Description
| Penulis: Wahyu Aditya & Tria Ayu K. | Target terbit: Mei 2021 |
| Judul buku: Cican & Cini Bisa Cuci Tangan Sendiri | Kover: Boardbook |
| Penerbit: Bentang Kids | Format: 17,5 x 17,5 cm |
| ISBN: 978-602-430-698-4 | Jumlah halaman: 20 halaman |
| Penyunting: Noni Rosliyani | Jenis Kertas Isi: Duplex 400 gr |
| Harga: Rp64.000 | Jenis Kertas Sampul:Art paper 150 gr
Greyboard 2,5 mm |
| Tebal Punggung: 1.7 cm | Kategori versi Penerbit: Buku Anak |
| Lini: Bentang Kids | Kode: BX-607 |
| Buku Referensi: Boardbook Fun Cican | |
|
TARGET PEMBACA: Anak-anak |
|
KEUNGGULAN
TENTANG PENULISWahyu Aditya, seorang seniman digital, mendefinisikan dirinya sebagai “aktivis di animasi dan desain”. Dia adalah pendiri HelloMotion Academy yang sejak 2004 meluluskan lebih dari 2.000 siswa. Dia menciptakan HelloFest, salah satu Festival Pop Culture terbesar di Indonesia yang setiap tahunnya menarik lebih dari 20.000 penonton muda dan profesional dalam satu malam! Di waktu luangnya, dia mengembangkan sebuah toko pakaian online bernama KDRI, menjual T-shirt nasionalis yang dikombinasikan desain modern dengan sentuhan Indonesia. Memiliki ribuan anggota fanatik. Mereka tidak hanya membeli, tapi juga terlibat dalam pemasaran, penjualan, mempromosikan, dan membuat desain dengan konsep crowdsourcing. Kerap mendapatkan penghargaan, mulai dari Best Short Movie dari JiFfest 2004, Wirausaha Muda Mandiri 2008, hingga Juara Dunia British Council Young Creative Entrepreneur 2007. Memulai kariernya di industri televisi sebelum mendirikan perusahaannya sendiri pada usia 24. Dia secara rutin mengajar, menjadi public speaker, serta narasumber tentang industri kreatif di Indonesia dan dunia. Tria Ayu K., kelahiran Cirebon, kini menetap di Yogyakarta. Saat kecil, Tria senang mengamati bunga-bunga dan dedaunan liar, juga serangga-serangga kecil yang hinggap di alang-alang. Ia senang pergi ke sawah membawa bekal, lalu bersantap di gubuk milik petani. Bersama dua temannya, Tria mendirikan Pustaka Dewa. Mereka bertiga berjalan kaki dari kampung ke kampung, membawa sekantung besar buku cerita untuk disewakan. Meski menyukai buku cerita sejak kecil, Tria tidak bercita-cita menjadi penulis. Bahkan, ia selalu kesulitan saat guru Bahasa Indonesia memberinya tugas mengarang.
|
|
