Klarifikasi Hoaks Audrey
Kemarin kami mendapatkan berita tentang #Audrey Yu Jia Hui yang ramai dibicarakan di berbagai media sosial. Berita itu menyebut bahwa Audrey bekerja di NASA dan dipanggil oleh Presiden Jokowi untuk mengabdi di BPPT. Kami merasa janggal karena Audrey tidak pernah bekerja di NASA. Kami mengenal baik Audrey karena pada 2014 dan 2015, Audrey menerbitkan 2 bukunya bersama Bentang Pustaka yang berjudul Mellow Yellow Drama dan Mencari Sila Kelima.
Siang ini kami mendapatkan klarifikasi langsung dari orang tua Audrey terkait berita tersebut yang dapat dilihat di sini. Maka, sudah jelas bahwa berita yang ramai dibahas itu hoaks. Namun, meski partisipasi Audrey di NASA dan tawaran pekerjaan di BPPT itu hoaks, tetapi kejeniusannya merupakan sebuah kebenaran.
Gadis dengan Banyak Prestasi
Audrey merupakan sosok perempuan keturunan Tionghoa yang dinobatkan sebagai satu dari 72 duta prestasi Indonesia. Audrey merupakan perempuan jenius yang memperoleh penghargaan dalam gelaran Festival Prestasi Indonesia. Acara yang digelar oleh Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP- Pancasila) ini berlangsung pada 21 dan 22 Agustus 2017 di Jakarta Convention Center (JCC). Festival Prestasi Indonesia digelar dalam rangka memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-72.
Terpilihnya nama-nama 72 ikon prestasi Indonesia ini didasarkan pada raihan penghargaan nasional maupun internasional. Tim seleksi yang diwakili Nia Sjarifuddin menuturkan bahwa kriteria lainnya merujuk pada seberapa besar kontribusi dan pengaruh seorang ikon prestasi terhadap masyarakat, lingkungan maupun lingkup keprofesian di sekitarnya.
Memorabilia Audrey
Dipilihnya sosok Audrey bukanlah tanpa alasan. Audrey merupakan anak jenius yang mampu menyelesaikan jenjang SMP selama 1 tahun, SMA ditempuh 11 bulan dan menamatkan S1 di The College of Willliam and Mary, Virginia (AS) saat usianya yang masih menginjak 16 tahun. Akan tetapi, bakat yang luar biasa ini ternyata tidak cukup mampu membuat kehidupannya berjalan mulus. Label sebagai keturunan Tionghoa tetap menjadi momok yang cukup meresahkan bagi Audrey.
Keresahannya ini pun telah ia bagi melalui buku Mellow Yellow Drama (2014) yang berisi memorabilia Audrey. Ia berbagi cerita mengenai dirinya yang patah hati saat ia dinilai tidak pantas menjadi orang Indonesia seutuhnya. Darah Tionghoa yang mengalir dalam dirinya, membuat Audrey dipandang berbeda. Berbagai prestasi yang ia capai belum mampu membuat Audrey dihargai di negeri sendiri. Pada 2015, Audrey kemudian menulis buku Mencari Sila Kelima sebagai bentuk surat cinta kepada Indonesia. Di buku ini, Audrey merinci dan memaparkan secara detail tentang nilai-nilai Pancasila yang menjadi modal dasar pemersatu bangsa.
(Dhiemas Chrismansyah Supma)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!