemain yang rendah hati dan membumi. Popularitas tak membuatnya lupa dengan kampung halamannya di Nagrig, Mesir. Dengan pendapatannya sebagai pemain bola di klub besar Eropa, Salah telah banyak memberi bantuan sosial. Seperti membeli perlengkapan medis untuk kota kelahirannya, membangun sekolah perempuan, membuat kedai-kedai makanan yang dikelola pemerintahan kota, hingga menyumbangkan tanah dan mendirikan pabrik pengolahan limbah untuk memasok air minum bersih ke penduduk desanya.

Ketika mendapat hadiah berupa vila mewah dari Mamdouh Abbas karena gol penaltinya yang mengantarkan Mesir lolos Piala Dunia 20018, Salah menolaknya. Salah meminta Mamdouh menyumbangkan vila tersebut untuk kampung halamannya. Semua itu memberi gambaran kedermawanan Mo Salah. Pemain yang mengawali hobinya dari sepak bola jalanan ini juga dikenal sebagai pesepak bola yang rendah hati. Di buku ini, digambarkan kerendahan hatinya. Seperti selebrasi ketika mencetak gol dengan bersujud dan bersyukur, hingga bagaimana ia lebih mementingkan tim ketimbang pencapaian pribadi.

Mohamed Salah sebagai penganut Islam yang taat, sekaligus kehebatannya di lapangan ini telah membuatnya menjadi idola, bahkan teladan yang baik sebagai penganut Islam. Bahkan, Aidh Al Qarni, penulis asal Arab Saudi, seperti dikutip penulis, pernah memberi komentar berani tentang Salah, “Salah telah mencerminkan akidah yang murni dan representasi Islam yang sebenarnya, lebih efektif dari seratus atau seribu khotbah.” Salah memang tak berdakwah langsung. Namun, melalui prestasi dan kepribadiannya ia seolah telah menunjukkan teladan. Bukanlah dakwah yang baik adalah lewat keteladanan?

Menghapus Islamofobia

Kontribusi positif Mo Salah untuk tim telah membuatnya begitu dicintai superter Liverpool. Bahkan, saking cintanya, para fans Liverpool sampai membuat yel khusus untuk Salah. Pendukung Liverpool pun semakin bertambah di pelbagai negara, terutama negara-negara Arab, Afrika, dan para penganut agama Islam, tanpa terkecuali masyarakat Indonesia. Kecemerlangan Salah tak sekadar membuatnya menjadi idola baru. Lebih jauh, Salah bahkan turut memengaruhi citra umat Muslim di Inggris.

Kita tahu di masyarakat Barat muncul fenomena Islamofobia karena ulah kelompok teroris. Bahkan, Islamopobia juga merasuk ke sepak bola melalui ulah para pemain hingga suporter yang kadang melakukan tindakan rasisme. Lambat laun, sejak adanya para pemain Muslim di klub-klub Eropa, Islamopobia terkikis. Mo Salah menjadi salah satu aktor kuncinya. Di Liverpool, Salah menjadi pemain penting yang diandalkan tim dan dicintai suporternya. Gol dan asisnya bahkan kerap menjadi kunci kemenangan tim. Atas hal tersebut, suporter semakin menaruh hati pada Salah. Terlebih, ia adalah pribadi dermawan, rendah hati, dan santun.

Secara tak langsung, Salah telah menjadi Islam di tengah masyarakat sepak bola Barat, khususnya Inggris. Pandangan masyarakat Barat terhadap umat Muslim yang sempat negatif mulai berubah. Bagi umat Muslim di Inggris, kehadiran Salah membawa berkah. Mereka sudah tak khawatir lagi dengan diskriminasi, bahkan kekerasan fisik dan bullying Salah telah berhasil merepresentasikan seorang penganut Islam yang positif, yakni berprestasi dan berkepribadian baik, tulis Iqbal.

Fenomena Mo Salah memang tak berhenti pada soal penampilan luar biasa di lapangan yang membuat para pendukung timnya merasa senang dan puas dengan penampilannya. Sebagai Muslim yang taat, yang tak pernah menutupi identitasnya sebagai seorang Muslim, di saat bersamaan pemain yang dijuluki Messi dari Mesir ini juga turut mengembalikan citra positif umat Muslim di mata masyarakat Barat.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta