Aksi Ngegas 9 Penulis Saat Bukunya Diedarkan Secara Ilegal

Selama masa pembatasan fisik karena pandemi, dunia buku kembali dihebohkan dengan ulah para pengedar buku bajakan di grup-grup WhatsApp. Dengan dalih menyebar kebaikan untuk mengisi waktu #dirumahaja, para pengedar ini tega menyebarkan karya penulis dalam bentuk PDF ilegal.

Lalu, gimana tanggapan para penulis akan fenomena ini? Yuk, kita simak apa kata mereka!

  1. Risma Ridha, penulis Happy Birth-die

Dengan embel-embel amanah, penyebaran e-book ilegal itu jadi pesan berantai. Padahal amanah dikhususkan untuk sesuatu yang baik aja. Catat sekali lagi, e-book yang bisa disebarluaskan itu ilegal, nggak ORI.

  1. Dwitasari, penulis Hanya Tiga Kata, Tidak Pernah Ada Kita, Setelah Kamu Pergi, Memeluk Masa Lalu

Praktik ilegal kayak gini sama aja nggak menghargai penulis. Penulis itu berjuang darah dan keringat mati-matian hingga novelnya selesai. Jadi, stop beli PDF bajakan dan novel bajakan! Sekarang harga buku original banyak yang diskon dan murah-murah. Nggak ada yang bisa dibanggain dari beli novel bajakan!

  1. Arumi E., penulis Roh, We Could be in Love, Listen to My Heartbeat

Menyebar PDF gratis sama sekali nggak ada dampak positifnya. Jadi apa yang mesti dilakukan kalau dikirimin PDF gratis? Hapus saja. Jangan diterima, jangan dibaca. Dan yang terpenting lagi, JANGAN DISEBARKAN!

  1. Aya Widjaja, penulis Starstruck Syndrome

Penyebar PDF buku ilegal itu kayak Dewa Iblis. Gelarnya aja Dewa biar kesannya baik, padahal ngajak bikin dosa. Mirisnya, ada yang tahu itu salah tapi masih dilakuin. Dalihnya kayak pahlawan kesiangan, ngisi waktu #StayAtHome, sarana literasi, berbagi sama yang nggak mampu, dll. C’mon, Guys! Niat baik nggak harus dimulai dengan kejahatan. Kalau bukuku dibajak sih, santuy, nggak apa-apa kamu nikmati gratis di dunia, nanti kutagih bayarnya di akhirat. Mayan buat beli es di sana. Mamam lo mau nyari duit di mana di sana?

  1. Innayah Putri, penulis Kita, Iris, If Only

Bukan semata-mata soal uang, tapi ini juga soal nilai intelektual itu sendiri. Sedihnya banyak orang yang sebenarnya tahu bahwa ini salah, tapi membela diri dengan “nggak apa-apa, kan niatnya hanya berbagi” atau parahnya yang sampai menghakimi penulis dan penerbit yang kesal, dengan dalih bahwa hal itu harus dilakukan untuk mencerdaskan bangsa. Tapi memang bangsa mana yang cerdas dengan cara menginjak-injak karya anak bangsanya sendiri?

  1. Siti Umrotun, penulis I’m Fine, Mantan

Saya pribadi geram dengan penyebaran PDF ilegal lewat WA. Lebih geramnya lagi saat tahu PDF ilegal disebarkan di grup penulis platform online yang seharusnya diisi dengan materi kepenulisan. Saat ditegur, jawaban sebagian dari mereka cukup mencengangkan. Mereka beralasan tidak tahu jika PDF yang mereka sebar atau terima adalah PDF ilegal. Mereka, pelaku penyebar maupun penerima PDF ilegal perlu diberi pemahaman agar sadar dan belajar menjadi penikmat yang bisa menghargai.

  1. Asri Aci, penulis Shea, Perfect Couple

Buku ilegal itu nggak hanya merugikan penulis, tetapi juga semua yang terlibat dalam produksinya. Orang-orang yang menyebarkan itu nggak punya perasaan dan hanya memikirkan diri sendiri dengan dalih berbagi. Ketika ditegur malah mencari alasan seolah korban. Kadang ada beberapa mereka sudah tau tapi pura-pura padahal dari halaman awal novel aja udah ada undang-undang tentang penyebarluasan tanpa izin itu bakalan dikenakan denda, tapi tetap saja. Jadi, setop menyebarkan buku ilegal karena itu hal yang salah dan merugikan banyak pihak.

  1. Bayu Permana, penulis Jeda

Apa pun niatnya, membaca dan membagikan buku bajakan tetaplah salah. Kalau benar-benar suka membaca dan mau memajukan literasi, nggak ada cara lain selain baca buku asli.

  1. Ega DYP, penulis Just a Friend to You, Yasa, Resist Your Charm, When Love Walked In

Aku miris banget ngeliat penyebaran PDF buku secara ilegal di WA, dan yang lebih menyedihkan, banyak pembaca yang membenarkan hal tersebut dengan alasan yang sensitif. Menurutku, lebih baik meminjam buku ke teman, perpustakaan, atau cari buku diskonan daripada harus membaca buku bajakan. Selain karena itu tindakan yang memalukan, membaca buku bajakan dan ikut menyebarkannya sama saja merugikan penulis, penerbit, dan setiap orang yang terlibat dalam proses penerbitan buku itu sendiri.

Nah, apakah kamu juga setuju dengan pendapat penulis di atas? Tulis pendapatmu di kolom komentar, ya!

Dilasari.

 

3 replies
  1. Herlena Tanujaya
    Herlena Tanujaya says:

    Yah tentu aja salah, itu mah udah jelas deh gak bisa dipungkiri lagi. Walau aku masih penulis ecek ecek tapi tetap saja itu salah, kenapa gak kalian pinjem sama temen aja? Gengsi? Kalau gengsi mah mending gak usah baca sekalian aja. Maaf kalau kata kata ku terlalu pedas, tapi ini demi kebaikan bersama. Semoga dapat diterima, terima kasih.

    Reply
  2. Anon
    Anon says:

    Menurut saya di urutan pertama itu Tere Liye. Dari awal dia udah bikin banyak peringatan di page nya. Dan nyadarin banyak orang tentang dosa dan akibat dari pembajakan.

    Reply
  3. Putri Ayu
    Putri Ayu says:

    Sangat setujuuu dengan komentar para penulis, udah ada sarana gratis yang dikasi untuk mereka yg hobi membaca yaitu wattpad, storial, novel me dll. Jadi ayo manfaatkan apa yang ada. Kalau kurang puas, ayo nabung untuk membeli novel kesayangan. Belajar menghargai itu penting 💙

    Reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta