Description
Tentang Penulis
ALDOUS HUXLEY lahir di Godalming, Surrey, Inggris pada tanggal 26 Juli 1894. Ayahnya, Leonard Huxley, adalah seorang penulis dan kepala sekolah; sedangkan ibunya, Julia Arnold adalah kemenakan dari penyair Matthew Arnold.
Huxley menempuh pendidikan di Eton College lalu memelajari Sastra Inggris di Balliol College, Oxford. Ia sempat mengajar bahasa Prancis selama setahun di Eton, tempat Eric Blair (kelak dikenal sebagai George Orwell) dan Steven Runciman merupakan murid-muridnya.
Huxley menerbitkan buku pertamanya Crome Yellow di tahun 1921. Namun, ia baru dikenal setelah menerbitkan Brave New World (terbit 1932). Selain buku-buku fiksi, Huxley juga menulis serta menyunting beberapa buku nonfiksi, antara lain Ends and Means, An Encyclopedia of Pacifism dan Pacifism and Philosophy.
Pada tahun 1937, Huxley bersama istri, anak, dan sahabatnya pindah ke Hollywood, California, Amerika Serikat. Di sana Huxley berteman dengan novelis dan penulis skenario, Anita Loos, yang kemudian mengenalkannya ke studio Metro-Goldwyn-Mayer. Selama di Hollywood, Huxley menulis beberapa skenario film, antara lain untuk film Pride and Prejudice (1940) dan Jane Eyre (1943).
Huxley meninggal dunia di usia 69 tahun, pada 22 November 1963 di Califonia, karena kanker. Pada hari yang sama, penulis C.S. Lewis pun meninggal dunia. Namun, berita kematian mereka tidak banyak diketahui masyarakat waktu itu karena kehebohan kasus penembakan presiden John. F. Kennedy.
Sepanjang hidupnya, Huxley telah meraih beberapa penghargaan seperti James Tait Black Memorial Prize, American Academy of Arts and Letters Award of Merit, dan Companion of Literature dari Royal Society of Literature. Huxley juga pernah dinominasikan untuk meraih Nobel bidang Sastra sebanyak tujuh kali. Beberapa karyanya seperti Point Counter Point, The Devils, dan Brave New World telah diangkat menjadi film dan serial televisi. Sampai sekarang pun Huxley masih dianggap sebagai penulis dan intelektual paling masyhur pada abad ke-20.
Dalam novel Brave New World, Aldous Huxley memperkenalkan sebuah dunia baru: dunia kita, beberapa abad di masa depan. Dunia di mana suatu pemerintahan telah berhasil menelusuri akar ketidakbahagiaan manusia, yang bermuara pada tiga hal: keluarga, seni, dan Tuhan.
Demi menanggulanginya, bayi kemudian diciptakan dari dalam botol; melalui proses genetika yang canggih ia dihilangkan dari penyakit, dilepaskan dari kecacatan, untuk kemudian terbebas dari derita besar bernama orang tua. Tumbuh besar, mereka hanya belajar apa yang pemerintah ingin mereka pelajari.
Maka seni pun dikebiri, menjadi tak lebih sekadar alat hiburan dan propaganda untuk masyarakat. Sementara sains dijadikan buku resep untuk hidangan industri. Konsumerisme diajarkan sebagai jalan hidup yang utama. Kitab suci diharamkan. Kebahagiaan dipusatkan pada dua sumber utama yakni seks bebas dan candu—konsumsinya dilegalkan dan dipantau ketat oleh pemerintah.
Melalui cara-cara inilah perkembangan jiwa manusia berusaha diredam, karena apapun yang merangsang jiwa sesungguhnya adalah benih kegusaran yang pada akhirnya bakal menimbulkan ketidakstabilan masyarakat. Dengan melindungi status quo, maka kebahagiaan hakiki, utopia, dapat diraih. Tidak dengan murah memang, namun sekalinya tercapai, sistem sosial tersebut mustahil diruntuhkan. Sebuah tonggak keberhasilan peradaban manusia di depan alam serta Tuhan penciptanya.