“Jas Merah”, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah
Orang boleh saja berkata, “Yang lalu biarlah berlalu,” atau “Untuk apa mengingat yang sudah berlalu”. Namun faktanya kita tidak bisa melupakannya begitu saja. Masa lalu adalah guru terbaik dalam kehidupan. Tanpanya kita tidak akan menjadi diri kita yang sekarang. Kita toh tidak ingin terjun dilubang yang sama bukan? Untuk itu masa lalu sangat penting untuk kita tengok bak kaca spion di kendaraan.
Sama halnya dengan mempelajari sejarah negara. Bung Karno, dalam pidatonya pada 17 Agustus 1966 pernah berkata, “Jasmerah!” yang berarti “Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah”. Ya begitu pentingnya sebuah sejarah untuk dipahami agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sayangnya tidak semua orang suka belajar sejarah. Selalu ada beribu-ribu dalih, entah membosankan, terlalu banyak peristiwa waktu, sulit dihafal, dan lain-lainnya. Selain itu citra sejarah di sekolah juga kian jelek.
Untuk itu @SejarahRI melalui Indonesia Poenja Tjerita dan Soekarno Poenja Tjerita berusaha mengembalikan citra sejarah menjadi hal yang menyenangkan untuk ditengok. Melalui kedua buku tersebut @SejarahRI ingin merubah mindset tentang sejarah pelajaran sekolah, yang berat dan membosankan, melainkan sebuah cerita ringan nan memikat. Orang hanya perlu membacanya, lalu memperoleh informasinya.
Orang boleh saja berkata, “Yang lalu biarlah berlalu,” atau “Untuk apa mengingat yang sudah berlalu”. Namun faktanya kita tidak bisa melupakannya begitu saja. Masa lalu adalah guru terbaik dalam kehidupan. Tanpanya kita tidak akan menjadi diri kita yang sekarang. Kita toh tidak ingin terjun dilubang yang sama bukan? Untuk itu masa lalu sangat penting untuk kita tengok bak kaca spion di kendaraan.
Sama halnya dengan mempelajari sejarah negara. Bung Karno, dalam pidatonya pada 17 Agustus 1966 pernah berkata, “Jasmerah!” yang berarti “Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah”. Ya begitu pentingnya sebuah sejarah untuk dipahami agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sayangnya tidak semua orang suka belajar sejarah. Selalu ada beribu-ribu dalih, entah membosankan, terlalu banyak peristiwa waktu, sulit dihafal, dan lain-lainnya. Selain itu citra sejarah di sekolah juga kian jelek.
Untuk itu @SejarahRI melalui Indonesia Poenja Tjerita dan Soekarno Poenja Tjerita berusaha mengembalikan citra sejarah menjadi hal yang menyenangkan untuk ditengok. Melalui kedua buku tersebut @SejarahRI ingin merubah mindset tentang sejarah pelajaran sekolah, yang berat dan membosankan, melainkan sebuah cerita ringan nan memikat. Orang hanya perlu membacanya, lalu memperoleh informasinya.
Vivekananda Gitanjali
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!