Cerdas dan Cerdik Berburu Beasiswa LPDP

Dhalang ora kurang lakon. Peribahasa Jawa itu sepertinya bisa dijadikan pegangan bagi para pemburu beasiswa LPDP. Dalam bahasa Indonesia, peribahasa tersebut berarti ‘dalang tidak pernah kekurangan lakon’. Kita, para pemburu beasiswa program magister dan doktoral yang berposisi sebagai dalang, pantang patah arang mencari jalan untuk meraih beasiswa LPDP. <p style="text-align: justify;"><em>Dhalang ora kurang lakon</em>. Peribahasa Jawa itu sepertinya bisa dijadikan pegangan bagi para <a href="https://mizanstore.com/indonesia_2045_61683"><span style="color:#0000CD;">pemburu beasiswa LPDP</span></a>. Dalam bahasa Indonesia, peribahasa tersebut berarti ‘dalang tidak pernah kekurangan lakon’. Kita, para pemburu beasiswa program magister dan doktoral yang berposisi sebagai dalang, pantang patah arang mencari jalan untuk meraih <a href="https://mizanstore.com/indonesia_2045_61683"><span style="color:#0000CD;">beasiswa LPDP.</span></a></p>

<p style="text-align: justify;">Adakah persaingan sengit? Sudah pasti ada, karena pada 2018 LPDP hanya menyediakan kuota beasiswa sebanyak 4.000 penerima, sementara pada 2017 sejumlah 5.000. Apalagi, para pemohon beasiswa tersebut berasal dari seluruh penjuru Nusantara. Melihat peta persaingan yang sedemikian ketat itu, mau tidak mau kita harus bekerja keras. Oleh karena itu, modal dasar yang mutlak kita punyai agar kita percaya diri “bertarung” melawan <a href="https://mizanstore.com/indonesia_2045_61683"><span style="color:#0000CD;">pejuang beasiswa LPDP</span></a> lainnya adalah prestasi akademis, keunggulan berbahasa Inggris, dan berkomunikasi. Alasannya, dalam syarat pengajuan beasiswa LPDP kita harus mengantongi nilai IPK minimal 3,0 dalam skala 4 serta wajib menyertakan sertifikat TOEFL ITP/iBT/IELTS/TOEIC dengan skor yang sudah ditentukan. Semua syarat tersebut bisa dilihat di situs <em>www.lpdp.kemenkeu.go.id</em>.</p>

<p style="text-align: justify;">Dalam situs tersebut, tercantum syarat-syarat yang mutlak dikumpulkan. Oleh sebab itu, kita sebaiknya mencari informasi sebanyak mungkin dari situs tersebut. Baca dan pahami sebaik mungkin aturan mainnya. Jangan terburu-buru. Sepintas, kita akan mengernyitkan dahi saat mencerna ketentuan-ketentuannya dan pikiran pun mengawang-awang membayangkan repotnya alur birokrasi yang dihadapi. Sebaiknya tidak perlu khawatir karena saat ini banyak jalan untuk menggali data.</p>

<p style="text-align: justify;">Selain lewat situs tersebut, kita bisa juga berburu data-data seputar <a href="https://mizanstore.com/indonesia_2045_61683"><span style="color:#0000FF;">beasiswa LPDP</span></a> di akun media sosial yang memang resmi dibuat guna memfasilitasi para pencari beasiswa, seperti di Instagram, Twitter, dan Facebook. Di Facebook, kita bisa bergabung ke <em>fans page</em> LPDP Kementerian Keuangan RI dan Beasiswa LPDP; di Twitter kita bisa <em>follow</em> @matagaruda_LPDP, akun resmi keluarga besar alumni LPDP, dan @LPDP_RI; di Instagram ada @lpdp_ri; @beasiswalpdp.id; dan @komunitaslpdp. Prinsipnya, kita harus proaktif dalam mencari tahu dan jangan pernah menyerah.</p>

<p style="text-align: justify;">Sebagai calon <a href="https://mizanstore.com/indonesia_2045_61683"><span style="color:#0000FF;">penerima beasiswa LPDP</span></a>, kita mesti tahu bahwa pembiayaan beasiswa LPDP tersebut berasal dari APBN yang berarti dana tersebut berasal dari rakyat. Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan kepada Wakil Presiden RI pada 5 April 2010, LPDP bertugas mengelola dana pendidikan yang diistilahkan sebagai Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) tersebut dengan menyelenggarakan program Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI); riset pembangunan Indonesia; dan rehabilitasi fasilitas pendidikan. Sasaran penerima beasiswa adalah warga negara Indonesia yang memenuhi kualifikasi. Dari uraian singkat tersebut, kita disadarkan bahwa kita harus mempersiapkan diri seoptimal mungkin sebab hanya putra-putri unggulan yang akan diterima. Dan, tak dimungkiri, kompetensi akademis, bahasa, dan komunikasi memang memegang peranan vital. Jika dilihat dari kacamata kognitif, aspek kebahasaan menjadi pilar utama sebab intelektualitas cenderung memiliki keterkaitan dengan kemampuan berbahasa. Maka dari itu, kita harus benar-benar mengasah keahlian berbahasa. Salah satu penilaiannya dibuktikan dengan sertifikat TOEFL ITP/iBT/IELTS/TOEIC.</p>

<p style="text-align: justify;">Kecerdasan berbahasa itu tak melulu pintar berbahasa asing atau berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Jauh lebih luas daripada itu. Ibarat padi yang semakin merunduk, orang yang mempunyai tingkat keilmuan yang mengakar kuat biasanya memiliki kesantunan berbahasa, bertutur secara diplomatis, dan mempertanggungjawabkan argumennya secara logis lewat tulisan. Mungkin karena pertimbangan itu pula, LPDP menuntut kita supaya bisa berdiskusi dan menulis esai.</p>

<p style="text-align: justify;">Pada salah satu tahapan seleksi nanti, kita akan dihadapkan pada kedua jenis ujian tersebut. Berbahasa sejatinya menuntut relasi harmonis antara kecerdasan intelektual dan emosional. Kemampuan berbahasa Inggris yang dilegalisasi lewat sertifikat TOEFL ITP/iBT/IELTS/TOEIC adalah salah satu pembuktian bahwa kita dianggap mampu berdialog secara global. Untuk latihan, kita bisa membeli buku tes, mengunduh aplikasi lewat Playstore, mengikuti kursus, atau memanfaatkan situs tes <em>online</em> yang menyajikan contoh tes gratis, semisal: www.etsglobal.org dan <a href="http://www.takeielts.britishcouncil.org/">www.takeielts.britishcouncil.org</a>.</p>

<p style="text-align: justify;">Tak berhenti sampai di situ, kita juga rajin-rajin menonton film Barat tanpa terjemahan Indonesia serta membentuk forum diskusi dengan menggunakan bahasa Inggris. Setelah dirasa siap, selanjutnya kita mencari lembaga tes TOEFL ITP/iBT/IELTS/TOEIC yang berlisensi. Tentu tidaklah sulit dalam menelisiknya, cukup rajin-rajin menelusurinya lewat internet. Meski demikian, kemampuan menulis kita belum dilirik apabila kita belum terbukti bisa menghasilkan esai. Jalan satu-satunya, mau tidak mau kita menempa kemampuan dalam menulis esai, baik dalam bahasa Inggris maupun Indonesia. Coba konsultasikan esai kita itu pada dosen yang kita anggap dekat, kakak angkatan, atau teman yang mahir menulis. Akan terasa mudah apabila kita jalani semua proses tersebut dengan tekad kuat serta fokus pada gol kita, yakni lulus seleksi <a href="https://mizanstore.com/indonesia_2045_61683"><span style="color:#0000FF;">beasiswa LPDP.</span></a></p>

<p style="text-align: justify;">Tips mendapat beasiswa LPDP dari para ahlinya ini terangkum dalam buku <em>Indonesia 2045. </em>Buku ini berisi esai-esai peraih beasiswa LPDP untuk Indonesia Emas 2045. Kamu bisa mendapatkannya<font color="#0000ff"> <a href="https://mizanstore.com/indonesia_2045_61683">di sini.</a></font></p>Sigit Suryanto

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta