Berdamai dengan Diri Sendiri dan Masa Lalu, Gimana Caranya?
Berdamai dengan diri sendiri berarti menerima sekaligus memaafkan apapun yang terjadi pada hidupmu, baik masa lalu maupun masa kini. Masalahnya, tidak semua orang mampu melakukan proses ini. Berdamai berarti menguak banyak hal negatif yang kerap ingin kamu lupakan. Nah, pada bagian inilah “berdamai” menjadi terasa amat menyakitkan.
Sobel, manusia butuh melalui proses berdamai dengan diri sendiri jika ingin mendapatkan kedamaian dan ketenangan. Sekalipun mesti membuka luka-luka lama, kamu harus siap menghadapinya kalau ingin batinmu sembuh. Kali ini Bentang Pustaka bakal mengajak Sobel menelusuri luka yang pernah ada dan bagaimana cara memperoleh kedamaian tersebut. Simak baik-baik, ya!
Kenapa Sulit Berdamai dengan Diri Sendiri?
Sulitnya menemukan kata “damai”
Sumber: Pexels
Ketika ingin berdamai atau sembuh dari luka lama, kamu kerap menaruh ekspektasi terlalu tinggi. Banyak orang mengira bahwa berdamai dengan masa lalu cukup dengan mengusir perasaan negatifnya. Bahkan, ada juga yang memilih melupakannya. Orang berpikir hal itu dapat memberikan kedamaian, padahal sejatinya tidak.
Proses berdamai dengan diri sendiri tidak bisa Sobel peroleh dengan instan. Butuh waktu yang cukup lama, bahkan bisa jadi tahunan. Namun, kamu bisa pelan-pelan belajar membuka hati dari hari ke hari. Lukanya tidak harus sembuh hari ini, tetapi kamu yakin setiap tindakan kecilmu hari ini dapat membawamu ke kesembuhan.
Selain itu, berdamai dengan diri sendiri terasa sulit karena ada kalanya kamu memilih menolak kejadian di masa lalu. Kamu menepis perasaan sedih dan terluka karena tidak mau berlarut-larut. Padahal, perasaan itu tidak serta sembuh, melainkan menjadi tumpukan luka yang siap meledak kapan saja. Sobel tentu tidak ingin hal tersebut terjadi padamu, ‘kan?
Cara Belajar Berdamai dengan Diri Sendiri
Masa lalu yang pahit hendaknya tidak kamu jadikan musuh atau mimpi buruk yang ingin kamu kubur selama-lamanya. Ingat, mengubur masa lalu tidak akan bisa membawamu ke dalam kedamaian. Suka tidak suka, kamu mesti menerima dan menghadapinya. Berikut beberapa langkah untuk berdamai dengan berbagai kejadian masa lalu:
Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental dari Trauma Masa Lalu
1. Menerima Semua Perasaan
Terima semua perasaan, termasuk luka-lukanya
Sumber: Pexels
Menolak hadirnya perasaan seperti sedih, marah, sakit hati, kecewa, dan lain-lain hanya akan membuat Sobel kian terluka. Beban dalam hati kian besar, sampai-sampai sanggup menyesakkan dada. Kunci paling penting untuk berdamai dengan keadaan adalah menerima semua jenis perasaan. Entah itu yang membahagiakan ataupun yang menyedihkan.
Saat Sobel sudah mau membuka hati untuk menerima luka-luka yang ada, kamu lebih mudah dalam mengelola perasaan tersebut. Kamu tidak lagi hanya berfokus pada lukanya, melainkan juga proses kesembuhannya. Kamu mungkin bakal butuh waktu untuk menerima hingga memeluk semua perasaan tersebut. Sekalipun terasa menyakitkan, nikmati semua proses tersebut, ya.
2. Sadari Ada Hal di Luar Kontrol
Meski Sobel sudah mau terbuka dan menerima perasaan yang kurang menyenangkan, ada kalanya perasaan kesal tetap membekas. Kamu merasa jengkel ketika menemukan kesalahan yang kamu buat pada masa lalu. Kamu ingin memperbaikinya, tetapi kamu juga kecewa karena tidak bisa mengubah masa lalu. Nah, perasaan seperti ini kerap muncul dalam proses berdamai dengan diri sendiri.
Untuk mengatasinya, pahami bahwa ada hal-hal yang tidak bisa sepenuhnya kamu kontrol. Masa lalu yang menyakitkan tidak harus kamu perbaiki, kok. Kamu tidak boleh juga menyalahkan akibatnya pada masa kini. Tetap fokus saja pada apa yang bisa kamu kontrol, yakni emosi dan tindakanmu pada waktu sekarang. Kamu punya dua pilihan: terjebak pada rasa frustrasi akan masa lalu atau berusaha hidup lebih baik pada masa kini.
3. Memaafkan Diri Sendiri dan Orang Lain
Yang tidak kalah penting adalah memaafkan diri sendiri. Sobel sebaiknya menghindari tindakan menyalahkan diri atas semua kejadian pada masa lalu. Kalau kamu saja terlalu keras pada diri sendiri, bagaimana bisa menerima kesembuhan? Maafkanlah dirimu, peluk semua lukamu, dan mulailah membangun hati yang lebih baru.
Selain itu, Sobel juga perlu belajar pelan-pelan memaafkan orang lain. Memendam rasa benci pada seseorang yang menjadi penyebab luka masa lalu tidaklah baik. Alih-alih memberikan kedamaian, kebencian tersebut justru bakal mematikan hatimu. Memaafkan bukan berarti kamu membenarkan tindakannya, tetapi justru agar kamu beroleh kelegaan. Berdamai dengan diri sendiri haruslah selaras dengan berdamai dengan orang lain.
Apakah Sobel sudah siap untuk menjalani proses berdamai dengan diri sendiri? Sobel dapat belajar dari karakter Anindita dalam buku Cita Cinta Caraka karya Erisca Febriani. Meski punya masa lalu pahit, Anindita sanggup tumbuh menjadi perempuan yang tangguh. Biar nggak penasaran, langsung pesan bukunya di di Bentang Pustaka, ya!
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!