Blogtour Muhammad #2: Para Pengeja Hujan
Setelah seminggu melakukan Blogtour Muhammad bersama Nisa Rahmah, berikut resensi Muhammad #2: Para Pengeja Hujan yang ada dalam blog Nisa Rahmah.
Begitu ada tawaran blog review tentang buku Muhammad karya Tasaro GK, tanpa pikir panjang saya langsung ikut mendaftarkan diri, dan alhamdulillah, terpilih juga menjadi salah satu yang akan memberikan ulasannya tentang buku ini. Sudah lama sekali saya ingin membaca buku ini, dari sejak zaman masih mengalay di facebook, sampai alay-nya pindah ke twitter hehehe. Bercanda. Yang jelas, buku ini sudah lama sekali saya nantikan, dan baru berjodoh kembali dengan saya sekarang.
Engkau tak menyangsikan, zakat bagi mereka yang dibujuk hatinya adalah jalan indah untuk memberantas penyakit yang menggerogoti kesungguhan itu. Kesungguhan orang-orang yang baru mengimani ajaranmu dengan melihat seperti apa akhlakmu dan bagaimana ajaranmu bermanfaat bagi mereka. — halaman 132
Pembaca akan dimanjakan oleh keindahan diksi penulisnya, yang menurut saya pas, tidak kurang dan tidak berlebihan meskipun, saya rasa, setiap yang membaca akan mengakui bahwa Tasaro GK seolah tidak pernah kehabisan kata-kata indah baik dalam bentuk diksi maupun kalimat yang dirangkainya.
Duhai Kekasih Pencipta, mengapakah begitu sering engkau berbicara mengenai dunia setelah dunia? Bukankah engkau masih begitu bugar? Usiamu baru enam puluh tahun lebih sedikit. Namun, lihatlah! Bahkan, hanya beberapa lembar uban di antara rambutmu. Pancaran matamu pun cemerlang. Engkau tampak jauh lebih muda daripada usia sebenarnya.
Duhai manusia yang kebaikanmu tiada tertandingi, benarkah ayat kemenangan terus mendengung di telingamu: apabila telah datang pertolongan Allah serta kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihah dengan memuji Tuhan-Mu, lalu mohon ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Tobat. — halaman 314
Lalu, bagaimana dengan ketebalannya yang terkadang membuat ciut hati duluan dalam melahapnya? Jangan khawatir, karena buku setebal ini tidak hanya akan membahas tentang Muhammad saw saja. Selain menyuguhkan biografi yang dibungkus oleh novel, kita akan ditemani dengan perjalanan Kashva di sini. Siapa itu Kashva? Bagi yang mengikuti serial Muhammad #1 Lelaki Penggenggam Hujan, ini merupakan kelanjutan kisah Kashva dan perjalanannya untuk mencari jawaban yang belum ditemukan jawabannya. Lalu bagaimana jika belum membaca seri pertamanya? Apakah bisa mengikuti cerita ini tanpa harus bingung? Menurut saya, tidak masalah jika kita menikmati buku ini terpisah. Di dalam perjalanan, penulis tetap memberikan secuplik informasi yang membuat pembacanya tidak akan ketinggalan jauh dengan kisah ini. Tidak hanya bercerita tentang Kashva, di sini kita akan mengenal cerita tentang Atusha dan pasukan immortal Athanatoi, yaitu pasukan khusus pengawal Raja Persia.
Penulis mengenalkan kita pada kisah fiksi sebagai teman untuk membaca biografi Muhammad saw, yang mana, kisah fiksi tersebut tidak hanya banyak mendulang makna, namun juga memiliki benang merah dengan kisah Rasulullah yang dikemukakan penulisnya.
Setelah seminggu melakukan Blogtour Muhammad bersama Nisa Rahmah, berikut resensi Muhammad #2: Para Pengeja Hujan yang ada dalam blog Nisa Rahmah.
Begitu ada tawaran blog review tentang buku Muhammad karya Tasaro GK, tanpa pikir panjang saya langsung ikut mendaftarkan diri, dan alhamdulillah, terpilih juga menjadi salah satu yang akan memberikan ulasannya tentang buku ini. Sudah lama sekali saya ingin membaca buku ini, dari sejak zaman masih mengalay di facebook, sampai alay-nya pindah ke twitter hehehe. Bercanda. Yang jelas, buku ini sudah lama sekali saya nantikan, dan baru berjodoh kembali dengan saya sekarang.
Engkau tak menyangsikan, zakat bagi mereka yang dibujuk hatinya adalah jalan indah untuk memberantas penyakit yang menggerogoti kesungguhan itu. Kesungguhan orang-orang yang baru mengimani ajaranmu dengan melihat seperti apa akhlakmu dan bagaimana ajaranmu bermanfaat bagi mereka. — halaman 132
Pembaca akan dimanjakan oleh keindahan diksi penulisnya, yang menurut saya pas, tidak kurang dan tidak berlebihan meskipun, saya rasa, setiap yang membaca akan mengakui bahwa Tasaro GK seolah tidak pernah kehabisan kata-kata indah baik dalam bentuk diksi maupun kalimat yang dirangkainya.
Duhai Kekasih Pencipta, mengapakah begitu sering engkau berbicara mengenai dunia setelah dunia? Bukankah engkau masih begitu bugar? Usiamu baru enam puluh tahun lebih sedikit. Namun, lihatlah! Bahkan, hanya beberapa lembar uban di antara rambutmu. Pancaran matamu pun cemerlang. Engkau tampak jauh lebih muda daripada usia sebenarnya.
Duhai manusia yang kebaikanmu tiada tertandingi, benarkah ayat kemenangan terus mendengung di telingamu: apabila telah datang pertolongan Allah serta kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihah dengan memuji Tuhan-Mu, lalu mohon ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Tobat. — halaman 314
Lalu, bagaimana dengan ketebalannya yang terkadang membuat ciut hati duluan dalam melahapnya? Jangan khawatir, karena buku setebal ini tidak hanya akan membahas tentang Muhammad saw saja. Selain menyuguhkan biografi yang dibungkus oleh novel, kita akan ditemani dengan perjalanan Kashva di sini. Siapa itu Kashva? Bagi yang mengikuti serial Muhammad #1 Lelaki Penggenggam Hujan, ini merupakan kelanjutan kisah Kashva dan perjalanannya untuk mencari jawaban yang belum ditemukan jawabannya. Lalu bagaimana jika belum membaca seri pertamanya? Apakah bisa mengikuti cerita ini tanpa harus bingung? Menurut saya, tidak masalah jika kita menikmati buku ini terpisah. Di dalam perjalanan, penulis tetap memberikan secuplik informasi yang membuat pembacanya tidak akan ketinggalan jauh dengan kisah ini. Tidak hanya bercerita tentang Kashva, di sini kita akan mengenal cerita tentang Atusha dan pasukan immortal Athanatoi, yaitu pasukan khusus pengawal Raja Persia.
Penulis mengenalkan kita pada kisah fiksi sebagai teman untuk membaca biografi Muhammad saw, yang mana, kisah fiksi tersebut tidak hanya banyak mendulang makna, namun juga memiliki benang merah dengan kisah Rasulullah yang dikemukakan penulisnya.
bentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!